Chapter 13

1.1K 108 13
                                    

BEGIN
.
(Sayang bibi banyak banyakk, happy reading😘)
.
.
.
.
.
.
Pagi ini Singto ingin berburu ke hutan. Tentu saja Ia memaksa Off dan Tay untuk bergabung. Ia memilih kawasan yang jauh dari pack. Mereka pergi menggunakan helikopter.

Setelah perjalanan 25 menit. Mereka mendarat di lapangan hijau luas. Jika mengedarkan pandangan. Maka akan terlihat bukit dengan es abadi diatasnya. Kawasan ini ditemukannya setelah menjelajahi Maps dunia. Singto ingin tahu, makhluk hidup apa saja yang bertahan didaerah seperti ini.

"Hati-hati dijalan tuan muda, ini busur dan panah nya" pengawal memberi Singto peralatan berburunya.

"Kenapa kau memilih disini ?" Tanya Tay.

"Hanya ingin saja"

"Tuan muda, ingin saya menemani atau menunggu disini ?" Jane, pria yang menjadi pelayan pribadi Singto.

"Tidak usah, aku bisa"

Singto dan yang lainnya memasang mantel mereka, memang disini agak terasa dingin.

Hutan disini terlihat berbeda, memiliki pohon berkelompok. Mereka sudah memutari bukit es abadi ini, dan 100 meter didepan mereka terdapat kelompok pohon pinus tinggi sepanjang mata memandang. Seakan pohon-pohkn besar itu tidak dapat ditembus dan tidak ada kehidupan di baliknya.

"Hey putra mahkota, sudah! Jangan terlalu jauh. Mungkin disini memang tidak ada mahkluk hidup yang tinggal"

Off menarik tangan Singto yang ingin melanjutkan perjalanan kearah pohon pinus rimbun itu.

"Bilang saja kau takut" sanggah Tay.

"Diam kau unta, aku tidak mau Putra mahkota Pack ku kenapa-napa"

"Ayolah, aku berjanji. Jika tidak ada apa-apa dibalik pohon pinus itu, kita akan kembali. Lagi pula ini sudah seharian kita berburu."

"Hah..baiklah, ini yang terakhir Singto."
Tay berposisi siap dengan busur nya. Mereka memang mempelajari senjata seperti panah, pedang, tombak. Tetapi bukan berarti mereka tidak bisa menggunakan senjata modern. Bahkan mereka sudah bosan dengan itu.

Ketiga pemuda itu kembali menyusuri jalan setapak itu. Menembus pohon pinus yang sedikit gelap dikarenakan cahaya matahari terhalang oleh dedaunan pohon tersebut.
Singto tiba-tiba berhenti berjalan, sontak Tay dan Off mengikutinya.

"Sepertinya aku mendengar gemercik air"

Sigto berjalan dan menyibak daun pohon pinus itu,

DEG

Ia tak percaya apa yang ia lihat. Disana ada 2 pemuda yang berenang di danau yang sangat indah ini. Di sebrangnya ada seorang pemuda yang sedang duduk di dekat seekor harimau? Dan sedang mengeringkan dirinya. Dan dicatat, mereka semua telanjang.

"A-apa ? Mereka gila ??" Tay hampir saja mengumpat melihat pemandangan ini, apalagi disebrang sana, pemuda yang ia klaim miliknya, yaitu New sedang tak berbusana. Emosi Tay tersulut.

"Bagaimana jika ada yang melihat mereka seperti ini? " Off bahkan juga emosi.

"Sepertinya tidak akan ada, cuma orang-orang nekat seperti kita yang menerobos hutan pinus gelap itu. Sepertinya mereka tinggal disekitar sini."

Suara singto berat. Ini tanda bahaya.

"Sing, kendalikan dirimu. Petir dilangit cerah itu tidak lucu."
.
.
.
.
Krist merasakan perut dan tengkukntya tak enak. Ia menatap phi New yang sedang berpakaian diujung sana.

"Bee, kita balik saja yuk, aku tidak enak badan" suara Krist bahkan sedikit serak saat ini. Mereka masih berada di air.

"Ish, kau ini! Sudah kubilang tadi sudahi saja. Ck! Ayo cepat ke tempat Phi new"

╰☆✓╮𝐋𝐮𝐧𝐞𝐀𝐥𝐩𝐡𝐚 | 𝐒𝐢𝐧𝐠𝐤𝐫𝐢𝐬𝐭Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang