∞
∞
∞
∞
→≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈←"Karena Bibi sedang pergi, kalian bisa istirahat dulu. Aku sudah menyiapkan semuanya di lantai dua."
"Terima kasih Cana." Cana mengangguk sebagai balasan.
Ameera memasuki kamar yang ditempati nya disini. Entah kenapa hatinya sedikit sesak. Ameera bejalan menuju balkon, angin kencang berhembus masuk saat pintu dibuka lebar.
Ameera POV
Aku takut.
Aku baru menyadari jika inilah yang membuat hatiku resah, sejak menginjakkan kaki di kediaman Blair pikiranku kalut. Aku belum siap bertemu dengan ibu Ameera, memang, aku menerima semua takdirku disini, tapi tetap saja aku ingin kembali ke kehidupan ku dulu. Bukan karena banyak orang yang mencintaiku, tapi karena aku memiliki orang-orang yang kusayangi. Aku ingin tau kabar ibu, ayah, dan juga sepupu ku.
Jika aku memiliki kesempatan untuk kembali meskipun hanya sebentar, tempat yang ku tuju tentu saja rumah. Tapi aku yakin itu tak mungkin. Biasanya aku tidak sesensitif ini, entahlah aku tak pandai menganalisis apa yang sebenarnya aku rasakan. Air mataku mengalir begitu saja. "Hiks, aku ingin kembali .."
Aku merasakan sesuatu melingkari pinggang ku, saat aku akan berpaling tangan besar itu mencengkeram erat. "Sttt." Dari suara dan bau tubuh ini aku bisa menebak jika dia Ash. Aku bersandar pada dada bidangnya, hangat.
∞∞∞
Ukhh, ini memalukan sangat memalukan! Kami duduk di kursi tamu di dalam kamar, rasanya canggung sekali! Ash yang biasanya menanyakan ini dan itu sekarang hanya diam menatap lurus kearah ku, bagaimana aku harus bersikap? Ingin gerak sedikit saja rasanya tidak bisa, tatapan Ash terlalu kuat! Siapapun tolong selamatkan aku ...
Brak!
"Ameera! Bibi sudah sampai, kamu bisa menemuinya sekarang." Cana, kamu penyelamat ku ...
Aku langsung berdiri mengikuti dibelakang Cana, meninggalkan Ash. Hwehehe.
Jantungku berdegup kencang, karena tidak memiliki ingatan tentang ibu Ameera, aku tidak tau dia orang seperti apa. Tapi, mendengar cerita dari Jayden, aku sedikit tau jika Grand Duchess orang yang penyayang.
Klek
Wah ... Beliau sangat anggun!
Ameera POV end.
Mendengar pintu terbuka Michaila berbalik, matanya menunjukkan keterkejutan saat melihat Ameera. Dia memeluk erat Ameera. Kehangatan Michaila membuat hati Ameera tenang. Entah mengapa ia bisa merasakan aura ibunya dulu, dalam tubuh ibu Ameera.
"Kalau begitu aku akan pergi, Bibi!" Cana cepat-cepat berbalik dari ruangan itu. Menyisakan dua orang.
"Sudah lama sekali kita tidak bertemu, Remora." Ameera tersentak saat Michaila menyebut namanya di dunia dulu. 'Kapan terakhir kali aku dipanggil Remora?'
"Kamu merindukan keluarga mu, bukan?" Suara lembut Michaila membuyarkan lamunan Ameera, dia mengangguk.
"Kamu tidak sendirian, di sinilah tempatmu."
"Anda salah, saya sendirian di sini."
"Biar aku ceritakan sesuatu padamu, dari dua tahun setelah kepergian mu. Sebelum itu aku ingin bilang, jika jiwa ibumu adalah tiga per empat dari jiwaku."
Dengan susah payah Ameera mencoba mencerna ucapan Michaila yang berbelit.
∞∞∞
Kara baru saja mendengar kabar jika anaknya ditemukan dalam keadaan tertusuk di jalan dekat kostnya. "Bagaimana bisa itu terjadi?" Suara Kara terdengar gemetar. Dia terduduk lemah, di sampingnya Gesa memegang pundaknya. "Kamu tenang dulu, setelah itu kita pergi ke rumah sakit Remora dirawat, oke?"
Setelah satu jam perjalanan mereka bertiga -dengan sepupu terdekat Remora- sampai di rumah sakit Remora dirawat. Sayangnya nyawa Remora tak terselamatkan. Karena pembunuh menusuk tepat di jantung, Remora hanya bisa bertahan sebentar saja.
Kara merasa seluruh tubuhnya tak bertenaga, dia lalu pingsan karena shock. Gesa langsung mengangkat Kara menuju salah satu bangku terdekat, sementara itu Eluca menerobos masuk ke ruangan Remora berada.
Selama satu menit dia hanya berdiri di pintu masuk, melihat Remora terbaring tak bernyawa di ranjang putih, hatinya sakit. Dia benar-benar tak bisa membayangkan bagaimana hidup kedepannya. Dari kecil Eluca selalu bersama Remora di manapun dan kapanpun.
Saat merenungi memori yang tersimpan dalam benaknya, Eluca tidak sadar jika ada seseorang berdiri disampingnya. "Kak, tolong bilang jika ini mimpi ..." Suara lirih dan serak tersebut membuat Eluca menoleh, sosok tinggi yang sering dia lihat di sekitar Remora, Norre.
Norre adalah teman sejurusan Remora dan memiliki rasa pada Remona, sayangnya Remora tidak tau. Norre selalu ada disaat Eluca tak berada di samping Remora. Dia hanya baik kepada Remora, dan dingin kepada semua orang.
"Ini bukan mimpi, Norre."
∞∞∞
'Kamu harus membawa Remora kembali ke tempat di mana seharusnya dia berada. Kau tahu sendiri bukan? Jika jiwanya tertukar dengan dia. Jika dia dibiarkan berada di tubuh Ameera kekacauan sebesar apa yang akan diperbuatnya, lagi?'
'Dalam delapan jam seluruh ingatanmu akan kembali dan saat itu kau akan kembali juga. Mereka tak akan pernah mencurigai mu, tenang saja.'
Kara membuka matanya, samar-samar dia bisa mendengar suara Gesa berbicara dengan orang lain. 'Haruskah aku kembali secepat ini? Jika aku kembali aku tak akan pernah bertemu dia lagi, hanya disini aku bisa bersamanya tanpa memikirkan kejadian dulu.'
"Kamu sudah enakkan? Ayo mengunjung Remora untuk yang terakhir kali." Gesa tersenyum hangat membantu Kara bangun, lalu menuju tempat Remora. 'Dimanapun dia berada, dia tetap tampan!' Batin Kara setiap melihat wajah Gesa.
'Remora pasti sudah sampai di sana, 'kan?'
'Tenang saja nak, mama akan segera menyusul mu.'
Swaa
Hujan lebat menyambut Remora ditempat tinggal barunya, orang-orang segera pergi karena guntur mulai terdengar. Menyisakan satu orang yang masih berdiri memegang rangkaian bunga lily ditangannya. Seluruh tubuhnya sudah basah, namun dia seakan tak terganggu akan hal itu. Matanya menatap lurus batu nisan di depannya.
"Kenapa kau sangat jahat? Meninggalkan aku sendirian tersiksa disini. Baru berapa hari yang lalu kamu bilang akan membuatkan ku pasta, tapi kenapa? Kenapa kamu malah pergi?!"
Bruk
Norre terduduk, matanya sudah berkaca-kaca, setetes air mata luruh menyatu dengan air hujan. "Selama ini aku belum pernah bilang padamu, bahwa aku ... suka padamu Remora. Kuharap kita bisa bertemu lagi, entah dimana pun itu."
∞
∞
∞
∞⭐🤺

KAMU SEDANG MEMBACA
Who Said She is The Evil Maid
Fantasi[ Bukan Novel Terjemahan ] Judul sebelumnya = Mystery Evil Maid with Him [ maaf chapter 7 sensian dia ke acak : ˘ ∧ ˘ : ] "Hah!" "Aku di mana? Aku siapa? Aku kenapa?" "Seharusnya sekarang aku berada di rumah sakit, bukan?" ________ Aku menjadi korb...