Part 13

1.9K 148 5
                                    

Assalammu'alaikum
Aynun hadir kembali menyapa SobatBahagia semua.
Walau masih banyak rahasia yang belum Aynun kasih tau ke kita, tapi paling tidak beberapa sudah mulai menemukan benang merah nya.

Yuk ikutin terus..
Biar ga penasaran..

Selamat membaca Sobat...

"Bundaaaaaaaa"

Tiba-tiba Nita datang berhambur ke dalam pelukan ku. Dia juga langsung duduk di atas pangkuan ku.

"Ya Allah, anak Bunda"
"Bunda kangen sayang"
Ucap ku sambil memeluk dan menciumi pipi nya.

Tak lama, aku sadar akan satu hal..

Disini ada Mama nya, bahkan Mbak Okta duduk di sebelah ku. Tapi Nita justru berlari memeluk ku. Ku lihat sepintas Mbak Okta sempat kaget dengan kedatangan Nita yang tiba-tiba, tapi tatapn itu cepat teralihkan pada ponsel nya yang berbunyi.

Aku jadi tidak enak.
Ku coba melepas pelukan anak cantik ini, namun pelukan nya makin erat.

"Bunda, aku masih kangen"
Ucap nya pelan, menolak melepas pelukanku.

Aku jadi iba pada nya.

Lalu, ku layang kan pandangan ke sekeliling ku, semua orang yang mengenal kami ikut terkaget. Termasuk Papa, Mama dan Mas Doni. Kembali aku diliputi rasa tidak enak.

"Assalammu'alaikum Ay"
Ucap seseorang membuyarkan pikiran kalut ku.

"Wa'alaikum salam Ibu, Ayah"
Jawab ku pada Ibu dan Ayah nya Mas Doni yang muncul sesaat setelah Nita datang.

Setelah mereka menyalami ku, tampak Mbak Okta pun mengambil tangan mereka untuk disalami. Namun tidak ada pembicaraan apa-apa lagi setelah nya. Kemudian Ayah dan Ibu juga langsung menuju ke bangku Papa dan Mama. Mereka langsung akrab layak nya teman lama yang sudah lama tak bersua.

"Sayang, kamu duduk dengan Mama dulu ya"
"Bunda mau mengambil minum buat Kakek dan Nenek di sana"
Tunjuk ku ke arah rombongan Orang tua di sana.

Sebenarnya, selain mengambil air minum, aku juga ingin terjadi interaksi antar Ibu dan anak ini, namun seperti nya usaha ku tidak berhasil. Tidak sedikit pun Nita melonggarkan pelukan nya pada ku. Mbak Okta juga seperti nya tidak ada niatan untuk berusaha mengambil Nita dari pelukan ku. Sedari tadi dia malah asik dengan ponsel nya.

"Sini, Nita sama Mama dulu ya"
Ucap Mbak Okta pada akhirnya, mungkin dia baru sadar dengan ucapan ku tadi.

"Ga mau, aku kangen Bunda"
Ucap Nita agak kencang, membuat aku jadi serba salah.

"Nita, main dengan Kakak yuk"
Tiba-tiba Rizki datang menyelamatkan ku dari perasaan tidak enak ini.

Aku yakin, teriakan Nita barusan memancing perhatian orang-orang disini, termasuk Ayah Ibu, Papa Mama dan Mas Doni.

Entah karena Nita memang sedang labil atau memang dia ingin bemain bersama Rizki. Tiba-tiba dia minta turun dari pangkuan ku dan meminta izin ku untuk bermain bersama Rizki.

Melihat kedua anak itu masuk ke dalam rumah, aku pun beranjak ke dalam. Mengambil minum yang memang disediakan Diko untuk para pelayat.

"Ay"
Panggilan Mbak Okta menghentikan langkah ku.

"Iya Mbak, sebentar aku mau ambil minum dulu"

"Tapi, tunggu Ay. Aku mau pamit sekarang"
Ucapan nya kali ini membuat ku membalikkan badan.

"Aku harus balik ke kantor ku"
"Sekali lagi, aku turut berduka ya"
Kembali dia memelukku.

Melihat Mbak Okta yang terlihat buru-buru, aku jadi bingung. Bingung mau ngapain. Padahal banyak sekali pertanyaan yang ingin ku tanyakan padanya. Namun, tidak satu pun keluar dari mulut ku.

D I L E M A (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang