-22-

547 60 3
                                        

ᕱ ᕱ ᕱ

Satu bulan kemudian.

"Kurung dia ke penjara bawah tanah! Jangan beri makan dan minum sampai saintess tiba!"

Brak

Klek

Suara langkah kaki semakin samar, cahaya pun kian hilang. Di balik penjara bawah tanah yang di segel oleh sihir hitam, Ameera duduk dengan tenang tanpa mengkhawatirkan apapun. Walaupun dia tidak bisa berkomunikasi dengan dunia luar, setidaknya dia bisa berbicara dengan satu orang yang juga berada di sini.

"Kenapa kau tenang sekali Nona?" Suara serak yang terdengar samar itu menggema hingga ujung lorong.

"Karena saya kesini dengan sukarela."

"Sebelum kau ingin kabur, kuil akan melepaskan monster untuk menghilangkan jejakmu."

"Kita belum berkenalan bukan? Namaku Destan." Lanjutnya.

"Senang bertemu dengan anda Tuan Destan, saya Ameera. Tapi apakah kuil benar-benar memiliki monster di sini?" Jika memang kuil menyimpan monster pasti salah satu prajurit istana yang datang setiap tahun akan langsung menangkapnya.

"Kau pasti melihat pilar hitam di samping kanan pintu masuk, 'kan? Yang dianggap sebagai tumpukan dosa, sebenarnya itu adalah segel monster yang hanya bisa dihancurkan oleh sihir cahaya."

"Mereka percaya diri meninggalkan kita di sini karena sudah mempunyai penjaga yang lain. Tidak mustahil juga jika Hecate bisa hidup hingga sekarang."

"Kau sudah bertemu Hecate? Dan tau itu ulah dari kuil, tapi kenapa kau tetap masuk ke sini dengan suka rela?!" Tanpa sadar Destan meninggikan suaranya, dia hanya merasa sayang.

Destan sudah menyerah dengan hidupnya yang telah dihancurkan oleh kuil dan dia tidak ingin orang lain meraskan hal yang sama. Destan ingat dengan jelas saat pertama kali dia di bawa kesini oleh para penjaga, dia bertemu dengan teman lamanya, namun sekarang ia telah tiada. Kuil memang sekejam itu.

"Saya memiliki tujuan yang jelas dan saya yakin itu akan berhasil, jadi tak ada yang perlu anda pedulikan." Ameera menjawab tanpa ekspresi, bukan karena marah namun karena tau kepedulian Destan dalam suaranya.

ᕱ ᕱ ᕱ

"HEI! Cepat bangun! Kau pikir ini di mana!?"

"Cih." Ameera membuka matanya malas. Akhirnya datang juga hari ini.

"Kau bertugas di bagian dapur." Kata penjaga. "Baik."

"Kau tetap di sini Tuan Destan?"

"Ya, mereka takut aku akan kabur." Destan melahap makanan basi yang dibawa oleh penjaga tadi, tak peduli bagaimana rasanya yang terpenting dia makan.

ᕱ ᕱ ᕱ

"Heh, anak baru! Bawa semua kentang di gudang belakang, sekarang!" Teriak salah satu peayan di dapur. Pelayan lain melihat kearah Ameera dengan tatapan iba.

Ameera memutar mata malas, di manapun kau berada senioritas pasti ada.

"Hmm."

Ameera terkejut melihat tumpukan kentang di dalam gudang, ada sekitar lima belas ranjang kentang berukuran besar. Dan dia menyuruhnya membawa semuanya? Apa anggota kuil sebanyak ini?

"Hahh, menyebalkan." Suara itu datang dari belakang Ameera.

"Apa kau bertugas di sini juga?" Tanya Ameera. Dera sedikit terkejut melihat Ameera, karena jarang sekali orang masuk lagi akhir-akhir ini.

Seaakan tau apa yang telah dipikirkan Ameera Dera menjawab dengan santai, "Ya, setiap hari kuil memang menghabiskan kentang sebanyak ini. Kau harus mengetahui sesuatu yang ada dalam gudang ini." Dera berjalan menuju bagian terdalam gudang, saat tangannya menyentuh penghalang tak kasat mata ruangan yang lebih luas mulai tampak.

"Ruang rahasia?" Ameera memandang ngeri, julukan kuil dengan sejuta rahasia pasti akan cocok.

"Ya, kuil menyimpan bahan alkimis yang 'berbahaya' karena mereka membuat ramuan untuk pasien, tapi menggunakan bahan terlarang. Kau tahu, bahan terlarang sangat cepat menyembuhkan, namun efek sampingnya sangat mengerikan."

"Mereka memakai uang dari kekaisaran untuk membeli bahan-bahan terlarang ini?!" Melihat Ameera marah, Dera tersenyum miring, "masih banyak rahasia kuil yang belum di ketahui banyak orang.

"Tunggu, ini mengganjal ku dari tadi, kenapa kau memberitahukan ini padaku?" Ameera menatap curiga pada Dera yang tingginya melebih dirinya.

"Tentu saja karena aku memiliki dendam pada kuil."

Dera mendekat ke samping Ameera dan berkata lirih, "... Dan juga karena aku tau kau adalah Nona Ameera, pengguna sihir kegelapan."

Deg

Mata Ameera terbelalak, dia benar-benar terkejut karena Dera yang belum pernah dia temui tau bahawa dia pengguna sihir kegelapan. Apa lagi ini di wilayah kuil, sangat mudah bagi kuil untuk mengepungnya.

"Hehe, tak perlu terkejut Nona, aku tidak berada di pihak kuil sama sekali. Aku tau kau pengguna sihir kegelapan dari aura mu. Tidak mudah sebenarnya mengetahui aura yang sudah kau sembunyikan dengan sangat baik, tapi ternyata bakatku juga tak buruk, hehe."

'Sial, aku bertemu orang iseng lagi.'

Ameera berbalik tanpa menjawab pertanyaan Dera. "Kau ke sini juga untuk membawa kentang 'kan? Nah, cepat lakukan agar aku dapat pergi ke tempat lain."

ᕱ ᕱ ᕱ

"Kenapa di sana sangat berisik?" Ameera bertanya pada Dera yang duduk tenang di tangga.

"Hari ini ada acara menyucikan jiwa di aula utama. Bukan hal baik karena mereka akan di cuci otak dan dibutakan pada kuil, apapun yang dilakukan oleh kuil mereka akan selalu percaya."

"Jadi jangan sampai kau ikut masuk ke dalam sana Nona."

Ameera mengangguk tegas, "Ya."

"Permisi, emm a-anu.."

ᕱ ᕱ ᕱ



ᕱ ⭐😫

Who Said She is The Evil MaidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang