✥15 : #beginning✥
Semua bermula dari hari ini.
~
**✿❀*:..。o○Happy Reading○o。..:*❀✿**
🍷🍷
Dengan hati-hati kami menyusup masuk ke dalam Bar lewat belakang. Meskipun was-was, kami mencoba untuk tetap sembunyi jika ada orang yang lewat.
"Sstt, Jimin lo masuk dulu, habis itu Jeka, terus gue." ucap Taehyung memberi instruksi.
Jimin mulai membuka jendela yang kata Taehyung itu merupakan jendela gudang. Aku juga tidak tahu kenapa dia mengetahui seluk beluk Bar ini.
Mataku melirik sekilas ke arah sebuah tulisan "Only 20+" yang terpampang pada hampir semua bagian tembok Bar.
Ya, di kota ini maupun kota-kota lainnya Bar hanya boleh dikunjungi oleh seseorang yang telah berumur lebih dari dua puluh tahun. Dan aku, bocah yang baru saja menginjakkan umur di tujuh belas tahun mau memasuki wilayah ekstrem ini. Sungguh luar binasa Jeka.
Ketika Jimin melompat..
Bugg...
"Arghh... " rintih Jimin yang duduk terjatuh sambil memegangi pantatnya.
Aku dan Taehyung menahan tawa habis-habisan saat melihat ekspresi Jimin yang menahan kesakitan.
"Sialan, malah ngetawain gue lagi." umpatnya.
"Sekarang giliran gue."
Yap, tepat sekali aku berhasil mendarat dari lompatan itu dengan mulus. Kini aku dan Jimin menunggu Taehyung untuk menyusul kami. Namun tiba-tiba seperti ada derap langkah kaki yang akan menuju gudang Bar ini.
"Mampus. Ngumpet cepetan." ucap Taehyung yang tidak jadi melompat.
Aku dan Jimin berusaha untuk mencari tempat sembunyi di gudang itu. Dan kami akhirnya menemukan sebuah lemari di pojok ruangan. Tanpa berpikir panjang, aku segera menuju ke sana dan memasuki lemari usang itu bersama Jimin.
"Bangsat emang kalian berdua. Jantung gue mau meledak tau nggak?!?" ucap Jimin pelan namun penuh penekanan.
"Aish! Gue sekarang juga radak nyesel udah ngikutin omongan Tetet," ucapku yang masih berdiri di dalam lemari pengap ini.
Setelah dirasa suara derap kaki itu mulai menghilang, aku dan Jimin ingin membuka pintu lemari dan keluar dari sana. Namun lagi-lagi aksi kami terhenti karena ada derap langkah kaki yang bahkan sangat jelas dan dekat dengan kami. Aku dan Jimin sama-sama berpandangan sambil meneguk ludah susah payah. Menutup mata rapat-rapat dan berharap kalau kami tidak ketahuan.
Saat pintu kemari dibuka...
"Waa... Ampun, Pak. Ampuun! Saya nggak mau dilaporin, saya nggak mau dituntut, Saya nggak mau masuk penjara remaja. Saya masih perjaka, Pak!" ucap Jimin yang meracau sendiri dengan memejamkan matanya.
"Ssstt, ini gue."
Aku yang semula juga memejamkan mata pun kini mulai membuka mata saat mengetahui bahwa itu adalah suara Taehyung. Taehyung hanya menatap kami dengan tersenyum menahan tawa.
"Bangsat!"
"Lo bener-bener ya, Tet."
"Udah yuk, ikut gue." ucapnya lalu pergi melangkahkan kaki meninggalkanku dan Jimin yang masih mengatur detak jantung kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
JEKA || JJK
Teen FictionJEKA! Titik. Bukan JUKI! Apalagi MARJUKI! "Gue emang bukan orang sempurna. Tapi, gue juga bukan orang bodoh." Segala sesuatu butuh perjuangan. Candaan dan senyuman belum tentu mampu untuk meraih puncak dari perjuangan itu. But, come on. We don't liv...