JK#2

303 112 67
                                    

2 : #Sekolah

Pernah nggak sih kalian merasa bahwa diri kalian itu payah sepayah-payahnya? Itulah yang gue rasakan sekarang ini
~

Setelah libur lama, akhirnya aku bisa kembali masuk sekolah. Kali ini aku sudah menginjakkan kaki. Iya lah menginjakkan kaki, ya kali menginjakkan lutut.

Aku menginjakkan kaki di depan pintu gerbang sekolah. Suga sudah berangkat tadi pagi, soalnya dia lagi janjian gitu sama teman-temannya. Jablay banget kan pakai acara janjian segala. Tak papa sih kalau janjian sama doi, lah ini sama teman bobroknya.

Tiba-tiba ada suara toa menggema sampai menggetarkan gendang telingaku.

"Jukii! Aaaa, gue kangen sama lo!"

Kebiasaan banget si maimunah pakai acara nempel-nempel segala. Oh ya, sebelumnya dia adalah Min Hana. Tetanga sekaligus teman gue dari kecil.

"Berhenti manggil gue Juki, Hana! Gara-gara lo semua orang manggil gue kaya gitu."

"Ututu, jangan ngambek gitu dong."

"Issh! Mingir gue mau masuk, gue pengen lihat gue masuk kelas mana. Semoga aja nggak sama lo lagi." kataku lalu berjalan mendahului Hana.

Dan gila banget. Ini sekolah sudah seperti tempat demo padahal cuma pengen lihat list kelas yang ada di papan mading tapi pada keroyokan. Ada yang pakai acara nangis segala lagi. Itu pasti karena tidak sekelas sama doi. Udah hapal aku kalau masalah beginian.

"Oi, Jeka! Kita sekelas lagi." celetuk Jimin tiba-tiba dengan membawa sebotol minuman dingin.

"Beneran lo, Chim?"

Chim atau Ncim adalah panggilan imut dariku buat Jimin.

"Iya. Gue habis liat tadi. Gue, lo, sama Tetet sekelas lagi."

"Wah, demen gue nih. Tapi Hana nggak sekelas lagi kan sama kita?" tanyaku dengan antusias.

"Emmm, bentar gue check!"

Aku mengangguk sambil memperhatikan gerak-gerik Jimin yang mencoba untuk menyelundupkan dirinya di antara para siswa-siswi agar bisa melihat mading dengan jelas.

"Jeka! Dia sekelas sama kita." teriaknya yang masih berada di antara kerumunan.

Seketika lunglai dan lemas badan ini. Hana itu cewek rese banget. Suka ngibulin orang, biang onar, suka ngerjain guru. Semua yang buruk dia borong deh. Tapi satu hal yang bikin aku heran, dia itu cantik. Pakai banget malahan. Tapi kenapa dia tidak memanfaatkan kecantikannya itu dengan baik sih.

"Dah lah, ayo ke kelas. Gue nggak mau kebagian bangku paling depan." ucapku.

"Udah tenang aja, Ka. Tetet pasti udah milih bangku buat kita."

Ya, Tetet. Bukan Tetet sih namanya. Tapi aku dan Jimin suka memanggil dia dengan sebutan Tetet. Nama aslinya Park Tae-hyung. Sedangkan yang di sampingku saat ini adalah Kang Jimin. Mereka sahabatku dari kelas sepuluh. Dan bersyukur banget aku bisa sekelas sama Jimin yang kalem nan baik hati. Dan Taehyung si mata empat yang cerdas.

Hingga tak butuh waktu lama akhirnya aku sampai di depan pintu ruang kelas XI MIPA 4. Kelas baruku.

"Marjuki! Lo nggak bisa kabur dari gue!" teriak Hana membuat seisi kelas menoleh melihatku.

Malu banget sumpah. Semua menatapku dengan tatapan berbeda-beda.

"Hihihi, kok namanya Marjuki sih. Aneh banget."

"Heh, dia Jeka tau. Adiknya kak Suga!"

"What?!? Kak Suga? Kok beda gini sih bentukannya sama dia."

JEKA || JJKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang