Chapter 5

62 29 100
                                    

Dari yang lalu bertanya, "dimana kamu sekarang?"
Aku bilang, "masih dalam perjalanan."
Yang kulewati bertanya, "Dimana tempat kamu bersinggah?"
Aku bilang, "di pohon mapel tepi jalan."
Yang menawarkan tempat tinggal bertanya, "kemana kamu akan pulang?"
Aku bilang, "Kepada dia, yang aku jadikan rumah hatiku."
Pada mereka semua aku bilang, "ada tempat yang kuletakkan penatku, ada tatapan hangat yang diberikan, ada kesejukan yang menyegarkan jiwaku, ada suasana tenang yang dia miliki untuk hatiku. Pada semua rasa indah yang kulihat dari netra lelah perjalananku, semua itu ada padamu. Aku mencintai rumah hatiku."

-

-

-

"Aku sudah mendapatkannya." Yoda mengacungkan tas kertas yang dia bawa ke udara sambil mempercepat langkah mendekatiku.

Aku langsung berdiri dari bangku tunggu.

"Kamu juga membeli sesuatu?" Dia bertanya saat melihat tas kertas juga sedang kugenggam.

"Iya, rugi datang saja tanpa beli apapun." Kataku.

"Sekarang ayo, kita harus jalan-jalan." Dia melangkah duluan dan aku pun mengikuti dia tanpa menyahut.

"Kali ini kubiarkan kamu memilih," dia melihatku melalui bahunya. "Kamu ingin kemana?."

"Mesin capit, ayo kita ke pusat bermain." Sahutku segera tanpa menimang lebih banyak hal.

Dia langsung berhenti melangkah. "Kamu ingin main itu?"

"Hmm..."

Dia terlihat berpikir sebentar kemudian mengangguk. "Baiklah, ayo kesana."

....

Aku menendang kaki mesin capit di hadapanku, menggerutu kesal ketika berapa kali kucoba dan tak berhasil sekali pun.

"Sekali lagi." Aku sudah siap mengeluarkan uang dan Yoda langsung mencekal tanganku.

"Kamu hampir mengeluarkan lima puluh dolar untuk mainan ini. Serius, masih mau main?" Dia bertanya sangsi.

Aku mengeram kesal lalu menggeleng. Dan Yoda terkekeh, aku mendelik padanya. "Apanya yang lucu pak Giandra?"

"Tidak ada, kenapa ingin sekali mencapit mainan dalam mesin itu?"

"Tidak ada alasan, hanya ingin," kuketuk-ketukkan jariku ke dinding kaca mesin capit tersebut. "Dari dulu main ini sulit sekali."

"Apa kamu semacam obsesi dengan benda ini?" Tanyanya terdengar ingin tertawa.

"Mungkin." Jawabku asal tak minat menanggapi candaannya.

Yoda kemudian tidak bicara lagi hingga tiba-tiba menarik tanganku.

"Kenapa harus menarikku?" Omelku.

"Kalau tidak salah tempatnya di sekitar sini juga... " Dia malah bergumam, tidak menanggapi.

"Kita mau kemana?" Aku kembali mendumel.

"Itu dia..." dan tiba-tiba lagi dia berhenti, aku menatap apa yang dia tunjuk.

Play Desain Room

"Tempat apa ini?" Aku bertanya untuk kesekian kali.

....

"Wah...bagaimana menurutmu?" Aku memperlihatkan hiasan dinding di tanganku kepada Yoda.

"Hanya ini yang kamu buat?" Tanyanya sambil menyapukan tangan ke hiasan yang aku rakit sendiri itu.

"Tidak, aku juga membuat ini tadi," aku menaruh benda lain di atas meja. "Untukmu." Dan aku tersenyum lebar sambil menatapnya.

Gelasia : AboutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang