✥6 : #What's Wrong With My Friend?✥
Khawatir dengan sahabat tak sejenis hal yang wajar bukan?
~
‧͙⁺˚*・༓☾Happy Reading☽༓・*˚⁺‧͙
Aku sedari tadi memperhatikan Hana dari jendela kamar bening kamar. Kamarnya memang berseberangan dengan kamarku. Sehingga kalau jendela kamar Hana tidak tertutupi tirai seperti sekarang ini, Aku bisa leluasa melihat dirinya. Begitupun sebaliknya.
Aku melihat gerak-geriknya yang duduk di kasur kamarnya dari kejauhan. Dia tampaknya sedang melamun. Mungkin dia melamunkan dosa-dosanya selama ini. Kalau iya, ya syukurlah.
Aku mengambil ponsel yang ada di atas meja dan menghubungi Hana.
"Hana?" panggilku sambil masih memperhatikan dia. Dia mengangkat teleponku namun aku lihat dia masih seperti melamun.
"Paan?"
"Lo kemana aja tadi bolos sekolah?"
"Kepo lo, Marjuki!"
Sabar, Jeka. Sabar. Kalau ingin tahu kebenaran kamu harus tetap sabar.
"Gue serius Hana!"
"Paan sih lo tiba-tiba telepon pakai acara ngegas lagi,"
Aku menghela nafas dan mematikan sambungan telepon. Aku berjalan keluar rumah menuju rumah Hana yang bersebelahan dengan rumahku. Gue sekarang ada di samping rumahnya. Lebih tepatnya aku sekarang di samping kamarnya dan melihat dia yang kembali melamun ada di kamarnya.
Aku mengetuk jendela kamarnya dan sontak itu membuat Hana tersadar. Dia sedikit terkejut namun perlahan menuju ke arahku dan membukakan jendela kamarnya.
"Juki? Ngapain lo ke sini?" tanyanya dengan nada pelan.
Aku perhatikan wajahnya sedikit kusut. Namun aku membulatkan mata saat melihat sudut bibirnya yang memar.
Aku sontak memegang bibirnya. "Ini kenapa bibir lo? Lo habis dicium monyet ya sampai bengkak gitu?"
"Enak aja lo kalo ngomong." ucapnya dengan menatapku tajam sambil menepis tangan berhargaku.
"Terus kenapa? Lo habis berantem lagi? Sama kelas yang mana kali ini?" tanyaku membuat Hana terdiam.
"I--ini, ini.. "
"Ini?"
"Ini habis kejedot." ucap Hana dengan mengedarkan pandangannya agar tidak menatapku.
"Kejedot apa kejedot?"
"Lo kesini cuma mau nanyain itu? Atau ada hal lain?"
Aku seenaknya menyelonong masuk dan duduk di kasur empuk milik Hana.
"Nggak juga sih. Eh, tau nggak, gue dapat nomornya Mira lo." ucapku dengan tersenyum lebar.
"Mira yang sok kecantikan itu?" ujarnya membuatku menatapnya tajam.
"Bukan sok, tapi emang kenyataannya dia cantik."
"Kalo lo ke sini mau ngomongin kecantikan dia, sorry ya gue nggak ada waktu." ucap Hana.
"Lo kenapa sih, Na? Tadi pagi bolos sekolah, sekarang ketus gitu sama gue."
"Lo lagi PMR ya? " lanjutku membuat Hana memutar bola matanya malas.
"PMS kali,"
"Yaudah kalo lo nggak mau jujur, gue balik. "
"Gitu dong, dari tadi kek."
KAMU SEDANG MEMBACA
JEKA || JJK
Teen FictionJEKA! Titik. Bukan JUKI! Apalagi MARJUKI! "Gue emang bukan orang sempurna. Tapi, gue juga bukan orang bodoh." Segala sesuatu butuh perjuangan. Candaan dan senyuman belum tentu mampu untuk meraih puncak dari perjuangan itu. But, come on. We don't liv...