-13-

1K 121 0
                                    

"Hecate yang malang.." Kata Ameera sembari menunjukkan wajah menghina, Hecate yang mudah tersulut emosi langsung menyerang Ameera dengan pisau mana. Hecate tidak mungkin menggunakan fisiknya, dia tidak ingin kelemahannya diketahui oleh manusia.

Dia atas pohon yang lumayan jauh dari tempat Ameera berada, suara dua orang sedang menahan tawa mati-matian melihat kebodohan Hecate. "Gagak, ini akan jadi sangat menarik, bukan?" Ucap Bellona sambil memukul lengan Jayden.

"Aku punya nama.-"

"-Jayden." Jayden menepis tangan Bellona kasar, Bellona mengerucutkan bibirnya sebal seakan merajuk. Tidak, dia hanya sedang menguji siluman disampingnya, apakah akan luluh atau sebaliknya?

Jayden melihat Bellona sekilas dan bergidik ngeri. 'Iwh, dasar iblis kotor.' Batin Jayden tanpa berniat menyembunyikan apa yang sedang dipikirkannya agar Bellona tau. 'Kuat juga pertahanan gagak.' Batin Bellona, lalu dia turun menuju tempat Ameera berada.

"Hai, Hecate jelek." Ucap Bellona sambil melambaikan tangan dan tersenyum miring. Hecate yang memang sudah marah semakin menggila. "Berani mahkluk seperti kalian menghinaku!" Teriak Hecate, dia mengarahkan sulur merah kearah Bellona dengan tangan kanannya. Sedangkan tangan kirinya mengarahkan pisau mana kepada Ameera.

Bum

Brak

"Ups, meleset." Kata Bellona tepat disamping Hecate. Serangan Hecate mengenai pohon tinggi dibelakang Bellona.

Srat

Srat

Ameera mengembalikan serangan Hecate menggunakan sihir cermin. Ratusan pisau tersebut melesat cepat kearah Hecate yang masih berurusan dengan Bellona.

Jleb

Jleb

Jleb

Pisau-pisau tersebut menancap diseluruh punggung Hecate, membuat darahnya tersebar diudara. Dia, tumbang.

"Wah, master memang hebat!" Ucap Bellona bersemangat. Ia berjalan mendekati Hecate dan menyegel jiwanya dalam sebuah liontin, lalu memberikan liontin tersebut kepada Ameera.

"Semudah ini? Hahh, aku belum puas mempermainkan dia." Kata Ameera murung.

"Tentu saja tidak! Musuh sebenarnya belum keluar, aku yakin kuil mempunyai dendam pada seseorang, dan ada orang lain yang membantu membalaskan dendam kuil." Bisik Bellona.

Prok

Prok

Prok

"Aku tidak perlu turun tangan ternyata." Tiba-tiba Jayden sudah berada ditengah Bellona dan Ameera. Wajahnya terlihat datar dan malas. "Oh kamu masih disini? Kukira sudah pergi." Ameera memasang wajah polos seakan tidak mengerti maksud Jayden.

"Kamu pikir aku bisa pergi kemana? Situ tidak memberi perintah." Malas, yah itulah sifat Jayden.

Plak

Bellona menepuk pundak Jayden keras. "Sudahlah gagak akui saja dirimu terlalu malas bukan?"

"Enyahlah." Jayden yang memang sedang malas memilih berubah menjadi gagak dan bertengger di bahu Ameera.

"Sudahlah, lebih baik kita membahas hal yang perlu dilakukan setelah ini." Kata Ameera lelah.

"Lebih baik tidak memberitahukan apapun ke pihak istana dan menara sihir. Aku dengar kuil menaruh mata-mata di istana dan tempat lain." Ucap Jayden, Ameera juga setuju dengan hal ini. Jadi, dia memilih kembali ke Mansion dan menyatu dengan kasur.

Who Said She is The Evil MaidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang