JK#13

123 72 9
                                    

13 : #Di luar ekspektasi

Apa dunia gue begitu semenyakitkan ini?

~

༶•┈┈⛧┈♛Happy Reading♛┈⛧┈┈•༶

Di sinilah aku berada. Di bawah kendali nenek yang menginterogasi ku habis-habisan perihal aku yang kabur dari rumah. Nenek sangat terkejut saat mendengar obrolanku dengan Jimin dan Taehyung lewat ponsel Hana tadi. Aku dan juga Hana menundukkan kepala karena merasa tak enak hati telah membohongi wanita tua yang berhati baik ini.

Nenek menghela nafasnya berulang kali saat mengetahui jawabanku dari setiap pertanyaannya. Mulai dari apa yang aku alami selama ini di rumah, apa yang telah Ayah lakukan padaku hingga aku kabur dari rumah, dan juga apa yang membuat aku berpikiran sepicik ini. Nenek sangat tidak menyukai kebohongan. Bukan nenek saja sih, semua orang juga tidak suka kan dibohongi?

Hati nenek sepertinya tersentuh mendengar cerita kehidupanku yang malang nan miris ini. Dia memandangku dengan tatapan yang berkaca-kaca. Aku dan Hana segera merengkuh tubuhnya yang sedikit lemah itu.

"Maafin Jeka, Nek. Jeka ngelakuin ini semua karena Jeka nggak tahu lagi harus gimana," ucapku dengan masih memeluk tubuh nenek.

"Hana juga. Hana kesini karena khawatir sama Jeka, Nek. Bukan niat apa-apa."

Nenek kini mulai tersenyum lagi dan mengelus surai rambut kami bergantian.

"Pulanglah besok. Nenek tidak ingin kalian dicap sebagai anak yang lari dari permasalahan. Hadapi masalah itu, dan menolehlah ke sekitar kalian bahwa masih banyak orang yang peduli sama kalian. Terutama kamu, Jeka." bijak nenek yang lagi-lagi membuatku menundukkan wajah sambil merenungi setiap jengkal perkataannya.

"Tapi, Nek. Ayah... "

Nenek menggelengkan kepala sebelum gue melanjutkan perkataanku. "Pulanglah dan minta maaf pada Ayahmu. Itu lebih baik daripada harus lari dari masalah seperti ini."

Aku menatap Hana yang tampak mengangguk membenarkan perkataan nenek. Akhirnya aku menghela nafas untuk mencoba ikhlas dan mulai menganggukkan kepala untuk menuruti perkataan nenek. Setidaknya, aku tidak mau membuat nenek kepikiran soal ini.

"Kalau begitu, istirahatlah. Besok pagi-pagi, kalian harus pulang."

"Baik, Nek."

Lagi dan lagi. Lagi-lagi aku harus mengalah dengan keadaan. Lagi-lagi aku harus pasrah dan ikhlas. Kenapa Tuhan tidak pernah membiarkan aku bersikap egois sekali pun?

Ingin rasanya diri ini kembali menangis. Namun ku urungkan untuk saat ini karena si maimunah masih duduk di sebelahku. Nanti yang ada dia malah godain aku habis-habisan.

"Udah, Juki. Ayo tidur. Besok pagi-pagi aja kita berkemas. Untuk saat ini, lebih baik lo istirahat dan tenangin diri lo." ucapnya sambil mengusap bahu gue pelan.

"Makasih ya, Na. Makasih udah mau jadi sahabat orang yang nggak berguna seperti gue." ucapku membuat Hana menarik wajahku untuk menghadap tepat ke arahnya. Aku menatap manik matanya dalam yang memancarkan sorot iba.

"Hey! Jangan pernah sebut lo nggak berguna, Juki. Harusnya lo bisa bangkit dan ubah pola pikir mereka bahwa lo itu bukan anak yang nggak berguna."

"Lo harus bisa yakinin diri lo sendiri. Besok adalah ulang tahun lo ke tujuh belas. Jangan sia-siakan momen di umur tujuh belas lo."

Aku tersenyum dan menganggukkan kepala. "Gue janji, gue akan ngerubah diri gue."

"Nah, gitu kek dari tadi. Ngabisin kuota aja." ucapnya dengan menjauhkan kepalanya dariku.

JEKA || JJKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang