21

49 8 0
                                    

~Happy Reading~

***

Saat ini Reta tengah berdiri tepat di depan kelasnya. Kelas sedang berada pada jam kosong, karena guru yang mengajar sedang mengikuti rapat. Begitu pula dengan kelas-kelas lainnya.

Matanya terlihat sedikit bengkak usai menangis semalaman. Dia menangisi kebodohannya yang membuat Naya pergi dari sisinya. Menangisi setiap hal yang sudah dia lakukan selama ini.

Dan di sini, maksud serta tujuan Reta mengumpulkan seisi penghuni kelas, agar Reta bisa mengucapkan satu hal penting kepada mereka semua.

"Gue mau ngomong yang sejujurnya sama kalian," ucap Reta mulai membuka mulutnya.

Para murid berpandangan, menatap dengan raut kebingungan. "Tumben banget, sih? Lo mau ngomongin apa memang?" tanya seorang murid sebagai perwakilan.

Reta menatap orang itu cukup lama. Setelahnya helaan nafas panjang keluar dari gadis itu. "Gue mau ngaku kalau gue yang udah ngerebut pacar Naya, bukan Naya yang ngerebut pacar gue," ungkap Reta.

Sontak, seisi kelas tambah merasa bingung.

"Yang sebenarnya pengkhianat adalah gue sendiri, bukan Naya. Dia cuman korban yang gue kambing-hitamkan biar tujuan gue tercapai. Gue yang udah ngehancurin hubungan dia sama Asta. Gue juga yang udah buat mereka putus. Maaf, walau itu sedikit gak guna karena gue tau perbuatan gue ini udah bener-bener gila. Gue gak pantes nerima maaf lagi dari kalian ataupun Naya. Gue udah gak pantes." Reta berucap dengan sejujur-jujurnya.

"Jadi, selama ini Naya gak salah?! Semua ini adalah rencana lo?!" Hana menimpali dengan sedikit emosi.

Reta mengangguk pelan.

"WOOOOO!" Sontak bunyi teriakan menggema di seisi kelas. Semua orang kini berbalik menyalahkan Reta. Semua orang berbalik mem-bully gadis itu.

"Gila lo Reta! Gue kira lo malaikat, ternyata lo cuman iblis yang lagi nyamar! Lo udah bikin kita berdosa karena nyalahin Naya!" Seruan berisi kecaman dikeluarkan oleh salah seorang murid kelas yang kecewa, mendapati anggukan setuju dari semuanya.

"Bang*at lo Reta! Gak tau malu!"

"Gila gak ada otak!"

Jadi ini yang selalu lo rasain selama ini, Nay? Gue bener-bener minta maaf. Reta membatin sedih. Telinga dan hatinya terasa sakit kala mendengarkan gunjingan-gunjingan dari semua orang.

***

Reta melangkah memasuki kantin sendirian. Ya, sendirian. Tak ada siapapun lagi yang ingin berteman dengannya. Tidak ada yang ingin berteman dengan si 'Pengkhianat'.

Duk!

"Owh! Sorry, Kak." Seseorang menyenggol bahu Reta cukup keras, membuat gadis itu menengadah dan menatap orang yang susah menabraknya.

"Kakak gak papa kan, ya?" ucap orang itu yang tak lain adalah adik kelas Reta atau bisa juga dibilang salah satu 'fans'-nya.

"Lumi?" Tanpa sadar Reta menyebutkan nama sang adik kelas yang saat ini tengah mengusap bahunya.

N a y a [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang