Chapter 24

358 48 23
                                    











"Apaan si lu To? Ini kan ide lu. Aneh deh. Orang Papa lagi sakit masa mau duduk-duduk nemenin Tante Mei. Ya Tante Mei yang nemenin Papa di kamar."

Obito menghela napas, menyandarkan punggungnya pada kursi. Mencoba untuk rileks. Iya juga sih, kenapa harus mikir yang nggak-nggak?

"Yaudah, bawain gih makanannya ke kamar Papa." Ucap Shisui.

Dahi Obito mengkerut. "Napa nyuruh gua?"

"Ribet amat lo berdua." Sasuke mengambil piring dan menuangkan kotak berisi makanan ke dalam piring. "Udah, lu makan sono. Biar gua yang nganter punya Papa."

Shisui menghela napas dan mengambil piring untuk dirinya sendiri. Sementara Sasuke sudah melengos pergi menuju kamar sang ayah. Kakinya melangkah ke lantai dua dan setelah sampai didepan pintu, Sasuke membukanya tanpa harus mengetuk terlebih dahulu. Yah, memang begitu si Sasuke.

Dan jantung pria raven itu seketika berhenti berdetak tatkala melihat pemandangan didepannya. Salah satu tangannya yang sibuk memegang piring, langsung lemas. Bunyi pecahan benda pecah belah tersebut tidak mengedipkan kedua onyx Sasuke yang membulat sempurna, pria raven itu sangat terkejut.

Untungnya Sasuke tidak memiliki riwayat penyakit jantung karena ia melihat dengan mata kepalanya sendiri, sang ayah terbaring satu selimut dengan Mei.

Sasuke berusaha untuk tetap positif thinking, walaupun kenyataannya.. dimana seseorang bisa berpikir positif disaat melihat pemandangan didepannya. Dimana Mei memeluk dan mengeratkan tubuhnya pada tubuh Madara.

Dalam satu kamar.

Apalagi satu selimut.

Sasuke masih tak bergeming. Sementara Mei sudah pucat pasi kepergok Sasuke. Apalagi Madara yang sudah sakit, malah bertambah pucat berkali-kali lipat seperti mayat hidup.

"Papa ngapain Pa?" Tanya Sasuke dengan suara beratnya. Suaranya menjadi serak karena masih shock dengan apa yang ia lihat. Pikirannya jadi mengawang kemana-mana. Apakah sang papa tercinta melakukan hal yang tidak-tidak pada Mei disaat dirinya, dan yang lain sedang tidak ada diluar rumah?

"Woi, apaan si Sas..."

Obito muncul dan suaranya langsung menghilang begitu saja. Pria jabrik itu menelan ludahnya sendiri. Disebelahnya ada Shisui yang muncul dengan tatapan terkejut.

Mei segera beranjak dari kasur untuk cepat-cepat menjauh. Gaswat. Sasuke dan saudaranya salah paham. Padahal dirinya dengan Madara tidak melakukan apapun.

"Sasuke." Madara berusaha beranjak dari kasur walaupun tubuhnya letih sekali. Berusaha meluruskan keadaan saat melihat ketiga anaknya yang sudah pasti berpikir yang tidak-tidak.

"Hey kalian, Mei seharian ini menemani Papa tidur di kamar."

Hah?

Madara mengatakan tidur dalam arti yang sebenarnya. Bukan dalam artian lain. Namun Sasuke dan dua saudaranya menangkapnya dalam artian yang berbeda dan tak percaya dengan pengakuan dari Madara. Tiga pasang onyx ketiganya saling bertatap-tatapan.

"Tidur?" Tanya Sasuke heran. "Papa tidur sama Tante Mei?"

Madara mengangguk.

Anggukan Madara membuat Obito dan Sasuke terkejut. Lebih-lebih dikejutkan dengan Shisui yang mendadak hampir terjatuh. Namun cepat-cepat Obito menopang tubuh adiknya itu, mendadak Shisui kesulitan bernapas.

"Loh, loh.." Madara yang lagi sakit pun malah ikutan panik. Begitu juga dengan Mei disebelahnya. Pria itu melangkah lemas menuju Shisui untuk memastikan bahwa anaknya itu baik-baik saja.

MY DADDY { MADARA }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang