Beberapa pasang mata memperhatikan Won penasaran dengan dirinya yang bergeming dengan tangan yang tersimpan di dalam saku celana. Pria tampan itu terdiam di depan kantin menunggu seseorang yang akhir-akhir ini selalu mengangu pikirannya.
"Dimana dia?" gumam Won setelah mengecek jam di ponsel.
Sudah dua puluh menit lebih dia menunggu kedatangan Dara. Namun, gadis itu tidak juga menampakkan batang hidungnya.
'Apa dia di perpustakaan?' batin Won. Dia beranjak dengan cepat menuju perpustakaan. Seingatnya Dara sering berada di sana saat ada masalah.
Digeser pintu itu perlahan berharap menemukan Dara di dalam sana. Kaki jenjangnya melangkah tanpa ragu ke arah meja yang ada di belakang rak. Namun, tidak menemukan Dara di sana. Won mendengus pelan. "Mungkin dia belum keluar dari kelas?"
Dia berjalan dengan gagah menyusuri koridor menuju kelas Dara. Matanya melirik dan mendekat saat ada sebuah jendela yang tidak ditutup gordennya. Dia mendapati Dara tertidur pulas di sana, dengan lengan bertumpuk di atas meja. Tanpa sadar Won tersenyum dengan sedikit rasa sesal, karena mengajak gadis itu untuk mengobrol semalaman.
"Ketauan!" Terkejut bukan main dia saat Ri El sudah ada di sampingnya. Gadis itu mengulum senyum saat memergoki Won mengintip melalui jendela kelas Dara dan Ri El tau siapa yang Pria tampan itu cari tanpa bertanya langsung.
Won mendelik dengan suara desis pendek. "Sejak kapan kau di sana? Seperti hantu saja!"
Ri El beralih ke hadapannya dengan kekehan. Sedikit tidak menyangka dapat menggoda Pria populer ini setelah kepindahan Dara, sebab dua tahun lalu mereka hanyalah orang asing yang tidak saling mengenal, meskipun Ri El telah lama mengenal Won jauh sebelum itu.
"Apa yang kau lakukan?"
"Tidak ada," jawab Won. Ri El tersenyum menggodanya saat semua sudah tampak jelas Won masih bisa mengelak dengan pertanyaannya.
"Bohong."
Won mengeryit dengan wajah merah padam. "Apa aku tidak boleh lewat sini?"
"Bukan begitu."
Won melipat lengannya di dada. "Lalu?"
"Aneh saja melihatmu mengintip melalui jendela seperti tadi, lihat-lihat wajahmu memerah tuh." Won dengan panik segera menutup wajahnya dan beranjak meninggalkan Ri El di sana yang masih terkekeh geli oleh tingkahnya. "Hei, kenapa buru-buru?" pekik Ri El di belakangnya.
Won bergeming di pinggir lapangan tatapannya menyapu semua bangku kosong yang biasa dipadati murid-murid saat ada pertandingan bola antar kelas. Won memilih duduk di sana seraya menguliti bungkus onigiri yang sempat dia beli. Ditatapnya makanan itu dengan senyum dia ingat pernah mendapati Dara memakan onigiri ini bersama Ri El, bahkan tempat yang sekarang Won duduki adalah tempat dimana Dara duduk di pinggir lapangan untuk pertama kali. Digigit oleh Won onigiri itu seraya memejamkan mata, dia bisa merasakan kehadiran gadis itu di sana.
Mata Won terbuka perlahan menemukan seoarang Gadis cantik. Gadis yang dia tau selalu menaruh tatap padanya, mata amber miliknya selalu membuat Won jengah saat tidak sengaja bersitatap dengannya.
"Ada apa?" tanya Won tanpa basa-basi merasa bosan jika harus bercengkrama dengannya.
Gadis itu diam tanpa ekspresi seperti biasanya. Padahal banyak orang yang bilang bahwa Won adalah orang sedigin es yang tidak dapat ditebak. Namun, Won berfikir bahwa dia bukanlah satu-satunya orang sedigin es yang bersekolah di Dongtan.
"Wali kelas memanggilmu."
Won bangkit, berniat pergi. Namun, tertahan saat onigiri yang dia beli untuk Dara tidak termakan olehnya. "Untukmu saja aku sudah kenyang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandeliar ✔
RomanceDandeliar (Complete) Follow before reading my work. Happy reading Monster! *Blurb "Aku hanya ingin menyelsaikan sekolahku, tentang apa yang terjadi nanti itu urusan belakang,"-KimDara. Kim Dara, gadis pekerja keras keturunan Korea-Indonesia. Harus...