Dandelion 48

22 23 0
                                    

Dara terbangun dari tidur singkatnya. Padahal baru sebentar saja dia merebahkan diri dan terlelap di atas nakas besar nan lembut milik Alex, tapi kini dia sudah terbangun saat suara berisik dari lantai dua terdengar di telinga. Matanya melirik jam yang menempel di dinding, tepat pukul dua belas dia sudah bangkit.

Berjalan perlahan keluar Dara terkejut saat lantai dua Morning florist sudah di penuhi oleh para pengunjung, dia melangkah cepat menuju ke bawah mendapati dua pria tampan yang sedang melayani para tamu. Bisa kalian bayangkan antrean yang terjadi di dalam ruangan itu saat mereka turun tangan menjadi pelayan.

"Ri El, kenapa di sini ramai sekali seperti ini?" tanya Dara mencoba memekik, karena suaranya hilang di telan bising.

Mata Ri El bergulir. "Mereka penyebabnya!" kesal Ri El dia bahkan tidak fokus saat sedang menangani pengunjung yang ingin bayar, karena begitu berisik.

Morning florist jadi ramai setelah empat orang gadis itu memposting foto Won dan Kian yang tengah memakai apron Morning florist di dalam sosial media yang mereka punya. Itulah penyebab tempat ini jadi dipadati pengunjung. Para pengunjung beberapa kali juga minta berfoto dengan mereka berdua.

"Dara, istirahat saja!" titah Kian saat tidak sengaja melihat Gadis itu telah terjaga dari tidur. Kian segera melanjutkan pekerjaannya untuk mengelap meja-meja yang telah ditinggalkan pengunjung. Won tidak mau kalah, dia dengan sigap mengantarkan makanan dan minuman menggunakan nampan kepada para pengunjung.

"Dara. Istirahat saja. Kau masih mengantuk!" Won memberi perintah pada Gadis itu untuk tidur lebih lama lagi.

"Lihat? Tadinya hanya Kian, sekarang Won juga menjadi aneh. Mereka sepertinya begitu ambisius untuk mendapatkan hatimu!" ujar Ri El tidak menyangka, sementara Gadis yang dimaksud hanya bergeming menatap kedua Pria tersebut. Dara menggeleng melihat semangat mereka saat mencoba membantu.

Dara menguncir rambutnya, lalu mengambil alih kasir. Dilirik dua Pria yang sedang membantunya, mereka terlihat seperti memperebutkan sesuatu. Dara hanya bisa menggeleng pelan, berharap mereka berdua tidak bertengkar setelah pekerjaan ini selesai.

***

Tepat pukul empat sore ruangan itu menjadi sedikit lengang, meskipun masih ada beberapa orang yang duduk di dalam sana untuk mengobrol.

"Wah tadi itu sangat menakjubkan, bayangkan jika mereka berdua ada di sini setiap hari? Bukankah Morning florist akan selalu ramai nantinya?" seru Seoki gembira. Peluh di dahinya tidak dia hiraukan saking semangatnya melayani para pengunjung, sementara Kian dan Won terduduk di kursi panjang dengan segelas air dingin pelepas dahaga.

Laehan mendelik kesal. "Yah, menakjubkan bahkan aku dan Alex sampai kewalahan di belakang saat memasak semua pesanan para pengunjung!"

"Kau lelah?" Alex menganguk pelan. Melihat kekasihnya kelelahan Ri El dengan sigap memijat bahunya dengan lembut, setidaknya dengan begitu dia benar-benar menunjukkan bahwa dirinya tidak main-main saat mengatakan ingin menjalin hubungan dengannya.

"Terima kasih sayang!" ucap Alex seraya mencubit hidung Ri El, tingkah manisnya itu membuat pipi Gadis itu mengembang diikuti dengan rona merah padam yang muncul setelahnya. Namun, berbeda dengan Dara dan Laehan yang justru bergidik geli saat mendengar kalimat itu.

"Argh, aku juga lelah," ucap Kian memijat lembut lengannya, mata malaikat maut itu melirik sekilas pada Dara berharap dia peka dengan kode yang diberikan, lalu memijat lengannya yang terasa pegal.

Dara mendelik dari sebrang. "Apa. Kau mau kupukul?" Dara menggeram penuh ancaman.

"Kau ini." Kian mendengus. Matanya bergulir pada Won yang hanya mendengarkan percakapan tanpa mau terlibat. "Bukankah tadi kau ingin mengatakan sesuatu pada Dara?"

Dandeliar ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang