Chapter 10

59 14 131
                                    

Sebelum lanjut bacanya, just info, novel ini adalah melodrama ringan yah...jadi kalo vlot mendadak berubah itu emang dah kerangka cerita, so, nikmati alurnya, ending akan tetap datang kok, ok itu aja. Sekian🙂

Permintaan yang menjadi pertemuan dingin di musim panas.
-
-
-

Akhir musim dingin, 2012

Aku tersenyum lebar saat dering ponselku berbunyi dan menunjukkan itu panggilan dari Yoda. Tanpa buang waktu, aku langsung saja mengangkatnya. Mataku sempat menangkap jam di dinding.

Pukul 00.25

Ini telpon yang pertama kali terjadi di tengah malam-selama kami berjauhan.

"Hallo..." Suaranya membuatku mengigit kuku jari, menahan rasa senang yang besar, lupa bahwa tadinya aku sangat mengantuk.

Beberapa hari belakangan kami hanya berkirim email dan tak bisa menelpon karena aku yang sedang masa ujian. Rasanya hanya dengan begitu aku sangat ingin mendengar suaranya, dan baru bisa saat ini.

"Belum tidur?" Dia bertanya kemudian.

"Aku menunggumu menelpon. Dari tadi aku coba hubungi tapi tidak tersambung." Ujarku menjawab.

"Maaf, baterai ponselku habis, aku  segera menelpon setelah full." Ungkapnya. "Kamu bagaimana, apa semuanya lancar?"

"Iya, semua baik-baik saja. Bagaimana denganmu?" Kali ini aku yang menanyakan padanya.

"Tidak terlalu bagus."

"Kenapa? Kamu sedang sakit?" Senyumanku luntur, merasa pias seketika.

"Tidak, tapi karena merindukanmu." Dia menjawab setelah beberapa saat hanya diam, dan aku segera berdecih. Senyumanku kembali mengembang.

Andai, bisa seperti kami sedang di tempat yang sama.

"Bagaimana dengan keluargamu?" Lagi aku bertanya.

"Mereka masih sama, begitu rumit berunding dengan mereka." Suara Yoda lelah terdengar.

"Hubungan kalian...semakin memburuk?" Aku bertanya lebih hati-hati.

"Sulit menundukkan idealisme yang mereka pikir sempurna, aku sudah tidak perduli bagaimana mereka bersikap padaku."

Aku menghela napas. "Jangan terlau dipaksakan. Jika semuanya harus berjalan seperti yang ada, maka jangan terlalu menyeret dirimu. Cobalah tetap baik-baik saja."

"Hmm...tentu." Jawabnya dengan pelan.

Lalu, suaranya tak terdengar, aku mengerutkan dahi dan menatap ponsel, memastikan telpon masih tersambung.

"Hallo, Yo..."

"Gelasia..." dia menyelaku cepat.

"Kenapa? Kamu tidak apa-apa?" Tanyaku.

"Gelasia..." Dia memanggilku lagi, dan aku menunggu lanjut perkataannya. "Aku mencintaimu. Apapun nanti, berusahalah untuk menunggu. Aku sudah bilang akan kembali padamu, jadi, tetaplah menungguku."

"Yoda..."

Aku tak tahu, sungguh, tak tahu kalimat yang benar untuk menanggapinya.

"Aku menelponmu di jam begini karena ingin sekali mengatakannya."

"Yoda, kamu.."

"Istirahatlah." Dia memotong kalimatku lagi. "Hari ini aku harus kembali mengurus berkas untuk perpindahan domisili itu, mungkin akan sibuk. Aku tutup telponnya."

Gelasia : AboutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang