Hampir 2 tahun GELASIA : About menjadi projek yang saya pertahankan. Tidak banyak yang baca dan saya berjuang sendiri membuat views naik dengan membacanya berulang-ulang, promosi sana-sini pada teman dan pembaca wattpad lainnya dan hasil selalu di bawah yang saya harapkan. Tapi, tak bisa berbohong, itu bahkan membuat saya bangga dan tidak menyesal tetap melanjutkan cerita ini sampai selesai.
Terima kasih kepada pembaca yang sudah setia sampai akhir di novel ini.Salam four Clover dari zewinterblu...
-
-
-"Yoda...Maela!!" Aku berteriak memanggil sambil melepaskan sepatuku, setelah meletakkannya di rak aku berjalan masuk ke dalam apartemen tersebut.
"Kakak..." Maela muncul di depanku sambil memeluk panter--si kucing yang sempat di kembalikan ke klinik hewan.
Aku berdecak, pura-pura menampilkan wajah kesal. "Maela peraturannya apa? Kamu harusnya memanggilku Mama."
"Kak Yoda bilang nanti ketuaan." Jawabnya.
"Dia bilang begitu?" Alisku terangkat sebelah. "Dimana dia?" Tanyaku kemudian.
"Siapa?" Wajah Maela yang tadinya tertata datar menjadi berkerut dengan bola mata yang bergerak-gerak.
"Kakakmu..." Sahutku sambil melangkah memasuki ruang tamu dan terus berjalan ke dalam kamar Maela, gadis kecil itu mengikuti.
"Kalian tidak akan bertengkar, kan?" Dia bertanya hati-hati.
Aku menatapnya dengan senyum kecut lalu duduk di ujung tempat tidurnya.
"Bertengkar?" Tanyaku, pura-pura bingung.
Anak ini memang sekaku kakaknya.
"Aku tidak bermaksud mengadu seperti itu padamu." Gumamnya.
"Seperti apa?"
Dan aku hampir melepas tawa melihat dia semakin tak bisa mengendalikan mimik panik di wajahnya. Meski begitu dia tidak segera menjawabku.
"Maafkan aku Ma..." Ucapnya kemudian dengan kepala menunduk dalam.
Aku tersenyum kemudian menarik dia duduk di pangkuanku. "Tidak apa-apa memakai sebutan yang kamu mau, jangan mendengar pendapat orang lain termasuk kakakmu yang menyebalkan." Ujarku sambil mengusap pipinya. "Dan kami takkan bertengkar karenamu, apapun alasannya."
Raut mukanya kemudian sedikit tenang, dia tersenyum dan mengangguk pelan.
"Gelasia! itu kamu?!" Dan kemudian suara teriak Yoda terdengar. Mataku melirik ke arah pintu.
"Dia di dapur, sedang memasak." Maela memberi informasi dan aku langsung mangguk-mangguk
"Yah...ini aku!" Aku menyahuti pria itu kemudian "Kamu mainlah dengan panter, aku akan menemani kakakmu memasak."
"Baiklah."
Aku cium pipi anak tersebut kemudian meninggalkannya.
Baru selangkah melewati pintu dapur, aku langsung tersenyum lebar mendapatkan Yoda sibuk dengan berbagai bahan makanan dan juga peralatan masak. Dia mendongak dan mengedipkan dahunya, menyambutku dengan caranya yang seperti biasa.
"Hari ini bagaimana?" Dia bertanya tanpa beralih dari kesibukan itu.
"Masih sama. Tapi mereka tetap tidak mengatakan apapun saat aku meminta izin kemari." Aku menjawab. "Apa mereka sudah tidak marah lagi jika begitu?"
"Sepertinya."
Aku menggeleng keras. "Aku sungguh bingung pada Hendra dan istrinya. Padahal ini sudah dua minggu, dan aku tidak pernah berhenti datang menemuimu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Gelasia : About
RomanceIn Her Freak Love Saat terburuk dalam hidupku mungkin tentang mengenalnya. Atau tidak juga, tidak ada cinta yang sama di dunia. Mungkin, aku kurang beruntung saja terjebak dengan satu pria aneh ini di London. Atau mungkin juga, aku terlalu beruntung...