•16 | Necklace From Androcles•

254 53 2
                                    

•••

Sudah terhitung hampir 2 minggu semenjak kepergian pria bersurai abu-abu cerah itu. Tanpa kepastian, ia benar-benar tak mengirimi pesan kepada sang gadis. Membuatnya tanpa sadar akan bahaya yang datang jika dirinya pulang nanti. Pembalasan ... sebut saja begitu.

Merasa kesal karena tak sanggup menahan rindu di dada, gadis bersurai cokelat gelap itu memutuskan untuk berlatih pedang dengan Tuan Farand. Terdengar seperti mencari mati memang. Namun, ia membutuhkan tempat pelampiasan yang pas.

‘Andro ... liat aja nanti. Aku jadiin kamu kerupuk!’ Amaryllis, gadis itu menyerang membabi buta ke arah sang guru. Toh, ia yakin gurunya itu bisa mengelak.

Tuan Farand yang terkejut dengan peningkatan daya serang gadis kecil itu cukup takjub. Beberapa kali, serangan dari muridnya bahkan hampir mengenai bagian vital dari tubuhnya. Wah ... apakah latihan dengan Lucian memang keputusan yang tepat?

Namun, tak bisa dipungkiri jika Tuan Farand melihat cukup banyak celah untuk melawan balik. Terbukti dari beberapa kali juga anak muridnya itu mati kutu karena mendapat serangan yang mendadak. Hei, serangan dari Tuan Farand jangan disepelekan, lho. Pria tua itu sama sekali tidak segan-segan mau pria atau wanita, tua atau muda, serta seorang bangsawan atau bukan.

Merasa lelah, akhirnya Amaryllis memutuskan untuk beristirahat. Untungnya kali ini, Tuan Farand mengiyakan.

“Di ruang istirahat di dalam pelatihan, ada Pangeran Androcles yang sudah menunggu. Tidakkah kau merindukannya?” Suara dari Tuan Farand menginterupsi sebelum ia benar-benar pergi dari sana.

Sontak, netra hijau cerah milik Amaryllis membulat. Senyuman yang hampir 2 minggu belakangan ini meredup, kali ini kembali bersinar. Bahkan netranya pun menunjukkan binar kebahagiaan bak seorang anak kecil yang mendapatkan kabar gembira.

“Androcles!” pekiknya lalu pergi menuju tempat istirahat yang lokasinya berada di dalam rumah pelatihan itu.

‘Kutagih janjimu, Andro sialan!’ Amaryllis tersenyum lebar sembari berlari sekuat tenaga agar lebih cepat sampai ke sana. Ia benar-benar tak sabar ingin bertemu Androcles. Ah ... rasa rindunya, kali ini akan meledak.

***

Bayangan Amaryllis saat akan ‘kencan’ dengan Androcles hari ini ialah dirinya yang akan berubah menjadi gadis yang imut. Menurut film yang ditonton serta buku yang pernah dibacanya di zaman abad-21, keimutan merupakan segalanya. Mengalahkan gadis cantik yang terlihat dewasa, keimutan memiliki nilai yang lebih unggul. Menurut Amaryllis.

Namun, ekspektasi memang sepertinya tak pernah menjadi kawan bagi gadis itu. Selalu menentang dengan menciptakan kenyataan yang cukup pahit.

Niatnya, sih, hari ini Amaryllis akan berjalan sembari menggandeng tangan Androcles. Bak sepasang kekasih yang sedang berkencan mengelilingi toko di sekitar ibukota Kerajaan Heliac. Namun, kenyataannya harus gugur.

Alasannya? Hei, ayolah siapa yang tidak malu berjalan dengan orang yang berpakaian aneh? Amaryllis bahkan harus berjalan jauh di belakang dengan tetap menjaga jarak dari Sang Pangeran. Jujur, ia tak ingin ikut kecipratan ‘malunya’.

Androcles ... pria itu memakai cadar berwarna hitam yang sedikit transparan beserta topeng dan topi yang cukup besar. Wajah tampannya bahkan tertutup begitu rapi. Tak ada celah bagi orang untuk melihat siapa sosok di balik penampilan yang ‘ngentrik’ itu.

Mungkin, bagi Sang Pangeran penampilannya tak menjadi masalah. Bahkan ia sendiri tak menyadari jika penampilannya cukup menyita perhatian banyak orang. ‘Pria aneh!’ Kurang lebih, banyak dari mereka yang berpikiran seperti itu.

Evanescent Felicity [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang