25

63 9 0
                                    

~Happy Reading~

***

Reta kembali masuk ke sekolah usai hampir satu minggu izin berduka atas perginya Naya untuk selama-lamanya. Gadis itu melangkah pelan memasuki kelas dengan tatapan kosong.

"Reta, lo masuk?" Gladis-temen sebangku Reta berucap setelah Reta menduduki bangku miliknya.

For you information, Gladis adalah salah satu murid sekelas Reta yang masih suka mengobrol dengan Reta selain Satya tertunya, usai Reta mengakui segala perbuatannya

Reta melirik Gladis sejenak, lalu ia malah menundukkan kepalanya dan tak menjawab.

"Reta, lo lagi ada masalah?" tanya Gladis menatap intens wajah datar Reta yang tak biasa. Ia sedikit merasakan aneh.

Reta diam sejenak, tak lama ia menghela nafas pelan. "Gue baru aja selesai berduka," jawab Reta dengan nada pelan.

"Berduka? Berduka buat siapa?" Gladis penasaran.

Reta seketika bungkam tanpa sebab. Ia terlihat sama sekali tak berniat untuk mengatakan yang sesungguhnya kepada Gladis. Gadis itu masih belum kuat menceritakan semua yang telah terjadi selama seminggu yang lalu.

"Reta? Berduka buat siapa, sih?" Suara Gladis kembali mengudara, membuat Reta pada akhirnya menjawab pertanyaan-pertanyaan dari Gladis.

"Naya."

Deg!

Satu kata itu berhasil membuat Gladis membeku di tempatnya. Mulutnya seketika bungkam, tak dapat berucap apa-apa lagi. Gerakannya pun seolah tertahan.

"M-maksud lo?" gagap Gladis menatap bingung Reta.

Seketika mata Reta berkaca-kaca, gadis itu menunduk dalam. Rasa sedih kembali muncul di dalam hatinya. Perasaan sesak karena rasa sesal.

"Reta!" Gladis menggoyang bahu Reta dengan cukup kuat, namun Reta tak bergeming sama sekali.

"Ret--

"Naya udah pergi buat selama-lamanya." Reta memotong Gladis yang kembali hendak berseru memanggil namanya.

"Pergi ke mana?!" tanya Gladis semakin merasa aneh.

Reta bungkam. Perlahan suara isakkan kecil pun keluar dari mulutnya. Gladis yang melihat itu semakin kebingungan dengan sikap Reta.

"Naya ... udah pergi ninggalin kita semua ... dengan ribuan rasa sesal dan bersalah," lirih Reta diiringi isakkan yang masih keluar.

"Ha?!" Gladis semakin mengernyitkan dahinya tak mengerti.

"Lo inget kan ... berita tentang pesawat yang kecelakaan beberapa hari yang lalu?"

"Ya! Gue inget itu!"

"Salah satu penumpangnya Naya, Dis. Naya ... Naya Arunika ... sahabat gue!" Tangisan Reta mulai mengudara, membuat orang-orang serentak menatap bingung dirinya yang sudah dipenuhi oleh air mata.

Hana dan Arumi pun dengan cepat menghampiri bangku Reta dan Gladis, diikuti beberapa siswi yang lainnya.

"Dia kenapa?" tanya Hana pada Gladis mewakili setiap orang yang penasaran.

Reta tampaknya menangis semakin keras. Gladis yang berada disebelahnya pun dengan sigap langsung memeluk Reta dan ikut menitipkan air mata.

"Gladis, dia kenapa sih?!" Arumi menimpali. Ia sudah cukup kesal karena rasa penasarannya belum terselesaikan.

"Naya jadi salah satu korban dalam kecelakaan pesawat Bandung-Paris beberapa hari yang lalu." Akhirnya Gladis membuka suaranya, menjawab pertanyaan orang-orang.

N a y a [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang