"P-pagi.. Om." Sapa Rin dan sakura canggung. Madara hanya mengangguk.
Sejenak pria itu mengalihkan pandangannya pada arloji. Ck. Dasar. Si wanita tua itu belum datang juga. Dan bodohnya, kenapa ia mengiyakan permintaan anak-anaknya?
Seperti liburan keluarga besar saja. Desah Madara pelan, yang tentunya dapat didengar oleh mereka semua.
Madara tiba-tiba berdiri karena mendapatkan pesan jika Mei sudah didepan rumah. Dengan sigap pria itu membukakan pintu. Ternyata sudah ada sosok yang ia tunggu. Mei nampak cantik dengan balutan dress sederhana.
Mei memutar bola matanya. "Kau memintaku kemari. Untuk apa? Bahkan sampai mengancamku segala."
Madara mendecih. "Kau seharusnya bersyukur aku mengajakmu pergi jalan-jalan." Lagi-lagi ia menyeringai puas
"Kau sedang waras kan? Mengajak ku jalan-jalan? Aku tidak mau."
"Enak sekali bicaramu. Aku ini atasanmu, harusnya kau lebih peka terhadap posisimu sekarang." Ucapnya pelan.
"Ini kan hari libur. Tanggal merah. Apa kau buta warna tidak bisa melihat tanggalan?" Bantah Mei tidak terima.
Alis Madara bertaut. "Kau masih waras 'kan?" Malah pertanyaan tak nyambung yang keluar dari mulut Madara. "Anggap saja saat ini kau sedang bekerja, setidaknya kau harus tau etikanya-"
Lagi-lagi Mei membuka mulut dengan ragu. Tapi sebelum ia kembali bicara, kedatangan anak-anak Madara membuatnya bungkam kembali.
Ck.
"Loh, Pa?" Sasuke buka suara, "Kenapa nggak disuruh masuk sih?"
Madara hanya diam. Sementara keeempat saudara itu saling memandang sebelum akhirnya Itachi memeriksa jam di arlojinya.
"Udah jam setengah sebelas Pa. Berangkat aja yuk." Ucapnya sambil menunggu jawaban sang ayah.
Pria tua berambut panjang itu hanya berdehem. Mendapati respon dari Madara, Sasuke dan Obito langsung mengajak Sakura dan Rin keluar rumah.
"Woi. Siapa suruh lo di belakang?"
Obito menyeret Sasuke yang hendak duduk di kursi paling belakang dengan Sakura supaya bisa mesra-mesraan. Refleks Sasuke menepis tangan Obito yang masih memegangnya.
"Udah lu didepan sono yang nyetir." Ucap Sasuke ketus.
"Enak aja." Timpal Obito. "Mending lu naik motor sama Sakura, Sas."
Madara menahan nafas melihat perdebatan Sasuke dan Obito di luar mobil. Satu gerakan membuat Obito refleks membalikkan badannya ketika Madara menarik lengannya.
"Kenapa pada berebut kursi paling belakang?" Madara menatap intens ke arah Obito dan Sasuke. Sasuke langsung menundukkan kepalanya, sedangkan Obito mencoba mencari alasan dengan pipi merona.
"Awas macem-macem sama anak orang." Madara melotot, menunjuk satu persatu kedua anaknya itu.
"Obito, kamu sama Rin duduk di tengah. Itachi sama Shisui bawa mobil lain karena nggak cukup. Biar Papa yang nyetir." Ucap Madara kemudian.
Obito melotot dan Sasuke menanggapi sang kakak dengan menjulurkan lidahnya. Akhirnya kedua orang itu duduk di bangku tengah sementara Mei duduk disebelah Madara yang sedang menyetir.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY DADDY { MADARA }
FanfictionMenceritakan kisah Madara sebagai direktur di perusahaan Uchiha sekaligus seorang single parents yang mempunyai anak-anak super bandel dan susah diatur. ["SASUKE! INI LAPTOP KAMU KAN?" "T-tapi.. mereka juga nonton pa.."] • Pairing/Character: [Madara...