Chapter 27

406 50 76
                                    





"Kamu kenapa ngebatalin dinner kita? Udah gitu, nggak ada penjelasan."

Izumi menggerutu. Menatap wajah Itachi yang terlihat lesuh. Mereka berdua menyempatkan diri untuk duduk di kantin selepas kuliah selesai. Angin sore yang sepoi-sepoi membuat semua orang tenang, tapi tetap saja tidak menenangkan Izumi yang menuntut penjelasan pada Itachi. Kenapa malam itu Itachi membatalkan dinner-nya?

"Ya gimana aku mau jelasin, kamu udah matiin telponnya duluan kok." Jawab Itachi tak terima.

Dahi Izumi mengerut, "Kan kamu bisa telpon lagi?"

"Sayang, plis. Kemarin kondisi darurat." Hela Itachi dengan nafas pasrah, "Papa aku lagi sakit."

Onyx Izumi membelalak, "Papa kamu sakit?"

Itachi mengangguk. "Maaf ya."

Izumi kehilangan kata-kata. Oh, jadi Papa-nya Itachi lagi sakit. Ia jadi merasa bersalah sudah marah-marah dengan pria itu.

Izumi menggeleng sambil tersenyum, " Nggak, Chi. Kamu ngapain minta maaf?" Tangannya terulur untuk menyentuh pipi pria itu. "Aku yang minta maaf."

Itachi menggenggam erat jemari Izumi yang berada dipipinya. Ia ikut tersenyum hangat.

"Terus, gimana kondisi Papa kamu? Masih sakit atau bagaimana?"

Itachi menggeleng, "Papa masih nggak enak badan. Tapi, udah mendingan Mi."

Izumi menganggukkan kepalanya lalu berdehem panjang. Suasana sempat hening sampai akhirnya terisi oleh suara seseorang. Membuat keduanya tersentak dan menoleh pada pelaku yang tadi sempat menepuk pundak Itachi.

Itachi yang sedang memegang pipi wanitanya, jadi buru-buru melepaskan tangannya dari pipi Izumi. Menatap wajah didepannya dengan tatapan tidak suka.

"Hayo, berduaan."

"Apasih lu To," Sahut Itachi, berdecak. Obito datang tiba-tiba membuat moodnya menurun karena mengganggu dirinya yang sedang berduaan dengan Izumi.

"Obito-senpai, juga berduaan." Sahut Izumi melirik pria itu yang disebelahnya didampingi oleh Rin. Obito garuk-garuk kepala dan tidak menanggapi perkataan Izumi.

Obito ikut duduk didepan Itachi dan Izumi, sementara lengannya melingkar di pinggang Rin agar pacarnya itu duduk juga. Rin memekik dan terkejut dengan perlakuan Obito.

"Lu kesini, mau ngapain?" Tanya Itachi. Nadanya biasa aja, cuman terkesan kesal.

"Santai aja kali Chi," Sahut Obito santai. "Iseng doang."

Hening beberapa detik sebelum akhirnya Obito bersuara kembali. "Chi. Lu nggak ada kuliah lagi kan?"

"Nggak ada." Sahut Itachi datar. "Napa To?"

"Izumi?"

Itachi tersentak kaget, "Lu ngapain tanya pacar gua? Tanyanya melirik Rin yang menatap Obito disebelahnya.

"Santai aja Chi. Maksud gua, sekali-kali ajak pacar lo ke rumah lah. Atau Papa kan lagi di rumah sakit, kenalin ke Papa dong. Masa Papa nggak tau samasekali kalo lo pacaran sama dia? Kenalin, deh. Gua jamin Papa pasti setuju."

Itachi melirik Izumi sejenak disebelahnya. Namun tak membalas perkataan Obito.

"Eum, bukannya aku ikut campur." Rin menyahut membuat Obito, Itachi dan Izumi memperhatikan wanita itu.  "Tapi, aku rasa Obito bener. Hubungan kalian makin langgeng kalau orang tua kalian udah tahu siapa pacar anaknya. Lebih-lebih kalian sering berkunjung.."

"Nah kan!" Obito memukul meja. Mencemoh ekspresi Itachi.



















My Daddy Madara

MY DADDY { MADARA }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang