-18-

581 80 9
                                    

«»

«»

«»
•★★★★★★★★★•

"Master aku sudah membuat sedikit keributan dan mereka langsung kacau, hehe." Bisik Bellona.

"Aku tak yakin kamu hanya membuat 'sedikit' keributan." Ameera sangat tau jika Bellona suka membuat keributan di manapun ia berada, entah kecil maupun besar. Kali ini Ameera juga tak bisa percaya karena dia melihat dengan jelas kobaran api hitam jauh di sana.

"Mari kita ke sana." Mereka segera pergi dengan teleportasi.

"Sangat kacau, dasar iblis." Di depan mereka banyak sekali serpihan-serpihan bekas terbakar api hitam yang tidak bisa mati walaupun terkena air. "Emm, Jay kenapa mereka tidak ada yang berteriak?"

"Tentu saja karena kontraknya, mereka tak akan bisa berbicara dan bertindak semau mereka selama masih terikat kontrak." Jayden berjalan mendekati anak kecil yang duduk dengan mata berubah menjadi hitam. Tangan Jayden terjulur ke belakang telinga anak itu. Lalu menarik seutas tali panjang berlendir yang menyatu dengan kulit.

Jayden melenyapkan tali tersebut dengan api. "Dia akan sadar setelah satu jam. Pastikan tali mana itu lenyap setelah keluar dari tubuh, ini adalah cara paling cepat."

"Ungasiphazamisa njani isithethe esingcwele!" Sebuah suara aneh mengalihkan perhatian mereka.
(Beraninya kalian mengganggu ritual siren yang suci!)

"Andiyi kukuvumela ukuba uvuse amakhoboka am!" Lanjutnya lagi.
(Tidak akan kubiarkan kalian menyadarkan para budak ku!)

"Emm, dia bicara apa Jay?"

"Beraninya kalian mengganggu ritual siren yang suci. Dan tidak akan kubiarkan kalian menyadarkan para budak ku. Begitu." Bukan, itu bukan Jay yang berbicara. "Astaga! Kau siapa?"

"Maaf, sepertinya saya sudah membuat anda terkejut Lady. Perkenalkan saya Cana France Blair, senang bertemu dengan anda." Cana mencium tangan kanan Ameera sebagai salam, Ash yang berada tak jauh dari mereka mengepalkan tangan kuat. "Sepertinya dia belum pernah merasakan pukulan ku, haruskah aku mencobanya?" Tanpa sadar Ash mengucapkan isi hatinya langsung.

"Dia seorang Blair." Kata Jayden malas, sudah jelas dia mengatakan jika namanya bermarga Blair, yah namanya juga orang jatuh cinta. Ash memandang tak suka. "Siapapun itu tetap saja, tidak boleh."

"Memang kau siapa Ameera?"

Jleb

Kata-kata Jayden benar, Ash bukanlah siapa-siapa Ameera. Dia hanya seseorang yang tiba-tiba mengusik kehidupan Ameera yang sebelumnya sangat tenang. 'Maka dari itu aku akan membuatnya jadi milikku!'

Pemimpin siren yang diabaikan mengangkat kedua tangan berlendirnya kearah Ameera. "ស៊ីរ៉ែនដ៏ល្អឥតខ្ចោះបំផុតដែលមានភាពវៃឆ្លាតខុសពីមនុស្សឆោតល្ងង់ដែលគ្រាន់តែចង់សប្បាយ។"

Cahaya terang dari tanah membuat mereka harus menutup mata. "Hahh, kenapa pemimpin siren saat ini sangat bodoh?" Ash menggeleng-geleng melihat segel sihir di tanah.

Ctak!

Ash memberi mantra agar bisa memahami bahasa siren. "Kau bilang apa!? Bodoh? Dasar manusia-manusia jelek!" Pemimpin siren melemparkan seekor ular beracun yang rumornya mampu membuat seseorang mati saat ular itu berada di jarak satu meter dari mangsanya.

Srat

Srat

Bayangan hitam melahap ulat tersebut hingga tak tersisa. "Sudah lama aku tidak merasa ingin membunuh, selanjutnya kau adalah mangsa ku!" Bellona berpindah dimana siren berada, lalu menyerangnya. Bukan, lebih tepatnya menyiksanya.

Bellona merasa ini sangat membosankan, pemimpin siren sudah kehilangan nyawa dalam waktu cepat. "Hahh, aku belum puas."

Wush

Sebuah pusaran air mengangkat siren-siren lemah disekitaran, mereka berputar seiring jalannya pusaran.

Akkh

Kyaa

Kyaaa

Teriakan-teriakan nyaring itu membuat suasana hati Bellona membaik, dia memang iblis.

Sedangkan Ameera dan lainnya melanjutkan untuk melepaskan kontrak siren dari manusia. Dua jam kemudian mereka selesai melepaskan semua tali mana semua manusia di sini. Sudah ada beberapa orang yang sadar, dan orang-orang ini bertanya-tanya sedang ada di mana mereka?

"Err, bagaimana cara membawa mereka kembali?" Di sekitar sini tidak ada satu pun kapal maupun perahu, rombongannya juga melintas menggunakan teleportasi. "Itu biar aku yang mengurus, kebetulan ada satu kapal yang sudah lama berada di kediaman ku." Celetuk Cana, jangan lupakan Cana yang juga ikut membantu disini.

"Saya sudah memerintahkan prajurit mansion untuk menyiapkan kapalnya, mungkin sebentar lagi akan tiba."

"Sebelumnya maaf jika lancang, apa anda tau di mana Grand Duchess Michaila berada?" Ameera mengecilkan suaranya saat berkata tentang Grand Duchess. Ekspresi Cana tiba-tiba berubah menjadi serius, di sekitar mereka juga sangat sunyi. "Siapa anda?" Suara Cana Berubah curiga.

"Saya Ameera Wilfred de Blair." Cana tersentak mendengar apa yang baru saja dikatakan Ameera. 'De Blair? Jangan bilang ... '

"Ameera! Akhirnya kamu pulang!!" Cana memeluk Ameera erat, membuatnya kesusahan bernafas.

"Lepas." Ash berkata dingin, menjauhkan Cana dari Ameera. "Ck, kau mengganggu waktu kami!" Cana kembali memeluk Ameera, namun kalah cetap dengan Ash yang sudah ada di didepannya. "Kami?" Ash mengangkat satu alis, meremehkan.

"Hei, bisakah kalian diam?" Mereka melupakan Ameera yang terdiam sedari tadi.

"Ameera, kau mau menemui Bibi sekarang? Ayo, kita pergi berdua saja!" Perubahan Cana membuat Ameera heran, bukankah tadi dia sangat pendiam? Kenapa sekarang jadi ...

♪.♪·.♪.··

"Tuan, mereka siapa?" Kepala pelayan mansion memandang rombongan Ameera curiga, begitu pula dengan tiga prajurit di depannya.

"Mereka tamu Bibi, tenang saja dia tidak jahat, tapi aku tidak menjamin yang lainnya." Cana menunjuk Ameera, tersenyum penuh arti, menakuti kepala pelayan paruh baya di depannya.

'Kenapa Tuan harus menunjukkan senyum ini lagi ...'

‹›
‹›
‹›
‹›
‹› ⭐😺

Who Said She is The Evil MaidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang