JK#27

52 20 4
                                    

27 : #Siapa yang Mencariku?

"Lo di tunggu sama orang tuh di kantor sekolahan, Jeka."

༶•┈┈⛧┈♛Happy Reading♛┈⛧┈┈•༶

Persetan dengan pemilihan ketua OSIS itu, aku lebih memikirkan tentang agensi yang mengirimiku pesan kemarin sore. Bahkan jantung ku mulai berdetak jablay sendiri saking senang dan gugupnya ketika mengingat tawaran itu.

Setengah jam aku berdiri di Koridor kelas. Sangat tidak berfaedah. Namun sangat menguntungkan untuk diriku yang sedang berpikir keras dan tak ingin diganggu oleh para teman bobrok ku itu.

Lama aku berdiri sambil sok-sokan berpikir, akhirnya suara cempreng mengganggu konsentrasi dan pendengaran emas ku. Aku memutar bola mataku malas ketika melihat Jimin yang mendekat ke arahku dengan membawa sebuah es teh manis di tangan kirinya dan seplastik kecil cendol di tangan kanannya. Ia tidak sendirian, melainkan bersama Taehyung yang membawa beberapa buku di tangan kanannya. Sungguh perbedaan yang signifikan.

"Aduh, Nchim. Lo tuh ganggu konsentrasi gue tau, nggak?!?" gerutu ku sedikit kesal namun tak dipedulikan sama sekali olehnya. Dasar.

"Hahaha ya sorry, lo ditunggu sama orang tuh di kantor sekolahan."

"Orang? Siapa?" Aku mengerutkan dahiku bertanya, sepenting apa diri ini sampai ada yang menungguku di kantor sekolahan? Jangan-jangan aku kena poin lagi?

"Nggak tau, Jeka. Tapi tadi kata Pak Mark kita disuruh panggil lo, soalnya ada yang nunggu lo di kantor." sahut Taehyung memperjelas nya.

Aku pun menganggukkan kepala dan langsung melesat menuju ke kantor sekolahan. Biarkan saja bel masuk itu berbunyi, sebab aku sangat penasaran siapa orang yang menungguku di kantor sekolahan.

Setelah sampai di depan kantor, aku mengetuk pintunya lalu masuk. Aku mendapati para guru sedang berkerumun. Hal itu membuatku semakin penasaran. Mereka belum menyadari keberadaan ku.

"Halo, Pak Mark? Kenapa panggil saya ke kantor?" Aku menepuk bahu Pak Mark yang juga ikut berkerumun di sana.

Bukan hanya Pak Mark yang menolehkan kepalanya menghadap ku, melainkan para guru lain yang ikut berkerumun pun sama.

"Widih. Ini ini, Pak, ini orangnya. Waduh, Jeka. Bapak nggak nyangka bocah tengil bau kencur kaya kamu bakal jadi orang sukses," ucap Pak Mark yang membuatku semakin bingung sendiri.

"Kamu Jeka? Perkenalkan, saya Tuan Baek Hyeon, orang yang akan jadikan kamu Idol di agensi milik atasan saya. Saya yang kirimi kamu pesan kemarin sore," ucap seorang pria yang menyebutnya dengan nama Baek Hyeon.

"I-iya, gue... Eh, s-saya Jeka." ucapku dengan nada bicara yang sedikit gugup.

Jadi ternyata orang gundul ini toh yang mengirimiku pesan kemarin sore?

"Bisakah kamu ikut saya sebentar? Ada banyak hal yang mau saya bicarakan sama kamu,"

"Eh, Om. Aduh, maksud saya, Pak saya masih jam sekolah ini, Pak." tutur ku.

Pak Mark mendorong tubuhku sedikit, "Eh, udah nggak papa. Ini penting, Jeka. Nggak papa, nanti Bapak ijinin kamu. Sekarang, kamu ikut Pak Baek, ya."

Aku berdecak melihat antusiasme para guru-guru itu. Perlakuan yang jarang mereka tunjukkan kepadaku. Tak mau memusingkan mereka, aku mengikuti saja pria yang bernama Baek itu yang sedang berjalan keluar dari kantor sekolah.

"Eh, bentar, Pak. Saya ambil tas dulu, ya." ucapku dan diangguki oleh Pak Baek.

"Iya, Jeka. Saya tunggu di mobil, ya. Mobil saya ada di depan gerbang sekolah," ucapnya.

JEKA || JJKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang