1

302 15 8
                                    

~Happy Reading~

***

Seorang gadis berambut sebahu tengah berjalan santai di koridor sekolahnya. Ia bersiul ria mengikuti nada lagu yang sedang dirinya dengarkan melalui sepasang earphone yang terpasang di kedua telinganya saat ini.

"BAAA!"

"ASTAGA SETAN!" Sebuah suara mengagetkan dan tepukan yang cukup keras di pundak membuat cewek berambut pendek itu mengumpat kasar. Ia buru-buru melepas earphone di telinganya, menatap tajam seseorang yang telah mengejutkannya beberapa detik yang lalu.

"Sembarangan aja ngomongin orang setan, gue manusia!"

Rambut panjang tergerai, manik coklat, bulu mata hitam yang lebat, itulah ciri-ciri seseorang yang telah mengejutkan sahabatnya di pagi hari ini. Dengan wajah masam seolah merajuk, ia berdiri di samping sang gadis berambut pendek alias sahabatnya sendiri.

"Ya bentukan lo emang manusia, tapi sifat lo yang kayak makhluk satu itu! Ngagetin orang aja. Kalo gue jantungan gimana?!" Gadis berambut pendek sebahu yang dikejutkan tiba-tiba merasa kesal. Ia berseru keras.

"Ye ... selow aja kali mbak ngomongnya gak usah pake urat!"

"Anda juga ngomongnya pake urat ya, Mbak!"

"Tapi kan gue--"

"Pagi, Naya, Reta."

Belum sempat sang pemilik rambut panjang tergerai itu merangkai kata, suara lain lebih dulu mengintrupsinya juga tak terkecuali sahabatnya, menghentikan perdebatan mereka.

"Ah! Pagi juga, Han." Kedua sahabat itu pun menyahut bersamaan tanpa sadar.

"Wow kalian emang sahabatan banget, yah. Pagi-pagi kerjaannya berantem mulu, mana kalo ngomong selalu bareng." Gadis yang tadi menyapa nampak terkekeh geli, menahan tawa. Jujur, kalimatnya barusan berisi ejekan berupa godaan sebenarnya.

Kedua sahabat yang disinggungkan pun terdiam, menoleh dan memandangi satu sama lain selama beberapa detik. Setelah sama-sama tersadar jika kedua manik mereka bertemu, buangan muka kesal pun segera mereka lakukan.

"Liat 'kan? Pas noleh aja barengan." Si gadis penyapa kembali terkekeh. Kali ini lebih keras karena dirinya tak dapat lagi menahan tawa.

"Ck! Au ah, bete gue!" Si gadis berambut pendek duluan menghentakkan kaki. Ia semakin bertambah kesal usai mendengar tawa temannya yang lain. Bukannya menghentikan perdebatan, temannya itu malah memperkeruh suasana. Tanpa banyak basa-basi lagi ia pun melangkah pergi menjauhi keduanya. Yang satu, ialah sahabat dekatnya yang berambut panjang dan satunya lagi teman satu kelasnya yang bernama Hana.

Hana memandang kepergian Naya menuju kelas mereka. Ia lagi-lagi terkekeh, merasa puas setelah berhasil membuat seorang Naya kesal. "Kayak biasa ya, Ta, Naya cantik-cantik suka banget ngambekkan."

"Byasalah! Untung gue sebagai sahabat selalu sabar ya 'kan. Kalau gak, udah gue cincang tuh mulut dia dari lama," ungkap Reta, selaku gadis berambut panjang yang beberapa menit lalu mengejutkan sahabat berambut pendeknya–Naya.

"Udah ayok masuk kelas, Han. Gara-gara lo gue jadi harus bujuk si Naya lagi 'kan biar gak ngambekkan lagi," sungut Reta.

Hana tersenyum kikuk. "Gue cuman nambahin kayu bakar ke percikan api aja tau."

N a y a [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang