Part 11

1.9K 135 8
                                    

Assalammu'alaikum

Aynun muncul lagi ya Sobat.
Kalo part sebelumnya mengandung bawang, bagaimana dengan part yang ini ya?

Yuk, diramein...

Setelah beberapa saat, akhirnya kami bertiga mulai tenang.

Saking tenang nya, ternyata gadis kecil ini, sudah tertidur di dalam pelukan ku.
Ku angkat tubuh gembul nya agar dapat posisi tidur yang nyaman dipangkuan ku.

"Kasian Nita"
Tiba-tiba Ibu bersuara.

"Iya Bu"
"Jujur aku baru tau jika fakta nya seperti ini"

"Selama ini aku melihat mereka bahagia"
"Atau memang karena aku hanya melihat dari luar saja ya?"
"Karena, aku juga baru dekat dengan mereka sejak kerja di kantor Mas Doni"
Ucap ku.

Ibu hanya menggelengkan kepala nya.
Apa maksud dari gelengan itu?

Melihat aku mengerutkan kening ku, karena bingung. Ibu langsung melanjutkan ceritanya.

"Memang seperti ini lah kehidupan mereka sejak awal menikah Ay"

Aku kaget dengan ini..tapi aku hanya diam. Aku ingin mendengar semua nya versi ibu.

"Dulu Ibu kasian kepada Doni, kini tidak hanya Doni, ibu lebih kasihan lagi kepada Nita"

"Astagfirullah, apa dosa Ibu, sampai-sampai anak dan cucu ibu menderita seperti ini"
Ibu kembali menangis.

Ku usap lembut lengan ibu. Posisi duduk kami yang sama-sama menghadap taman, mambuat ku sulit untuk memeluk nya. Apalagi kini ada Nita yang sedang tertidur di pangkuan ku.
Aku tau betul, sebenarnya Ibu pasti butuh dukungan dari ku.

Setelah sedikit tenang, beliau mulai kembali untuk bercerita.

"Bukan karena Doni anak Ibu, tapi Ibu benar-benar merasa iba kepada nya"

"Walau dia tidak pernah dengan gamblang menceritakan masalah keluarga nya kepada kami, tapi ibu dan ayah tau semua nya... "

"Kami memang sudah tua, tapi kami tak buta"

"Kebahagiaan Doni paling hanya sebulan sejak pernikahan mereka"

"Selebihnya adalah kepalsuan"

"Astagfirullah"
Ucap ku kaget.

***

"Assalammu'alaikum Dik"
Ucap ku saat menjawab telepon dari Diko. Adik dari alm suami ku.

Sekarang posisi ku sedang berada di dapur untuk mempersiapkan sarapan ku dan Rizki.

Setelah kemarin sore pulang dari rumah Mas Doni, pikiran ku sangat kacau. Bahkan setelah makan malam, aku langsung beranjak ke kamar. Kepala ku tadi malam benar-benar pusing. Aku pamit kepada Rizki untuk duluan masuk ke dalam kamar. Untungnya dia maklum dan tidak bertanya banyak pada ku.

Semua itu karena curhatan Ibu nya Mas Doni kemarin. Sampai-sampai tidur ku pun tak nyenyak. Banyak sekali cerita baru yang ku dengar. Jujur, semua itu membuat pikiran ku menjadi penuh.

Tapi...Alhamdulillah, setelah mengadu kepada Rabb ku, disepertiga malam ku, aku mulai merasa sedikit tenang.

"Wa'alaikum salam Kak"
"Kakak sehat?"

"Alhamdulillah sehat Dik"
"Ada apa, tumben kamu telp pagi-pagi begini?"
"Biasanya juga WA aja kalo nanya kabar"

"Itu Kak, kakak sibuk ga hari ini?"

D I L E M A (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang