Part 15

2.1K 155 5
                                    

Assalammu'alaikum.
Aynun hadir kembali menyapa para SobatBahagia nya..

Sedikit demi sedikit fakta baru bermunculan.
Gimana ya selanjutnya?

Kuy diramein ya Sobat
Selamat membaca...😊

Setelah Mas Doni menjelaskan semua nya, keadaan menjadi kaku.

Alhamdulillah, Papa bisa mengatasi kekakuan ini.

"Ay, tolong siapin makan malam ya Nak"
"Kita makan bersama"
"Don, Papa tidak terima penolakan"
Ucap Papa sedikit tegas.

Mas Doni tidak bisa berbuat apa-apa. Pastinya, dia tidak bisa menolak ajakan Papa. Dia hanya tersenyum dan memberikan anggukan.

Kami pun makan malam bersama.

Untungnya selama kami mengobrol tadi, pekerjaan dapur diselesaikan oleh Budhe Atik, wanita paruh baya yang selama ini membantu Mama di rumah.
Jadi soal makan malam, semua nya sudah rapih. Aku hanya sekedar menata segala sesuatu nya di meja makan.

Setelah selesai makan, Papa dan Mas Doni kembali ke ruang tamu untuk sekedar berbasa basi sebentar. Tak lama, Mas Doni pun pamit untuk pulang.

Setelah kepulangan Mas Doni, tidak ada pembahasan lagi mengenai Mbak Okta. Kami masuk ke kamar kami masing-masing, sama-sama larut dengan pikiran kami masing-masing.

Terlihat sekali kekecewaan diwajah Mama dan Papa tadi. Mereka pasti sangat menyayangkan keadaan ini. Aku juga tidak bisa berbuat banyak untuk menghibur mereka, karena aku sendiri juga cukup syok mendengar cerita tadi.

***

Pagi ini, Papa Mama aku dan Rizki sudah berada di taman komplek rumah Papa. Sedang menunggu bubur pesanan kami.
Sebelum nya kami berolah raga disekitar taman komplek ini.
Seperti biasa, diakhir minggu seperti ini, taman komplek akan penuh dengan warga yang berolah raga.

Setelah selesai berolah raga, warga banyak yang menyempatkan diri untuk membeli sarapan yang dijual di taman ini. Berbagai macam jenis makanan yang dijual. Salah satunya adalah bubur ayam langganan ku sejak dulu.

"Bundaaaaaa"
Teriak anak kecil dari kejauan.

Karena merasa familiar dengan suara itu, aku pun langsung menoleh dan mendapati putri cantik ku sudah berlari menuju ke arah kami.

Spontan senyum ku mengembang, aku berjongkok merentangkan tangan menyambut kedatangan nya.

"Bundaaa, aku kangen"
Ucap nya sambil memeluk ku erat.

"Bunda juga sayang"
"Bunda kangen banget ama Nita"
Balas ku sambil menciumi wajah nya.

Ikatan ku dengan Nita memang sudah seperti ibu dan anak. Sejak mendengar cerita Mas Doni tadi malam, pikiran ku langsung terfokus pada Nita. Tadi malam, aku bahkan sampai menangis mengingat nya. Ga bisa kubayangkan bagaimana sedihnya Nita karena tidak pernah mendapatkan kasih sayang seorang ibu, padahal Ibu nya ada di depan mata.

"Assalammu'alaikum Pa, Ma, Ay"
"Assalammu'alaikum anak ganteng"
Ucap salam Mas Doni pada kami.

"Wa'alaikum salam"
Jawab kami berbarengan.

D I L E M A (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang