Chapter 18

402 61 24
                                    





Obito mengangkat kemejanya yang basah tadi, "Ada kantong plastik nggak?"

"Ya ampun, To.. tinggal aja disini, nanti aku yang nyuciin."

Obito menghela nafas, lalu menyerahkan kemejanya pada Rin. "Makasih ya sayang."

Tepat Rin menerima kemeja basah itu, sesuatu terjatuh. Rin segera berjongkok dan mengambil kemasan berwarna biru muda yang masih tertutup rapat.

Apaan ini?

Dengan penasaran, gadis itu membuka bungkusnya dan langsung terkejut. Rin menyadari apa yang terjadi saat ia menunjukkan kemasan itu tepat di depan wajahnya.

Keduanya membisu, mata mereka bertemu dengan tatapan yang sulit diartikan.

Obito komat-kamit dalam hati. Tamat sudah riwayatnya, ia yakin Rin akan menampar pipinya dan membuat nya babak belur malam ini. Kakashi ... Bisa-bisanya memberi kado yang tidak masuk akal.

"

Kamu... Ngapain bawa kondom To..?"

TAMAT

TAMAT SUDAH RIWAYAT SEORANG UCHIHA OBITO.

Keringat dingin benar-benar mengucur dari dahi turun ke pelipis laki-laki berambut hitam jabrik itu. Ia benar-benar terhimpit dan harga dirinya sudah hancur berkeping-keping. Bahkan ini lebih parah dari sekedar menyembunyikan celana dalam Madara saat dirinya masih SD!

Tamat sudah citra laki-laki tampan berbudi pekerti luhur yang sudah ia bangun sejak 21 tahun hidupnya... Yang besok akan menjadi 22 tahun.

"A-anu.. i-tu.." Lidah Obito kelu, "Anu-"

"To, kamu berniat buat.. ngajak aku main?"

Wanjay!

Demi apapun, Obito bersumpah melihat kilatan emosi dari gadis cantik dihadapannya tapi tak luput dengan wajah Rin yang juga merona! Lelaki jangkung itu melongo. Melongo karena ucapan Rin yang membuatnya tak berkutik, dan melongo karena Rin menyiratkan sesuatu yang membuat Obito ingin berteriak.

"Rin itu... Itu nggak seperti yang kamu pikirin." Ucap Obito pada akhirnya.

Dahi Rin mengkerut, "Terus ngapain bawa ehm, itu..? Kamu ada niatan untuk main sama aku kan?"

"Sumpah nggak." Jawab Obito bersikeras. Onyxnya memandang Rin dengan cemas. Cemas-cemas gadis itu akan larut dalam kesalahpahaman nya sendiri.

"Terus ngapain To?" Tanya Rin heran, "Ngapain..?"

"Rin-"

"Kamu kira aku nggak ngerti apa itu buat apaan."

"Sumpahh, demi apapunnn..." Obito mengatakannya dengan nada serius dan menekan, "Aku dikasih sama Kakashi."

Hah?

"Maksudnya..?"

Obito mengacak-acak rambut hitamnya, bingung harus berkata apa. "Ya, Kakashi.. tiba-tiba ngasih ginian. K-katanya kado buat ulang tahun. Tapi apaan? Gue mikir kok kecil banget kadonya."

Rin memiringkan kepalanya, meneliti cara bicara laki-laki di hadapannya yang mendadak gugup seolah-olah dirinya adalah sosok hantu perempuan yang akan menerkam laki-laki itu.

Mata coklat Rin menyipit curiga. "Kamu.. bohong kan To?" Tanyanya dengan penasaran. "Kamu beli kan? Mana ada Kakashi ngasih kamu i-itu.. kondom." Lanjutnya dengan helaan nafas gugup.

MY DADDY { MADARA }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang