Part 8

1.9K 131 5
                                    

Assalammu'alaikum..

Aynun up lagi nih Sobat..
Selamat membaca..🤗

"Sini, biar Papa aja yang fotoin ya"
Justru Mas Doni yang menjawab.

Yap, akhirnya kami pergi ke Kota Tua berempat.

Pagi-pagi sekali Mas Doni sudah datang menjemput kami. Katanya, dia merasa kasihan dengan ku jika harus membawa dua anak kecil sekaligus.

Nita dan Rizki pun justru senang dengan kedatangan Mas Doni. Nita yang memang anak nya Mas Doni sudah pasti merasa senang dengan kedatangan papa nya. Sedangkan Rizki, justru membuat ku heran dengan kegembiraan nya menyambut kehadiran Mas Doni.

Mas Doni pun tampak nya sangat menikmati sambutan dua anak ini.

Melihat kedekatan mereka bertiga, aku jadi terharu. Mungkin Rizki merasa kangen dengan Ayah nya. Dengan kedatangan Mas Doni sepertinya sedikit mengobati rasa kangen Rizki pada sosok Ayah.

Awalnya aku sangat tidak setuju dengan rencana Mas Doni yang ingin ikut bareng kami. Namun, melihat interaksi mereka membuatku tidak tega untuk menolak keikutsertaan Mas Doni.  Toh kami juga bukan hanya pergi berdua, pikir ku.

Tapi...
Tetap saja, aku merasa hal ini salah.
Mas Doni itu adalah suami orang, suami kakak sepupu ku. Dan juga boss ku di kantor.
Apa kata orang jika melihat kedekatan kami. Walaupun kenyataannya kami memang tidak melakukan hal-hal di luar batas.
Astaghfirullah... Ya Allah bagaimana ini.

Lama aku berdiam diri di dalam rumah, gusar memikirkan hal ini, sampai-sampai disusul oleh Rizki, karena mereka bertiga sudah lebih dulu menunggu di dalam mobil.

Setelah pergulatan dalam hati dan pikiran ku, akhirnya aku putuskan untuk tetap pergi. Tidak mungkin aku merubah rencana ini, disaat semua sudah siap. Yang ada, anak-anak nantinya bakal BeTe.

Kini yang bisa aku lakukan adalah berusaha untuk tidak terlalu banyak melakukan interaksi dengan Mas Doni. Aku ambil keputusan ini, semua demi anak-anak. Semoga anak-anak bahagia dan perjalanan kami tidak menemukan kendala.

Bismillah... Ucap ku dalam hati..

"Udah Ay, kamu ikutan ke sana, ama anak-anak"
"Biar aku aja yang moto"
Ucap Mas Doni membuyarkan lamunan ku.

"Iya Bun, sini foto ama aku dan kak iki"
Celoteh Nita pada ku.

Akhirnya aku pun beranjak mendekati anak-anak, agar bisa segera di foto.

"Maaf Pak, perlu bantuan?"
Tiba-tiba ada seorang gadis berbicara menawarkan bantuan pada Mas Doni.

Melihat kekagetan Mas Doni, gadis itu kembali berucap.

"Sini kamera nya, biar saya bantu fotoin, jadi Bapak bisa foto bersama dengan anak dan istri nya"
Ucap sang gadis selanjut nya..

"Eh..."
Saat aku ingin berucap, ku lihat Mas Doni sudah memberikan kamera nya pada gadis itu.

Lalu kami pun berfoto berempat, layak nya keluarga bahagia.
Aku yakin wajah ku menampilkan mimik aneh.

Astaghfirullah...
Ampuni dosa ku..
Perasaan tidak enak ini muncul kembali. Aku merasa ini salah..
Walau kami tidak ngapa-ngapain, tapi tetap rasa bersalah ku pada Mbak Okta muncul.

"Terima kasih ya Mbak, sudah bantuin"
Ucap Mas Doni ramah pada gadis itu.

"Sama-sama Pak, saya kasian aja dari tadi ngeliat Bapak tidak bisa berfoto bersama keluarga"
Ucap si gadis itu.

"Baik, saya permisi dulu"
Lanjut nya.

"Sekali lagi terima kasih ya Mbak"
Ucap Mas Doni lagi.

D I L E M A (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang