Chapter 22

389 52 25
                                    







"Papa nggak mau kan, Tante Mei jatuh ke pelukan orang?"

Madara bergerak-gerak gelisah dalam selimutnya. Sejak selesai makan malam tadi, ia berniat untuk langsung tidur karena lelah sekali. Namun perkataan salah satu anaknya yang bucin itu terus menghantuinya.

"Kenapa jadi nggak bisa tidur sih?" Madara menggerutu. Menyingkap selimutnya dan ia duduk di kasur. Sepasang onyx-nya menatap jam yang ada di atas nakas dan onyxnya membulat sempurna.

Jam dua pagi?

Jadi daritadi ia hanya bergelung tak jelas di kasur?

Bagaimana bisa perkataan Obito membuatnya gelisah sedemikian rupa? Benar-benar..

Dan kenapa ia harus se-gelisah ini?

Bodoh sekali. Madara membatin getir, toh jika Mei memang harus dengan orang lain, kenapa tidak? Pikirnya sinis.

Pria itu beranjak dari kasur dan keluar kamar. Ia ingin minum air dingin supaya tubuhnya agak rileks dan ia bisa tidur dengan nyenyak.

Langkah pria itu berhenti tatkala mendapati Itachi yang berdiri menghadap taman. Bulu kuduk Madara tiba-tiba merinding, dan ia segera menepuk pundak sang anak.

"Loh, kamu belum tidur?"

Bukannya menjawab, pria itu menyingkirkan tangan Madara dan melangkah menaiki tangga. Ekspresinya datar. Matanya terpejam erat. Dan selanjutnya Madara menghela nafas saat mendengar suara Itachi.

"Izumi.. Izumi, plis, jangan tinggalin gue.."

Loh, ngigau toh? Batin Madara.

Bisa-bisanya ngigau sampai jalan ke dapur.















My Daddy Madara










Sasuke terbangun dari tidurnya dan melihat sebelah ranjangnya kosong. Iya emang dia punya kamar sendiri, tapi seingatnya tadi malam, Itachi tidur disebelahnya. Tapi kok mendadak tidak ada? Apa udah ke habitat asalnya ya? Pikir Sasuke.

Pria itu lantas berganti seragam sekolah setelah mandi. Tubuhnya didepan cermin, kebiasaan Sasuke kalau ke sekolah harus tampil perfect.

Jari telunjuknya mencolek pomade yang tersedia di meja lalu ia gosokkan ke rambutnya secara merata. Ini sih, Naruto yang ngusulin supaya cewek-cewek pada mendekat. Tapi memang dasarnya dirinya ganteng kok, ya bukan karena ini kan?

"Maksud lo apaan sih Chi?"

Pikiran Sasuke buyar karena tiba-tiba saja ia mendengar suara gaduh dari luar. Pemuda itu lantas membuka pintu kamarnya dan mendapati ketiga saudaranya yang lagi kumpul. Onyx kedua saudaranya terlihat membara dan Sasuke makin bingung nih. Ini pagi-pagi udah bertengkar aja, kenapa sih?

"Bener-bener lu ya Chi, lu bangun tidur terus nuduh gua yang nggak-nggak." Ucap Shisui mengerutkan kening, menatap Itachi tidak suka.

"Lu jujur aja. Lu diam-diam bergerak, menikung gua dari belakang kan? Tega lo sebagai saudara." Ucap Itachi memegang dadanya seolah sakit hati.

"Chi, lu yang bener dong kalo ngomong." Obito menegur dengan bijak, onyxnya menatap Itachi dengan serius. "Darimana lo mikir kayak begitu?"

MY DADDY { MADARA }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang