Part 19

1.9K 144 1
                                    

Assalammu'alaikum
Aynun hadir lagi menemani para SobatBahagia nya.

Sepertinya Aynun sudah mulai baper nih  Sobat.
Gimana ya, ke Baperan nya Aynun 🤔
Yuk kita lanjutkan..

Selamat membaca..

Hari ini adalah hari pertama pertemuan para pebisnis muda yang tergabung dalam satu wadah organisasi bergengsi. Pertemuan ini lah tujuan utama kami datang ke kota ini.

Kini kami sedang dalam perjalanan dari hotel tempat kami menginap menuju Ballroom suatu kampus yang akan digukan untuk pertemuan.
Konon, ballroom kampus ini dipakai karena banyak dari para pebisnis muda itu yang merupakan alumnus dari kampus tersebut.

Setelah tadi malam Mas Doni sukses membuat ku baper. Hari ini sikap nya kembali seperti biasa. Aku pun bersyukur akan hal itu, aku tinggal mengimbangi nya saja. Ku buang jauh-jauh rasa rasa aneh ini.
Kembali ke professionalitas, interaksi kami layaknya seorang Boss dan sekretaris nya.

"Kami turun dulu ya Pak"
Ucap ku pada pengemudi nya Mas Doni, saat turun dari mobil. Posisi ku yang selalu duduk di depan, di sebelah pengemudi, membuat ku lebih banyak berinteraksi dengan nya.

"Iya Bu, sukses buat acaranya ya Bu Aynun dan Pak Doni"
Balas nya sopan.

"Terima kasih"
Jawab ku dan Mas Doni bersamaan.

Setelah kami turun dari mobil, aku dan Mas Doni berjalan bersisian memasuki gedung.

"Ay, mungkin situasi di dalam akan  membuat kamu tidak nyaman, tapi kamu harus mulai beradaptasi" ucap nya sambil tersenyum pada ku.

Mas Doni tampak seperti sedang melakoni suatu peran. Arah pembicaraan nya tidak sesuai dengan mimik wajah nya.
Ini merupakan hal baru bagi ku..
Feeling ku mengatakan, agar aku hanya perlu mengikuti alur acting nya..

"Setelah ini, kita bakal sering menghadiri acara-acara seperti ini"
Ucap nya pelan sambil menatap ku.

"Ga usah dengerin omongan miring mereka"

"Kamu bekerja untuk saya, jadi saya yang paling tau sekretaris seperti apa yang saya butuh kan"
Ucap Mas Doni masih dengan senyum diwajah nya.

Ini lah Mas Doni, jika sedang bekerja dia akan berucap saya - kamu untuk menjaga professionalitas kami.

Mendengarnya bicara, aku jadi membayangkan bagaimana situasi di dalam. Sambil mengucapkan Bismillah di dalam hati, ku anggukkan kepala ku dan ku berikan senyuman manis untuk Boss ku ini.

Tampak dia pun membalas senyum ku. Senyum yang bisa membuatku sedikit lebih tenang. Karena ku tau, senyum nya kali ini bukan acting seperti sebelumnya.

"Oya, satu lagi"
"Jika Glend berulah, laki-laki yang tadi malam kita temui di restoran, ga usah kamu ladenin."
"Biasa nya berita cepat menyebar jika dia yang gosipin"
"Kamu iya in aja ya"
"Biar ga rame"
Ucap Mas Doni lagi.

Ku anggukan sekali lagi kepala ku, memberi tanda bahwa aku paham atas semua penjelasan nya.

Selain pasrah, apalagi yang bisa ku lakukan?
Mengapa dunia Pebisnis ini begitu menakutkan dimata ku?
Mereka seakan membuat persaingan tak kasat mata diantara mereka.

Jiwa kacung kampret ku meronta jika harus mengalami tekanan seperti ini.

Apa aku harus jadi staff biasa saja ya?  Yang tidak akan bertemu dengan dunia persaingan seperti ini.

D I L E M A (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang