Part 20

2K 131 7
                                    

Assalammu'alaikum..
Aynun hadir menyapa kembali para SobatBahagia nya..

Ada yang penasaran ga?
Yuk kita lanjutin.

Selamat Membaca..

"Assalammu'alaikum Pa"
"Innalillahi"

"Iya Pa, aku segera ke sana"
"Papa share nama Rumah Sakit nya ya"

"Wa'alaikum salam"
Ku tutup sambungan telepon ku dengan Papa. Kaki ku mendadak lemas. Napas ku memburu.

Kecelakaan...
Aku masih trauma dengan itu...

"Kenapa Ay?"
Tanya Mas Doni panik melihat keadaan ku.

Melihat aku yang masih diam, Ibu dan Ayah menyuruh Suster untuk membawa anak-anak ke dalam dulu. Semantara Ibu datang dengan air putih ditangan nya.

"Diminum dulu Nak"
Ucap Ibu sambil membelai lembut bahu ku.

"Terima kasih Ibu"
Ku minum air putih yang dibawakan Ibu.

Setelah meneguk sedikit air itu, ku atur napas ku yang sejak tadi tak beraturan.

"Aku harus ke Rumah sakit Mas, Mbak Okta kecelakaan"
Ucap ku setelah aku bisa mengatur pola napas ku.

Kini kami saling menatap. Entah apa yang ada dipikiran Mas Doni saat ini.

Cepat ku alih kan tatapan ku pada ponsel ku, ku buka aplikasi taksi online yang biasa ku pakai.

"Mau ngapain kamu?"
Tanya Mas Doni mengintrupsi kegiatan ku membuka aplikasi itu.

"Memesan taksi Mas, aku harus ke sana sekarang"
Ucap ku sendu.

Aku harus berada disana sekarang, Papa dan Mama sudah tua, sudah tidak bisa diharapkan untuk menunggui orang sakit seperti itu.

Walaupun aku belum tau, apakah aku sendiri kuat berada di rumah sakit. Melihat Ruang Operasi dan semua yang ada di rumah sakit. Semua itu, mengingatkan ku akan hari kematian alm suami ku.

Bang Ciko meninggal saat di operasi. Terlampau banyak luka yang dia derita saat itu, membuat dia tidak bisa tertolong lagi.

Astagfirullah...
Aku harus kuat melawan trauma ini.

Bismillah...

"Aku antar"
"Aku ga akan membiarkan mu sendirian"
Ucap Mas Doni tegas.

"Tapi..."

"Ay..."
Ucap nya frustasi.

"Iya Nak, ini udah malam"
"Tidak baik jika kamu sendirian".
"Biar Rizki menginap disini lagi malam ini"
"Besok akan diantar pak Tikno ke sekolah seperti biasa"
Ucap Ibu menenangkan, Pak Tikno adalah salah satu supir keluarga mereka.

"Baiklah, terima kasih ya Bu"
"Aynun pamit"

***

Di dalam mobil, suasana hening. Setelah aku menyebutkan nama RS tempat Mbak Okta dirawat, Mas Doni kembali diam.

"Ay, maaf .."
"Aku bukan manusia sempurna"
"Aku belum bisa..."
Ucapan nya menggantung.

"Iya Mas, aku paham koq"

Sewaktu Mas Doni ke rumah Papa malam itu, saat mengembalikan Mbak Okta pada Papa, dia pernah bilang, kalau dia sangat kecewa pada Mbak Okta. Rasa nya memaafkan itu terasa sangat berat dia lakukan. Tapi dia akan berusaha untuk ikhlas menerima keadaan ini demi Nita..

"Yang aku lakukan sekarang untuk kamu dan Nita"
Ucap nya pelan.

"Bukan untuk dia"
Lanjut nya.

D I L E M A (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang