Chapter 6

939 91 34
                                    




Seorang wanita duduk di tempat yang disiapkan oleh sang penilik Uchiha corp. Wanita itu nampak serius memilah-milah lembaran kertas yang terlihat berserakkan di mejanya. Tanpa ia sadari lagi-lagi sepasang mata mengintainya dari sebrang sana.

Madara memutar ballpoint hitam bermerek. Harganya jutaan, dan ia tak akan meminjamkannya pada siapapun walaupun hanya alat tulis.

Ia biasa bekerja dalam keheningan namun tidak kali ini. Ia sudah berkonsentrasi pada pekerjaannya dan ingin segera menyelesaikannya.

Mei yang rambutnya di kuncir satu agak kendur dan terlihat sedikit berantakan, tapi tak apa sebab gaya rambutnya kali ini lah yang membuatnya terihat sedikit sexy di sepasang mata hitam kelam itu.

"Hei."

Tak kuasa menahan agar mulutnya tetap tertutup, Madara pun dengan gaya cuek dan dinginnya memanggil wanita yang nampak berbeda hari ini.

"Anda memanggil saya?" Ucap Mei pelan dan tetap fokus pada lembaran kertas di tangannya.

"Hei saat bicara biasakan lihat mata lawan bicaramu," Timpal Madara mulai emosi.

Tak di sangka-sangka sebelumnya oleh Madara, wanita itu pun menurut dan menatapnya dengan tajam. "Maafkan saya Uchiha-sama," Balasnya.

"Apa ada yang salah denganmu?" Tanya Madara.

Mei pun menggeleng. "Tidak ada, maaf jika hanya itu yang ingin dibicarakan saya akan kembali melanjutkan pekerjaan ini. Anda memintanya saya segera menyusunnya bukan?"

Tanpa perintah pun wanita itu kembali menulis sesuatu di atas buku kecil bertuliskan Mei Terumi dengan hiasan gambar bebek kecil di ujungnya.

Tangannya dengan cekatan memasukkan tumpukkan kertas ke dalam map yang sudah diberi label sebelumnya.

Mencoba mengabaikan malah membuat Madara nampak semakin gusar. Tak tahan, matanya pun melihat jam digital yang terletak di atas meja kerjanya.

Sudah hampir senja, tak lama lagi juga kantor selesai. Kecuali bagi mereka yang pekerjaannya belum selesai dan mereka yang punya jadwal lembur hari ini.

Pria bertubuh tinggi itu mematikan laptopnya dan menumpuk semua map-map yang ada di sisi kirinya ke tepi meja dan memasukkan beberapa map ke dalam tas yang ia bawa.

"Sudah, lanjutkan besok saja jika memang belum selesai." Madara menghampiri Mei dan menutup buku wanita itu. "Cepat bereskan barang-barangmu, kita akan pergi makan."

Mei menolak. "Tidak, jika memang ingin pergi makan Uchiha-sama bisa pergi duluan, saya akan menyelesaikan semuanya supaya besok staff lain tidak perlu menunggu juga."

"Ck!"

Madara yang merasa diabaikan pun akhirnya merebut ballpoint dengan bulu-bulu pink di ujungnya dari tangan Mei dan kemudian meletakkannya kasar di atas meja.

"Kau sekertaris pribadiku. Ada hal penting yang ingin aku bicarakan, cepat."

____

Sambil mengemudi Madara pun tak bisa menghindari kenyataan bahwa matanya sesekali terus melirik ke sebelah kirinya.

"Apa yang membuatmu menjadi lebih diam hari ini?"

"Maksud anda?" Balas Mei

Tak perlu Madara jawab pun Mei sudah mengerti. Ia hanya kesal dan malas meladeni pemilik perusahaan dimana ia bekerja saat ini.

"Hanya mencoba bersikap sopan pada atasanku, Hashirama-san mengatakannya padaku bahwa mulai sekarang aku sudah harus belajar leb-"

"Hentikan. Jangan pernah bicarakan rambut panjang itu saat bicara denganku. Anggap ini perintah dari atasanmu."

MY DADDY { MADARA }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang