Part 18

2K 141 11
                                    

Assalammu'alaikum
Aynun kambek nih Sobat.
Soalnya masih pada penasaran dengan kelanjutan cerita nya.

Yuk, lanjutin bacanya.
Selamat membaca ya Sobat
Semoga cerita nya sesuai dengan harapan kalian.

Tok..tok..tok..
Terdengar suara pintu kamar ku di ketuk.

Setelah memakai jilbab instan yang tergeletak di atas tempat tidur, aku beranjak ke pintu. Melihat dari lubang pintu itu, untuk mencari tau siapa yang mengetuk pintu.

Ternyata room girl yang berada di balik pintu, terlihat dari pakaian yang dia kenakan.

"Selamat malam ibu"
Sapa nya ramah saat pintu nya ku buka.

"Selamat malam"
Jawab ku sopan.

"Maaf mengganggu waktu istirahat ibu, saya hanya ingin mengantarkan ini"
Ucapnya sambil menyodorkan sebuah paper bag berwarna biru muda yang ada ditangan nya.

"Maaf Mbak, sepertinya mbak nya salah kamar deh"
"Saya ga merasa memesan apa-apa"
Tolak ku sopan.

"Bener koq Bu. Dengan Bu Aynun kan?"
Tanya room girl tersebut.

"Iya benar"

"Naaah, berarti saya tidak salah kamar Bu"

"Tapi dari siapa ya Mbak?"

"Maaf Bu, saya tidak tau, karena hanya menjalankan perintah dari lobby"

"Oooh gitu"

"Ini ya Bu, saya permisi"
Ucap nya setelah paper bag tersebut ku terima.

"Oiya Mbak, terima kasih ya Mbak"
Ucap ku tulus

"Sama-sama Bu"

Setelah dia menjauh, aku pun kembali masuk ke dalam kamar. Aku jadi penasaran isi paper bag itu dan siapa pengirimnya.

Yang tau keberadaan ku disini hanya Mas Doni, tapi kenapa dia pake acara mengirimkan paket segala ya?

Karena penasaran, segera ku buka paper bag nya.

"MaaSyaaAllah"
"Bagus banget"
Ucap ku setelah melihat isinya.

Assalammu'alaikum Ay.

Maaf, jika pilihan ku tidak sesuai dengan selera mu.
Ini hanya bentuk permintaan maaf ku karena tadi Nita sudah membuat kotor jilbab kesayangan mu.

Semoga kamu sukak ya Ay.

Jika aku yang kasih sendiri, pasti kamu menolak nya. Jadi aku minta tolong pihak hotel. 😊

Doni.

Membaca notes dan emot yang dicantumkan disana, membuat aku senyam senyum sendiri.
Ternyata, dia lucu juga...

Ada-ada sih... Lha wong jilbab ku hanya terkena noda coklat sedikit saja, pake acara diganti segala.

Tapi...kenapa hati ku jadi menghangat menerima perlakuan seperti ini ya?

Ah, sudah Ay.. sadar.. jangan baper..

Astagfirullah.. ku rapalkan beberapa kali untuk mencegah rasa ini muncul lagi.

Aku bukan orang bodoh untuk tidak bisa mengartikan sikap Mas Doni pada ku. Hanya saja, aku juga harus punya sikap.

***

"Makasi lho Mas jilbab nya"
Ucap ku saat berada di restoran tempat Mas Doni mengajak ku untuk makan malam.

"Owh iya, sama-sama"
"Semoga kamu suka ya Ay"
Ucap nya sedikit terlihat gugup.

D I L E M A (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang