3

77 10 0
                                    

~Happy Reading~

***

"Ayo!" Naya menarik tangan Reta, mengajak gadis itu untuk menghampiri Asta dan Satya yang sedang berjalan santai di koridor sekolah pagi ini.

Reta yang hendak memainkan handphonenya seketika terkejut dengan aksi Naya. Ia bahkan hampir menjatuhkan gadget-nya itu. Karena kesal dirinya pun menoleh, berniat memarahi Naya. Namun, kata-katanya langsung berhenti sebelum sempat dimulai kala Naya menyapa kedua anak baru itu.

"Hai!" Naya menyapa, menampilkan senyum manisnya.

Asta dan Satya menoleh berbarengan. Satya membalas sapaan dan senyuman Naya, sedangkan Asta hanya diam tanpa mengucap apapun. Dia memang sangat dingin, membuat perasaan di dalam diri Naya semakin menggebu-gebu.

Ya, perasaan aneh yang beberapa minggu ini ia rasakan. Dimulai sejak kehadiran Satya dan Asta di sekolah mereka beberapa minggu lalu. Dan semenjak hari itu entah apa yang terjadi, jantung Naya selalu berdegup kencang di kala matanya berpapasan dengan kedua manik dingin Asta, membuatnya merasa damai.

"Kalian mau ke kelas, kan?" Naya bertanya, memecahkan suasana hening yang sempat tercipta selama beberapa detik.

Satya mengangguk sekali sebagai jawaban.

"Wah kalau gitu sama, kami juga mau masuk kelas. Ya gak, Ta?" Naya mencolek Reta, mendapati pelototan tajam dan gelengan dari Reta mendapat tatapan tajam dari Reta. "Ngangguk aja!" Ia berbisik di telinga sang sahabat.

Reta semakin melototi Naya. "Gak mau gue, apaan!" Ia membalas bisikkan dengan bisikkan.

"Ayolah bantuin gue, Ta. Lo kan sahabat terbaik gue." Naya tersenyum lebar, Reta menghela napas panjang. Pada akhirnya cewek itu tetap kala dari kehendak Naya. Ia terlalu baik hati.

"Iya, kami juga mau ke kelas. Kita berempat jalan bareng-bareng, boleh?" Reta menimpali dengan terpaksa.

"Tentu." Lagi-lagi hanya Satya yang membalas, tetapi tidak masalah. Yang penting mereka sudah mendapatkan izin untuk jalan berdampingan, batin Naya yang merasa senang. Jujur ia tidak dapat mengontrol emosinya.

"Eh, liat! Wah, orang-orang famous jalan barengan dong!" Sebuah seruan dari seorang siswi tiba-tiba membuat suasana sekitar menjadi ramai. Semua orang yang penasaran langsung menolehkan kepala mereka beramai-ramai, menyoroti empat bintang utama pagi hari ini.

"Wuih! Tumben Naya sama Reta jalan bareng cowok. Kejadian langka, nih!" Seorang siswa bertopi mengeluarkan handphonenya, mengabdikan momen langka yang baru terjadi sekali ini selama Reta dan Naya bersekolah di JAS. Ia lalu mengirim foto itu ke grup perkumpulannya, mengolok salah seorang temannya yang diam-diam menyukai Naya sejak lama.

"Apakah hati Naya sama Reta udah berhasil dilelehin? Wah parah sih si Satya sama Asta kalo iya. Mereka bisa cetak rekor jadi cowok pertama yang berhasil diterima pernyataan cintanya sama Naya dan Reta!" Siswi lainnya berteriak kegirangan. Ia sepertinya penyuka drama-drama romantis antara perempuan cantik dan laki-laki tampan.

Wajah Reta menggelap, menunjukkan rasa tidak suka yang kentara. Ia sangat tidak nyaman berada di posisi seperti ini. Berbeda dengan Naya yang walau tidak suka masih bisa menetralkan ekspresi wajahnya.

"Eh kalo diperhatiin vibes mereka bisa sama, ya. Naya sama Satya, mereka sama-sama ramah juga suka senyum. Terus yang sama-sama dingin ... Asta sama Reta!"

Deg!

Degup jantung dari dua orang tiba-tiba berdetak serempak. Wajah mereka mengikuti sedetik kemudian, sama-sama berubah 180 derajat dari ekspresi semula. Yang satu kini menundukkan kepalanya, menyembunyikan hawa panas yang tiba-tiba datang menyerang, entah berasal darimana, sedangkan yang satunya lagi malah berbanding terbalik, sorot matanya ia turunkan, menjadi lebih tajam dari semula, perasaannya sungguh tidak mengenakkan.

N a y a [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang