18

49 6 0
                                    

~Happy Reading~

***

Duk!

"AAA ...!"

Deg!

Naya terdiam membeku di tempatnya usai tak sengaja mendorong tubuh Reta dengan keras hingga membuat gadis itu terjatuh di tangga yang menghubungkan lantai satu dan dua gedung sekolah ini.

Tubuh Reta terduduk dengan kuat di lantai tangga, membuat gadis itu meringis kesakitan. Naya yang panik segera menggerakkan kakinya untuk menuruni tangga dan berniat membantu Reta.

Namun, belum saja Naya sempat membantu Reta berdiri, seseorang telah lebih dulu meneriaki nama Reta dan berlari menghampiri gadis itu dengan cepat.

"Reta?!"

Dua pasang atensi kini telah beralih kepada sesosok lelaki yang amat mereka kenali. Siapa lagi kalau bukan lelaki yang sama-sama mereka cintai, Asta Nagara.

Lelaki itu berlari menghampiri Reta karena saat ini posisinya tengah berada di lantai dasar gedung, jadi memudahkannya untuk segera membantu Reta.

Naya masih terdiam dengan tangan yang mengulur di tiga anak tangga terakhir. Gadis itu menatap intens setiap gerakan yang dilakukan Asta kepada Reta. Sampai tak lama, matanya dan kedua mata Asta saling berpandangan.

"Lo yang ngedorong Reta?" tanya Asta pada Naya.

Naya sontak menggerakan tubuhnya dan menggeleng cepat. "B-bukan! G-gue gak seng--"

"Dia yang dorong aku." Reta memotong ucapan Naya, masih diiringi dengan ringisan pelan.

"Itu semua gak sengaja! Gue cuman gak sadar kalau gue--"

"Stop! Hentiin pembelaan diri lo." Asta menghentikan gerakan mulut Naya.

"Tapi Asta gue bener-bener gak--"

"Lo budeg apa gimana, sih?! Asta udah bilang jangan ngomong lagi! Lagipula lo udah benar-benar dorong gue sampe gue jatuh kayak gini! Semua bukti udah ada di depan mata! Lo gak bisa buat alasan lagi!" Reta berseru.

"Apaan, sih?! Semua ini gak sengaja! Lagian lo yang udah mancing emosi gue sampe gue gak sengaja dorong lo kayak gini!" balas Naya menatap nyalang Reta.

"Ck! STOP!" Asta memekik keras, menghentikan perdebatan yang dilakukan Reta dan Naya. "Tadi siang gue udah bilang 'kan kalo gue gak suka sama cewe yang kasar. Jadi sekarang, lo pergi dari hadapan gue dan jangan pernah nampakin diri lo lagi di depan gue maupun pacar gue!"

Deg!

Naya mematung setelah mendengar penuturan Asta yang sangat dingin dan menusuk relung hatinya. Gadis itu menatap Asta tak percaya. Air mata tanpa sadar telah menetes dari kedua matanya.

Ia menggeleng cepat. "Enggak Asta! Please,  gue mohon jangan ngomong kayak gitu! Gue beneran gak sengaja ngedorong Reta! Gue gak ada niat buat nyelakain dia!" sergah Naya memohon.

Asta tampak tak peduli, lelaki itu malah pergi berlalu dengan memboyong Reta.

"Asta!" Naya menuruni anak tangga sampai menyentuh lantai terdasar. Gadis itu menatap kepergian Asta dan Reta dengan lirih. Tangannya terulur, entah ingin ia tujukan kepada siapa.

"Asta ...," lirihnya sekali lagi dengan air mata yang semakin berjatuhan deras.

Hatinya kini terasa lebih sakit dari sebelumnya. Serasa dicabik-cabik oleh hewan buas hingga menyisakan kepingan-kepingan yang tak dapat disatukan lagi.

N a y a [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang