part 36

142 13 1
                                    


Waktu semaki cepat berlalu, tak terasa tinggal menghitung hari usia haris memasuki satu tahu. Keseharian intan disibukkan dengan mengurus buah hatinya itu. Ia tidak mau haris merasakan kesepian sepertinya, intan jadi teringat dengan sosok mama yang tidak sempat intan rasakan. Ia mengusap pipi haris yang gemol itu. Hari semakin siang, intan membawa haris ke dapur dan meletakkan haris di kursi bayi yang terletak di dekat meja makan

"Sayang kamu duduk di sini dulu ya, jangan nangis mama mau masak, sebentar lagi papa pulang" kemudian intan memberikan haris beberapa mainan kecil di sana

Intan mulai memasak beberapa makanan kesukaan suaminya,  sesekali ia melirik ke arah haris.

"Mamama..." Intan yang mendengar suara haris menolehkan pandangannya

"Kenapa sayang?" Ucap intan, kemudian ia melihat mainan haris yang jatuh. Rupanya haris menangis kerena mainannya jatuh

Tak butuh waktu lama intan menyelesaikan ritual masaknya, ia melirik jam di depannya sekarang tepat jam 1 siang itu tandanya sebentar lagi suaminya pulang

Intan menggendong haris dan meletakkan haris di depan TV yang sudah tersedia karpet di sana. Haris mempunyai banyak mainan, karena aydan sering membawa mainan untuk Haris, tapi menurut intan itu sangat keterlaluan, seisi kamar mereka di penuhi mainan haris.

Intan mengajak Haris main sembari menunggu suaminya pulang. Haris mulai melangkah kan kakinya dengan tertatih-tatih sesekali ia terjatuh.

Intan membaringkan tubuhnya tepat di samping haris yang lagi asik main. Tampa intan sadari ia menutup matanya karena sangat ngantuk

"Papapaaa...." Haris bisa melihat kedatangan papanya berjalan kearah pintu dengan tertatih-tatih.

Aydan kemudian tersenyum melihat  anaknya tepat di depannya, ia menggendong haris masuk kedalam kamar dan meninggalkan intan tidur di depan tv, aydan merasa kasian pada intan karena seharian sudah mengurus haris dan juga rumah.

Sesampai di kamar aydan meletakkan haris di atas tempat tidur, belum beberapa menit haris menutup matanya karena mengantuk. Aydan yang melihat haris tidur menarik selimut dan menutup badan haris sampi sebatas perut lalu menyium pipi gembul anaknya itu sebelum mandi.

Intan mulai mengedipkan matanya dan mengusap wajahnya,

"Astaga..Haris di mana" intan dengan cepat membangunkan badannya ketika tidak menemukan haris di sampingnya

"Haris..?" Panggil intan tapi tidak menemukan kehadiran haris di sana, haris tidak mungkin pergi jauh karena untuk jalan pun haris masih sering terjatuh.

Intan menuju ke arah dapur, belakang dan ruangan lainnya tapi tidak menemukan haris

"Nggk mungkin haris berada di lantai dua" gumany. Intan benar-benar merasa takut, apa kejadian dulu terulang lagi, apa Andre datang lalu mengambil Haris, intan sangat ketakutan. Air matanya sudah menetes, intan mengacak kasar rambutnya lalu berjalan ke luar rumah mencari haris.

Sesampai di depan intan mengerutkan keningnya melihat mobil aydan terparkir di depan rumah.

"Lho ini kan mobil mas, terus mas aydan kemana" intan kembali kedalam rumah dan menuju ke kamar, tinggal kamarnya yang belum dia cek. Intan berharap haris sedang bersama aydan

"Mas..?" Panggil intan ketikan sudah berada di dalam kamar. Intan tidak melihat keberadaan suaminya, tapi ada rasa legah ketika menemukan haris berada di dalam kamar. Intan mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan kamar tapi tidak melihat keberadaan suaminya

"Mungkin lagi mandi" ucapnya lalu berjalan menuju kamar mandi.

"Mas.. apa mas di dalam?" Tanya intan menempelkan telinga kanannya ke pintu kamar mandi. Karena tidak ada jawaban dari dalam ia membuka kamar mandi dengan kasar

Brukkk

Aydan yang sedang mandi seketika menoleh kearah pintu karena mendengar suara pintu terbuka, dan dia bisa melihat istrinya berdiri di depan pintu menatapnya.

Intan bisa melihat tubuh suaminya itu Tampa sehelai benagpun. Intan mendekat lalu memukul lengan aydan.

Aauuu..

"Kok aku di pukul?"

"Mas tu kebiasaan bikin aku panik, aku kira haris hilang, aku panik nyari haris di bawah. Kalau habis pulang dari kantor tu bangunin aku"

Aydan yang melihat ekspresi istrinya merasa gemas, rasanya aydan ingin sekali langsung melumat bibir istrinya itu.

"Maaf sayang, aku nggk tega bangunin kamu, pasti kamu capek bangat ngurusin haris seharian," aydan  menyium sekilas bibir intan

"Ya udah mas minta maaf sayang. Mas lagi nggk pake baju lho, mandi bareng yuk"

Intan membulat matanya menyadari kalau benar suaminya sedang berdiri di depannya dengan keadaan telanjang bulat. Astaga ada apa dengan aku? kenapa aku nggk menyadarinya sedari tadi. Walaupun dia sudah sering melihat suaminya telanjang tampak sehelai benang tapi intan tetap sering merasa canggung. Pipi intan memerah tubuh intan rasanya baru saja terkena kesetrum listrik. Karena kemaranya pada aydan ia jadi tidak fokus kalau aydan sedang mandi. Pipi intan kembali memerah ketika melihat kejantan aydan menggantung di depannya. Intan membalikkan badannya berniat untuk kabur tapi tangannya lebih dulu di cekal oleh aydan.

"Mau kemana? Temanin mas mandi ya?" Intan yang mendengar ucapan suaminya menggeleng

"Nggk mas, lebih baik mas mandi sendiri aja" Intan menolak. Karena kalau sampai itu terjadi pasti mereka akan bercinta lagi di dalam kamar mandi seperti dulu.

"Kamu harus tanggung jawab lho sudah bangunin kejantanan aku"

Demi apapun pipi intan bertambah memerah menahan malu. Tapi dia harus menahannya agar tidak terpancing dengan ucapan suaminya. Jujur nyeri di vaginanya masih terasa karena semalam.

"Nggk mas, lebih baik mas mandi aja, aku sudah siapin makanan buat mas"

"Tapi yang di bawah bangun,.dia ingin di tuntaskan sayang"Rengek aydan pada intan

Suaminya ini benar-benar keras kepala

"Yea udah lebih baik mas mandi, setelah itu makan dan sesudah makan baru dapat jatah" ucap intan lalu dengan cepat keluar menuju dapur. Di dapur intan bingung bagaimana caranya menggagalkan pikiran mesum suaminya di siang bolong  gini.

"Apa aku bagunin haris aja, tapi kalau haris bagun kasian kan. Nanti aku juga yang repot.

Tak lama kemudian aydan keluar dari kamar dan melihat intan berdiri di  dapur

"Sayang nungguin aku ya" ucap aydan menggoda intan. Intan lalu menghampiri suaminya.

"Mas jangan sekarang ya. Nanti malam aja"

Aydan mengerut bibirnya, ia mengerjai istrinya itu dengan cara pura-pura berfikir

"Ya udah tapi janji nanti malam sampai mas benar-benar puas lagi, kayak semalam"

Mendengar ucapan suaminya, intan membuang kasar nafasnya. Tapi ini salahnya sendiri karena telah membangunkan harimau yang lagi tidur

Antara Dendam Dan Cinta (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang