Hotel.
Pria itu memberhentikan mobilnya di depan gedung tinggi nan megah. Ia membukakan pintu mobil untuk wanita yang duduk disebelahnya lalu membungkukkan punggungnya sedikit. Sementara tangannya terulur didepan sang wanita yang sedang berada didalam mobil.
"Selamat datang, Princess."
Rin tertawa kecil melihat sikap pria itu. Ia menerima uluran tangan Obito dengan senang hati. "Terimakasih, Pangeran Obito."
Tanpa pria Uchiha suruh, Rin langsung memeluk lengan kekar itu begitu juga. Kali ini Obito yang tersipu. Kedua insan yang sedang dimabuk asmara itu melenggang masuk, sementara kedua orang dibelakangnya tidak berkata apapun. Sasuke hanya menggenggam jemari Sakura dan mengajaknya masuk.
Di dalam hotel, beberapa petugas yang berjaga-jaga memeriksa satu persatu orang yang akan masuk ke dalam ruangan pesta. Onyx Obito dan Sasuke membulat saat mendapati Itachi dan Izumi didepan ruangan pesta. Lebih-lebih, saudaranya itu nampak berdebat kecil dengan petugas.
"Maaf, tapi tamu diharuskan membawa undangan untuk memastikan orang tak diundang menghadiri acara. Ini sudah menjadi permintaan mempelai sendiri."
Itachi berkilah tak setuju. "Tapi, saya dan pacar saya diundang, Mas. Kamu nggak usah berbelit-belit."
"Maaf, Tuan dan Nyonya-"
Pria berumur sekitar dua puluh empat tahunan itu terhenti saat melihat kedatangan empat orang yang menghampiri Itachi. Itachi dan Izumi menoleh, dan terlihat terkejut dari ekspresinya.
"Kenapa Chi?" Tanya Obito mengangkat alisnya. Itachi hendak menjawab, namun keduluan petugas tersebut. "Maaf, jika ingin masuk, harus memperlihatkan undangan. Hal itu untuk memastikan bahwa tamu tak diundang masuk mengikuti acara."
Keempatnya sontak terkejut lebih-lebih Obito yang merasa dirinya sudah ganteng begini, tidak boleh masuk kedalam ruangan pesta.
"Loh, kita ini bukan tamu tak diundang yang pengen numpang makan doang ya!" Ucapnya dengan nada tinggi.
Sasuke menyahut setuju, mendadak lupa dengan keberadaan Sakura disampingnya. Membuat gadis pinky itu sedikit terkejut melihat sikap pria berambut emo itu. "Lo mendingan minggir dan lagian kalo memang kita nggak diundang, ya ngapain nyelonong ke pesta gitu aja?!"
Semua mata tamu undangan yang hendak masuk, melihat anak-anak muda itu dengan tatapan heran. Sebelum akhirnya mereka berjalan, namun matanya mengawasi ketiga pria itu yang sedang berdebat.
Obito mengusap wajahnya, ia beralih pada Rin yang sedang menunduk. "Maaf sayang."
Rin segera menggeleng. "T-tidak, kenapa kau jadi minta maaf?"
"Mas, tolong ya. Nggak usah drama. Kita mau masuk," Kali ini Itachi yang membuka suara. Namun petugas itu tetap mempunyai tekad bulat untuk melihat undangan terlebih dahulu.
"Maaf, Tuan."
"Emang kenapa sih? Om Hashirama pake ngatur kayak beginian?" Itachi malah marah-marah sendiri. "Takut makanannya habis kali ya."
Izumi meraih lengan Itachi dan mengusapnya lembut, "Itachi-kun, malu diliat orang. Kalo emang nggak bisa masuk ya kita nggak usah masuk. Pulang aja.."
Bukannya tenang, Itachi malah emosi. Ia menghabiskan uang bulanannya tadi hanya untuk membayar tagihan salon untuk dua orang. Bukan jumlah sedikit. Nyaris sepuluh juta. "Ya nggak bisa gitu dong!"
"Ada apa ini?"
Keempatnya sontak terkejut mendengar suara berat yang mereka kenali tiba-tiba muncul begitu saja. Mereka mendapati Madara dan seorang wanita cantik yang mereka panggil dengan sebutan Tante. Siapa lagi kalau bukan Tante Mei?
KAMU SEDANG MEMBACA
MY DADDY { MADARA }
FanfictionMenceritakan kisah Madara sebagai direktur di perusahaan Uchiha sekaligus seorang single parents yang mempunyai anak-anak super bandel dan susah diatur. ["SASUKE! INI LAPTOP KAMU KAN?" "T-tapi.. mereka juga nonton pa.."] • Pairing/Character: [Madara...