-10-

1.7K 190 0
                                    


.
.
"Maaf atas kelancangan saya Yang Mulia. Sekelompok penyusup masuk kedalam istana dan membuat kacau seluruh bagian istana." Kata seorang kesatria. Raja yang mendengar itu terkejut, begitu pula dengan semua orang dilokasi saat ini.

"Pindahkan semua orang disini ketempat aman, cepat!" Perintah Raja langsung dituruti oleh para kesatria disana.

Ameera mencoba menghubungi Jayden namun, tidak ada jawaban. Itu membuat Ameera lebih khawatir.

"Oh! Kau memanggilku Meera?" Sebuah suara terdengar dari seberang.

"Jayden kenapa kau tidak menjawabku?!"

"Ah.. aku tadi ketiduran di pohon, hehe."

"Sialan, bagaimana keadaan di istana?"

"Memang istana kenapa?"

"Penyusup masuk istana bodoh!"

"Ohhh.. Wah aku seperti sedang menonton perang kecil."

"Jadi?"

"Jadi... Hmm lumayan seru. Banyak bangunan rusak dan orang-orang berlarian."

"Seru katamu? Dasar."

Ameera memutuskan telepatinya dengan Jayden dan berteleportasi ke gerbang istana bersamaan dengan Ash.

Ash terkejut sebentar saat mengetahui Ameera bisa berteleportasi.

Keadaan sekitar istana sangat rusuh, para pelayan berlarian kesana kemari. Banyak juga mayat tergeletak begitu saja di tanah. Miris.

Ameera masuk ke dalam istana, banyak prajurit tak dikenal disetiap pintu. Prajurit tersebut bukan prajurit asli melainkan, bayangan.

Setiap prajurit memiliki warna aura berbeda. Ameera merasa tidak asing dengan para bayangan tersebut. Ditambah beberapa orang yang berjejer di aula utama. Ameera menyimpulkan bahwa mereka adalah para pengendali.

Mereka semua mengenakan jubah putih motif emas, identik dengan orang-orang dari kuil.

Tiba-tiba Ameera merasa tidak asing dengan taktik para penyusup ini. Pasalnya dia pernah latihan dengan Ron saat itu.

Dia tersenyum miring, 'akhirnya latihan ku berguna juga.' Batin Ameera senang. Dia melaju dengan belati di kedua tangannya.

"Mari habisi para elit dulu, hehehe." Gumam Ameera.

Sratt

Sratt

Klang

Klang

Suara-suara tersebut membuat ruangan itu terasa menegangkan. Para kesatria masuk dan mengikuti apa yang dilakukan Ameera, tapi mereka tidak bisa memusnahkan prajurit bayangan, satupun.

"Kalian harus menebasnya sebanyak 21 kali, jangan beri jeda!" Teriakan Ameera terdengar hingga pojok ruangan, para kesatria menurut tanpa membantah.

Sedangkan Ash, dia hanya berdiri tenang dipojokkan. Walaupun terlihat seperti tidak melakukan apapun, sebenarnya dia juga menyerang para prajurit itu, mengunakan bayangan.

Entah sudah berapa banyak Ameera menebas bayangan-bayangan itu, tetapi jumlah mereka seperti tidak ada habisnya. Dia memakai sihir bayangan dengan diam-diam. Menjadikan bayangan itu mirip para kesatria dan membiarkan mereka menyerang bayangan.

Tidak ada yang menyadari hal tersebut kecuali, Ash. 'Hm, kita memang sangat cocok Meera.' Ash tersenyum tipis melihat Ameera dari kejauhan, sedari tadi dia selalu memperhatikan gerak-geriknya dari jauh.

Who Said She is The Evil MaidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang