✥28 : #Boy Grup Or Solo?
"Serius mau debutin saya?"
༶•┈┈⛧┈♛Happy Reading♛┈⛧┈┈•༶
Aku berada di sebuah Cafe mewah yang sama sekali belum pernah kukunjungi. Ramainya pengunjung di sana membuatku serasa bahwa Cafe itu seperti Club yang pernah kukunjungi bersama Jimin dan Taehyung. Ah, mengingatnya membuatku ingin mengulanginya saja. Perbuatan konyol dengan memasuki Club yang hanya diperuntukkan untuk umur dua puluhan tahun ke atas, dan itu membuatku jadi parno sendiri jika mengingatnya. Sangat berdosa sekali diri yang hina ini.
Aku melihat Pak Baek yang masih berbicara lewat telepon—katanya itu adalah telepon dari atasannya. Aku hanya menunggunya sambil menikmati minuman yang berwarna hijau yang tak lain dan tak bukan adalah Matcha.
Pria gundul, eh maksudnya—Pak Baek telah selesai dengan acaranya menelepon. Ia lalu menghadap ku kembali dengan senyum yang tak kunjung hilang dari wajahnya. Ah, andai saja ia tidak gundul, pasti ia akan terlihat lebih tampan. Menurutku.
"Jadi, Jeka. Kamu sudah baca bukan pesan saya kemarin? Saya ini merupakan staf dari perusahaan yang mendapatkan diperintah dari atasan saya, Pak Lee Jeuk. Jadi, Pak Lee ini tahu kamu dari video kamu yang viral waktu itu. Menurut beliau, kamu pantas debut jadi penyanyi solo di agensinya."
Aku hampir tidak bisa berkata-kata lagi saking senang mendengar ucapan Pak Baek. Jantungku kembali berdetak jablay, senyum mengembang ku pun tak terkontrol, aku bahkan ingin melompat kegirangan saat ini juga. Namun, aku mengurungkannya sebab banyak orang di sini tentunya.
"P-Pak Baek serius mau debutin saya jadi penyanyi solo?" ulang ku dengan sorot mata yang berbinar-binar.
Pak Baek mengangguk, "Iya, saya serius, Jeka. Atau, kamu mau jadi boy grup? Kalau mau, nanti saya bisa kasih tau ke Pak Lee."
"Emang, bedanya solo sama boy grup apa, Pak? Bayarannya gedean mana, tuh?" tanyaku asal-asalan.
Pak Baek terkekeh mendengar pertanyaan ku, "Baru kali ini ada yang berani tanya seperti itu," ucapnya yang membuatku sedikit malu dan menyesal telah menanyakannya tadi.
"Kalau menurut saya, boy grup lebih bisa dapat banyak pendapatan. Soalnya kamu juga bisa dapat penghasilan dari boy grup, kamu juga bisa buat album solo sendiri. Sekarang kan banyak tuh anggota boy grup, tapi dia juga punya album solo sendiri. Jadi, ya kemungkinan lebih banyak pendapatannya. Belum lagi bisa saja dikontrak jadi OST drama atau semacamnya. Tapi, nggak memungkiri banyak juga yang suka bersolo karier karena dia nggak mau terlalu lelah sama yang namanya grup-grup semacam itu," jelas Pak Baek panjang lebar. Namun aku masih belum mengerti. Wajar saja, dengan otak dangkal yang aku miliki saat ini tidaklah mudah untuk memahami berbagai kata yang baru saja diucapkannya.
"Ah, gitu..." Aku mengangguk-anggukkan kepalaku seolah-olah paham, padahal yah memang lumayan paham sih. Bertanya apa yang telah aku pahami? Pak Baek bilang bahwa boy grup lebih banyak pendapatannya dari pada solo. Begitu, bukan?
"Tapi, Pak. Saya belum tau mau menerima tawaran ini atau nggak. Saya belum kepikiran mau jadi artis kaya gitu, sekolah aja saya nggak becus, malah mau sok-sokan jadi artis dadakan," ucapku dengan jujur.
Pak Baek tersenyum. Entah itu senyum remeh atau senyum maklum, aku tidak terlalu memikirkannya. Ia pun kemudian berucap, "Tenang saja, Jeka. Agensi ini bukan sembarang agensi. Kami juga memiliki kategori untuk dijadikan bintang. Kalau dilihat-lihat, meskipun kamu ikut tes sekalipun, kamu pasti akan lolos. Dilihat dari penampilan dan bakat kamu, baru beberapa menit saja kamu pasti sudah diloloskan," tuturnya yang membuatku membulatkan mata tak percaya.
"K-kenapa Bapak bisa berpikiran kaya gitu? Saya nggak sehebat yang Bapak kira, lo. Saya bisa saja mengecewakan kalian karena bakat saya tidak sesuai dengan ekspektasi kalian," ucapku.
Pak Baek menggelengkan kepalanya pelan, "Kalau kamu masih belum percaya diri, kamu bisa ikut saya ke agensi. Lihat beberapa idol di sana, dan perhatikan mereka. Mereka semua tidak ada bedanya denganmu. Sama-sama berbakat,"
***
Sebelum aku ikut pergi ke agensi itu, aku lebih mengedepankan perutku yang keroncongan sedari tadi pagi. Tadi pagi aku tidak sempat sarapan sebab persediaan makanan di kedai Jimin habis begitu saja karena pelanggan kemarin yang berdatangan terlalu banyak.
Meskipun aku sedikit tidak tahu malu. Eh, bukan sedikit, deng. Tapi sangat tidak tahu malu alias malu-maluin. Minuman tadi sudah dibayar oleh Pak Baek, eh ini malah minta tambah makanan. Sebenarnya, bukan aku yang meminta secara langsung. Tapi, perutku yang tiba-tiba berbunyi itu mau tak mau membuat Pak Baek merasa tidak enak hati membiarkanku kelaparan seperti itu.
Akhirnya aku pun menikmati sarapan di siang hari dengan tenang dan nyaman. Ck, memang tak tahu diri.
"Sudah selesai?" tanya Pak Baek setelah aku meneguk segelas minuman hingga habis tak tersisa.
Aku mengangguk dan tersenyum lepas, "Iya, Pak. Makasih ya makanannya. Bapak tau banget ya Cafe yang makanannya enak-enak," ucapku seraya mengusap perutku yang telah kenyang.
"Sama-sama. Kalau begitu, sekarang kita langsung ke agensi saja, ya?"
"Siap, Pak!" seruku dengan semangat. Ya, memang benar sekali kata pepatah yang mengatakan bahwa, 'Perut kenyang, hati pun senang.'
Pak Baek bangkit dari duduknya lalu menuju ke arah mobil mewah yang terparkir di depan Cafe mewah itu. Aku mengikutinya dari belakang lalu ikut masuk ke dalam mobil itu dan duduk di samping Pak Baek lagi.
Butuh waktu yang cukup lama untuk sampai. Aku yang masih memakai seragam sekolah berada di depan gedung besar melebihi hotel bintang sembilan yang berada tak jauh dari rumahku.
Aku menatap bangunan yang menjulang tinggi itu dengan raut wajah yang berbinar-binar. Aku tidak tahu bahwa ada bangunan seperti ini di kotaku. Apakah aku terlalu kudet, ya?
"Wah wah. Dari luarnya aja bagus gini apalagi dalamnya, Pak," seruku dengan nada bicara yang sedikit keras.
Meskipun halaman depan gedung itu nampak panas dan sepi, aku yakin di dalamnya pasti terdapat banyak sekali keberuntungan.
"Ayo masuk!" ajak Pak Baek dan kuangguki antusias. Kini aku berjalan di belakang Pan Baek dan juga supirnya. Aku juga tidak tahu mengapa supir itu ikut masuk ke dalamnya.
To be continued~
Omo omo omoooo!
Kamchagiiiii,
Seorang Marjuki mau debut? Wah parah ngajak gelud lu Marjuki. T-tapi, semoga sukses yak😭Semoga bokap lu tertampar sama kesuksesan lu.
Gd luck, kawanddd.
KAMU SEDANG MEMBACA
JEKA || JJK
Teen FictionJEKA! Titik. Bukan JUKI! Apalagi MARJUKI! "Gue emang bukan orang sempurna. Tapi, gue juga bukan orang bodoh." Segala sesuatu butuh perjuangan. Candaan dan senyuman belum tentu mampu untuk meraih puncak dari perjuangan itu. But, come on. We don't liv...