Part 6

1.9K 146 7
                                    

Assalammu'alaikum.

Aynun muncul lagi nih..
Maap ya, kelamaan up nya..
Yuk dikepoin lanjutan ceritanya..
Selamat membaca SobatBahagia.. 😊


"Waaahhh, pemandangan yang luar biasa"
Tiba-tiba aku dan Nita dikagetkan oleh suara seseorang.

"Hallo Om Rangga"
Ucap Nita setelah melihat siapa yang tiba-tiba nongol di sini.

"Selamat siang Pak"
Ucap ku sopan.

"Selamat siang Nita sayang.. selamat siang juga Aynun"
Jawab Pak Rangga sambil melihat kami bergantian.

"Wah, keliatan nya kalian cukup akrab ya?"
"Seperti ibu dan anak"
Tanya Pak Rangga yang mungkin penasaran dengan kedekatan ku dengan Nita.

Seperti sebelum-sebelum nya, aku sangat tidak nyaman dengan tatapan Pak Rangga ini. Tapi, selama dia masih berlaku sopan pada ku, aku juga tidak akan ambil  pusing. Mungkin dia memang seperti itu. Kalian pahamlah, apa yang ku maksud..

Ah sudahlah...

Kembali mengingat pertanyaan Pak Rangga sebelum nya, memang banyak dari karyawan di sini yang belum tau jika aku masih saudara dari CEO mereka, walau masa kerja ku disini sudah memasuki enam bulan.
Karena tidak ada sama sekali niat ku untuk mengungkap hal itu. Biarlah orang-orang tau dengan sendiri nya.

"Iya dong Om, kan Tante Aynun mama nya aku juga"
Jawaban Nita tidak hanya membuat Pak Rangga kaget, aku pun ikut kaget.

"Sayaaang?"
Tanya ku penasaran dengan jawabannya tadi yang bisa membuat orang lain salah paham.

Melihat kekagetan kami atas jawaban nya, Nita langsung melanjutkan penjelasan nya.

"Iya Om, kan Tante Aynun ini Adik nya Mama Okta"
"Jadi sayangnya aku ke Tante Aynun, sama seperti sayangnya aku ke Mama Okta"
Ucap Nita polos sambil memeluk dan mencium ku.

Cup..
Ku cium pipi gembul anak ini. Ternyata, itu alasan dari jawaban yang dia berikan ke Pak Rangga. Jawaban yang membuat ku terharu. Ku lihat matanya, memancarkan ketulusan.

"Oya?"
"Emang bener Ay?"
Tanya Pak Rangga selanjutnya.

"Hehehe, Iya Pak"
"Saya adik sepupunya Ibu Okta"
Jawab ku sopan.

Beginilah Nita, setiap dia datang ke kantor, selalu nempel dengan ku. Entahlah, dia bahkan tidak peduli Mama nya yang suka pergi meeting keluar kantor. Dia justru asyik bermain dengan ku.

Karena lantai ini khusus direksi, jadi banyak yang belum melihat interaksi kami. Kedekatan aku dan Nita layaknya ibu dan anak seperti yang dibilang oleh Pak Rangga tadi.

Kadang aku suka kagum melihat sepak terjang nya kakak sepupu ku itu. Tapi satu sisi, aku juga kasian dengan Nita. Sebenarnya dia sangat ingin Mama nya selalu ada buat dia, namun Mbak Okta sepertinya menomor dua kan Nita.

Pernah beberapa kali Mas Doni pulang lebih cepat dari biasanya, karena Nita rewel di rumah. Sedangkan Mama nya sibuk meeting dengan client di luar sana.

Setelah bekerja disini, aku jadi tau keseharian mereka.

Aku jadi ngebayangin saat aku belum bergabung diperusahaan ini.
Bagaimana dengan Nita?
Bermain bersama dengan siapa dia, jika Papa nya di kantor dan Mama nya sibuk meeting ke luar kota?
Pasti dia akan sendirian dengan suster nya di rumah. Sangat malang keadaan mu Nak...

Dari sini, aku harus mengambil pelajaran bahwa, bahwa kebahagiaan itu pilihan. Jika kita memilih bahagia kita dengan cara yang salah, akan banyak pihak yang dikecewakan.

D I L E M A (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang