~Happy Reading~
***
Jam menunjukkan pukul enam lewat tiga puluh pagi. Naya terlihat melangkah pelan di koridor sekolahnya sendirian. Ia memasang earphone di kedua telinganya seperti biasa, mendengarkan lagu favoritnya.
Puk!
Sebuah tepukan di bahunya sontak membuat Naya berhenti. Dengan raut kesal yang sengaja dibuat-buat ia pun menoleh, mengharap suatu hal baik terjadi detik itu juga.
"Reta, lo mah sela--"
"Arumi?" Senyum merekah Naya seketika memudar kala ia mendapati sosok teman sekelasnya Arumi, "ah, bukan Reta ternyata." Naya bergumam setelahnya dengan suara yang amat kecil. Ia terkekeh di dalam hati, menertawakan dirinya sendiri. Dia berharap apa? Reta mengerjainya? Atau berharap jika semua yang terjadi kemarin sore hanyalah mimpi buruk semata? Dia tidak tahu.
"Lo bilang apa, Nay?" Arumi mengernyitkan alisnya saat tak sengaja mendengar sedikit gumaman kecil Naya. Tidak terlalu jelas di telinganya.
"Ah! Gak bilang apa-apa, kok!" Naya mengelak, lamunan singkatnya buyar. Ia menampilkan senyum canggung.
"Oh ya udah kalau gitu kita masuk ke kelas aja, yuk" ajak Arumi, mendapati anggukan dari Naya.
.
.
.
.
.
.
.
.
Naya menghempaskan tubuhnya ke atas kasur. Beberapa menit yang lalu jam sekolahnya baru saja usai dan kini ia sudah berada di rumah.
Decakan kesal keluar dari mulut gadis itu belum lama sejak ia berada di atas kasur. Ia pun akhirnya kembali bangkit, mendudukkan dirinya. "Kenapa jadi kayak gini, sih?!" Ia menggeram mengacak rambutnya penuh frustasi, "kenapa Reta bisa jatuh cinta juga sama Asta? Dan kenapa harus Asta?! Kenapa gak yang lain aja!" Ribuan pertanyaan entah kepada siapa berhasil keluar mulus dari mulut Naya.
Keheningan kembali tercipta, sampai beberapa menit kemudian suara Naya kembali terdengar seperti tercekat. "Lo sadar gak sih, Ta. Udah hampir lima belas tahun kita sahabatan. Dari kecil gak pernah lepas, selalu berdua kemanapun. Tapi, kemaren lo baru aja ngebuktiin ke gue kalau gak ada yang benar-benar kekal di dunia fana ini." Naya bergumam kecil, "lo bukan lagi Reta yang gue kenal. Lo udah berubah drastis, Ta." Naya menutup sempurna wajahnya dengan kedua telapak tangan. Air matanya mengalir tanpa sadar. Ia menangis di dalam diam.
***
Pagi hari menjelang. Matahari bersinar terang, berusaha membangunkan segala kehidupan di muka bumi. Burung-burung pun berkicau merdu. Ayam ikut berkokok meramaikan suasana lenggang yang sejuk.
Naya, seorang gadis yang kini mulai terganggu dengan sinar mentari dari celah-celah jendela kamarnya pun membuka mata, menampilkan sepasang manik indah yang teduh bila dipandang mata. Ia bangkit, duduk sejenak di atas kasir guna mengumpulkan kesadaran yang sempat menghilang. Tak lama kakinya pun melangkah pelan, berjalan gontai menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Beberapa menit kemudian, Naya keluar. Dengan handuk yang melekat di tubuh rampingnya, ia berjalan menuju lemari. Tangannya terulur membuka pintu lemari, mengambil seragam sekolah dan beberapa perlengkapan lain. Setelah semuanya siap, dirinya turun ke lantai bawah hendak mengisi perut dengan sarapan pagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
N a y a [END]
Teen Fiction[Teenfic, Drama, Friendship, Romance, Comedy] ~Third Story~ Cover by Pinterest Don't Plagiat! ..... Ini tentang Naya yang dihadapkan dengan dua pilihan berat. Memilih sahabat atau cintanya. "Gak ada lagi yang bisa lo lakuin selain lo harus memilih...