Chapter 31

333 45 50
                                    






Hari-hari berlalu dengan menyenangkan. Namun bagi Itachi hari yang ia lalui cenderung meresahkan. Selain masalah orang tua pacarnya itu, Izumi tidak menemuinya selama seminggu ini. Izumi mengatakan lewat telpon pada Itachi jika ayahnya melarang dirinya untuk pergi menemui Itachi.

Madara sudah mengetahui perihal tersebut, awalnya ia menyarankan agar Itachi bicara baik-baik pada orangtua pacarnya itu. Namun orangtuanya setengah percaya nggak percaya dengan omongan pemuda ini. Alhasil, karena Madara sedikit geram, Madara menyuruh Itachi untuk melupakan masalah itu sekaligus menyarankan Itachi mencari wanita lain.

Mimpi buruk bagi Itachi. Ia tidak bisa melupakan Izumi begitu saja dan mencari wanita lain sesuai saran Madara.

Melihat tampang Itachi yang lesuh, ketiga saudaranya jadi kasihan. Ketiga pria itu menghampiri Itachi yang sedang berdiri sendiri di balkon dengan pandangan kosong. Obito menepuk pundak Itachi sehingga pria itu sadar akan kehadirannya.

Itachi menoleh, mulutnya tak berkata apapun. Lalu ia palingkan wajahnya lagi semula.

"Chi, nanti malem pestanya Om Hashirama. Lo ikut, kan?" Tanya Obito memastikan. Yah, ia tahu Itachi akan menggelengkan kepalanya. Dan benar saja, Itachi menggeleng.

"Aniki, sekarang kan masih siang." Ucap Sasuke, mendingan Aniki ke rumah tuh cewek deh. Jelasin lagi sama bokapnya sekaligus minta ijin buat nanti malem."

Perkataan Sasuke membuat Itachi menoleh dengan sinis, "Lo pikir, bokapnya dengan gampangnya beri ijin anaknya pergi sama gua?"

Sasuke menunduk kehilangan kata-kata. Namun apa yang dikatakan Sasuke ada benarnya, pikir Obito.

"Bener juga lo Sas." Sahut Obito melirik Sasuke lalu beralih pada Itachi kembali, "Gua mau nambah nih. Masa' baru sekali aja lo ngomong sama bokapnya, lo mau nyerah gitu aja? Cemen lu Chi."

Itachi merenungkan perkataan Obito yang ada benarnya. Memang setelah malam dimana Itachi mengantarkan Izumi pulang ke rumahnya dan dapat bogem dari bokap pacarnya itu, keesokan harinya, pria itu pergi untuk memberi penjelasan pada kedua orang tua Izumi. Baru sekali saja sebenarnya. Dirinya sudah hampir menyerah.

"Terus gua harus gimana?"

Melihat Itachi sedikit memunculkan antusias membuat Obito menjawab dengan semangat. "Ya lo harus ke rumahnya lagi dong. Jelasin sama orangtuanya lagi secara perlahan, kalo bisa lo kesana jangan tangan kosong. Ambil hati calon mertua lo Chi!"

"Emang lo yakin bakal berhasil?" Tanya Itachi mengangkat alis. Sementara Obito berdecak kesal, "Ya lo harus yakin dong! Udah, buruan berangkat sana."

Itachi mengangguk lalu melenggang masuk ke dalam kamar mandi.

Selagi Itachi mandi, mereka bertiga turun dari lantai dua dan menuju ruang makan untuk makan siang. Mereka mendapati ayahnya yang nampak sibuk dengan makan siangnya sekaligus handphone dengan layar yang menyala, dan berbicara dengan seseorang di sebrang.

Sadar akan kedatangan anak-anaknya, pria itu mematikan ponselnya begitu saja.

"Siapa Pa?" Tanya Sasuke heran.

Madara menanggapinya dengan santai, "Nggak, tadi itu loh. Papa tanya sama Tante Mei perihal nanti malem dia mau berangkat sendiri ke nikahannya Hashirama apa gimana?"

"Loh," Obito dan ketiganya terkejut. "Papa ini gimana sih? Papa pake nanya lagi." Sahut Obito gemas. Yang lain pun ikut gemas.

"Kenapa nggak diajak bareng sih Pa?" Tanya Shisui.

"Maksud Papa.. kalau Tante Mei mau berangkat sendiri ya nggak papa." Sahut Madara santai membuat ketiga anaknya makin gemas.

"Kok gitu sih Pa," Sahut Sasuke mengerutkan keningnya, "Kenapa nggak diajak bareng sekalian? Kalo Tante Mei berangkat sendiri kan kasihan. Masa cewek cantik kayak Tante Mei berangkat sendiri? Kalo ada yang kecentilan sama Tante gimana?"

MY DADDY { MADARA }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang