Chapter 25

954 102 10
                                    

BEGIN
.
.
.
.
.
.
.
.
Tadi, King dan New pergi untuk mempersiapkan bingkai dinding untuk Nammon. Sedangkan Lee membantu Ying menyiapkan obat Gun.

Tok tok

Lee masuk dengan wajah murung, ia membawa secangkir ramuan dan sendok. Itu adalah obat Gun, diikuti Ying yang berdiri disamping Liana.

Lee dalam diam menaiki kasur dan memindahkan Gun ke pangkuannya. Lee meneteskan air matanya, bagaimana ia mengurus Gun tanpa Namy disisinya. Ia membelai sayang surai Gun.

"Papa berjanji, akan mencintaimu seperti Mama mu mencintaimu " batinnya pilu.

Lee mengalihkan pandangannya pada Nammon dan hati nya mencelos. Separuh jiwanya serasa direnggut paksa. Adiknya, belahan jiwanya, pergi bersama setengah kehidupan Lee.

Akhirnya Lee dengan sisa kekuatannya, menyuapi ramuan pada Gun. Karena pasti Gun ingim melihat keadaan mamanya, Ia harus segera bangun. Lee dengan telaten menyapi sendok demi sendok dan mengusap bibir Gun lembut.

Lama ruangan itu dihiasi pilu. Akhirnya Gun bangun perlahan.

"Ungh.." Gun memegang kepalanya yang memang pusing sekali. Ia mendongak dan langsung bertatapan dengan Lee yang tersenyum sendu padanya.

"Papa.." gumam Gun pelan.

"Iya sayang? Apa Gun sudah merasa baik ?" Lee menyodorkan segelas air putih dan langsung di terima Gun.

Gun merasa agak aneh mengapa diruangan ini banyak orang, lalu ia menoleh ke samping kananya dan menemukan mamanya yang berbaring tenang. Sekelebat kejadian tadi malam memenuhi pikirannya.
Air matanya jatuh seketika.

"M-mama?" Gun percaya mamanya tidak akan meniggalkannya sendiri. Mamanya sudah berjanji.

"Mama hanya istirahatkan Pa ? Kapan Mama akan bangun ? Pho ? Bunda ??" Gun bertanya pada semua orang dewasa disana.

"Sayang, mama sudah pulang dan dijemput Momy" ucap Lee sesak.

"T-tapi, Mama masih disini, Mama masih ada" Gun menarik diri dari pangkuan Lee dan memeluk Nammon.

"Mama.. Gun tidak ingin sendiri, dan mama disana juga pasti sendiri kan. Biar Gun temani saja, ayo jemput Gun juga Mama. Gun tidak mau disini tanpa Nama...hiks" Gun mengecupi kepala Nammon dan mengelus pipi mamanya.

Dan ketika itu juga, tubuh nammon bersinar dan sinar itu melesat cepat ke langit, meninggalkan feromon bunga diksur itu.

"Hiks... tidak!! Tidak, kembalikan Mama Gun, Momyy, jangan!!" Gun memeluk bunga itu dan menghirup aroma mamanya yang tertinggal abadi disana.

"Mama,,!! Jangan pergi, Hiks... Momy!! Ambil nyawa Gun juga!! "

"Sayang..., Gun. Papa disini, mengapa Gun berbicara seperti itu hm ?" Lee ikut memeluk anak omeganya ini.

"Papa.., mengapa,? Apa Gun sangat nakal, sehingga Momy dengan cepat mengambil mama ?
Seharusnya Gun yang di tembak dan terbunuh, t-tapi... Mama..."

"Shhh... sayang, ada papa disini.." Lee menghapus air mata itu.
"Mungkin Momy lebih sayang kepada Mama, kita harus percaya pada Momy hm"

Ram disana hanya berderai air mata dipangkuan King. Sedangkan King termenung, baru beberapa hari ia berdekatan dengan buah hatinya, ketenangan jiwanya.

"Apakah Mother menunggu Gun sadar, baru memanggil Namoon sepenuhnya?" Ram membatin pilu.

"Benar sayang, Mom tidak akan setega itu, membawa Namy tanpa berpamitan dengan Gun" suara itu hanya ada dikepala Ram.
.
.
.
.
.
.
Semua orang sedang berada di aula pemakaman, banyak bunga feromon disana. Dan dinding anggota keluarga Alpha ditinggikan. Nammon berada di dinding itu, semua orang berdoa.

╰☆✓╮𝐋𝐮𝐧𝐞𝐀𝐥𝐩𝐡𝐚 | 𝐒𝐢𝐧𝐠𝐤𝐫𝐢𝐬𝐭Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang