-21-

548 63 2
                                    

☆゚*・。
☆゚.*。
☆.*・。
┻┻︵¯\(ツ)/¯︵┻┻

"Kuil akan mengumumkan wahyu yang baru saja turun!"

"Benarkah?"

"Cepat, cepat, berkumpul di kuil!"

"Bukankah ini sudah lebih dari lima bulan sejak wahyu terakhir?"

"Benar, kira-kira apa yang akan disampaikan?"

"Perhatian semuanya, harap diam! Pendeta Bertha akan membacakan isi wahyu!"

"Semua orang harus berhati-hati, pemilik sihir kegelapan asing telah muncul dan akan menghancurkan seluruh dunia! Kuil memberi izin untuk membunuh pemilik sihir tersebut, dan yang berhasil membunuh akan mendapatkan berkat dan koin emas!" Setelah selesai berbicara pendeta Bertha melirik salah satu bawahannya, mengangguk pelan tanda paham.

Semua orang segera pergi dari kuil, saat akan mencapai gerbang air lembut membasahi mereka, perasaan semua orang menjadi lebih bahagia. Kuil memberi mereka air suci!

꒷ ͝͝͝ ꒦ ͝ ꒷ ͝͝꒷

"Ck, ck, cara kuil sangat licik. Dia membuat para masyarakat percaya dan membuat mereka membunuh mengatas nama 'kan wahyu."

"Mereka menyiapkannya dengan sangat rinci."

"Master, bagaimana jika kita  menghancurkan kuil saja?" Semua langsung menatap Bellona dengan ekspresi datar. Jayden menggeleng pelan, "kita memang bisa menghancurkan kuil, tapi masih terlalu dini. Kuil pasti memiliki sesuatu di belakangnya, entah itu petinggi maupun monster."

"Jika itu manusia maka dia yang selama ini mengendalikan kuil dalam gelap. Saat ini kuil sangat ingin mencari ku, bukan? Bagaimana jika aku sengaja menyerahkan diri lalu mencari rahasia yang selama ini disembunyikan kuil?" Tiba-tiba hawa dalam ruangan berubah setelah Ameera menyelesaikan ucapannya.

"Aku tidak setuju. Itu terlalu berbahaya dan masih banyak celah dalam dirimu, salah-salah kamu bisa langsung mati setelah masuk ke dalam kuil." Kata Ash penuh tekanan, tidak mungkin dia membiarkan Ameera masuk ke kuil sendirian!

"Hmm, benar, tapi aku tidak bisa diam saja. Semakin lama waktu kuil mencari semakin gila juga cara mereka untuk menemukanku, dan aku yakin orang tak bersalah yang menjadi korbannya."

"Lebih baik saat ini tingkatkan dulu kekuatanmu, baru aku akan mengijinkan mu mengambil langkah." Ucap Ash lelah, dia tidak akan bisa menghentikan Ameera yang keras kepala. Entah sejak kapan dia berubah menjadi begitu pemberani.

꒷ ͝͝͝ ꒦ ͝ ꒷ ͝͝꒷

"Psst, sepertinya dia cocok menjadi korban selanjutnya." Bisik seorang dari semak-semak dekat tempat latihan Ameera. "Benar, ayo kesana sekarang!"

Tuk

"Sial, siapa yang melempar batu?!" Ameera melihat lingkaran sihir yang dibuatnya telah hilang. Padahal dia sudah berusaha selama setengah jam, dan sekarang gagal!

"Ahahaha, ini menyenangkan! Dia sangat mudah terpancing, hihi." Dua anak dalam semak-semak mencoba mengecilkan suaranya. 'Dasar anak kecil, kau pikir aku tidak bisa mendengar ucapanmu?!'

"Keluar." Lydon merasa kedinginan mendengar suara Ameera, dia melirik saudaranya. "Kita harus kesana?" Lyden hanya mengangguk kecil.

Akhirnya mereka muncul dari semak-semak, saling mendorong siapa yang di depan.

'Lah? Sepertinya tadi mereka sangat berani, kenapa sekarang jadi ciut?' Ameera tersenyum miring, sedikit bermain juga menyenangkan, bukan?

"Kenapa kalian mengganggu orang yang tidak kalian kenal?" Ameera berjongkok di depan dua anak itu, bermaksud melihat melihat wajah mereka.

"Uhh, i-itu, itu ... Lyden yang memerintahku! Padahal tadi aku sudah bilang tidak, tapi dia memaksa!" Lydon menunjuk kakaknya tanpa rasa bersalah. Jika sampai ayahnya tau, mereka tidak akan diperbolehkan datang kesini lagi. "Apa maksudmu! Tadi kamu sendiri yang bilang untuk menjadikan dia korban selanjutnya!" Teriak Lyden sembari menunjuk Ameera yang sedari tadi hanya diam.

'Dasar, dia menghianati saudaranya agar tidak dimarahi? Ck, ck, semua anak kecil sama saja!'

Melihat keduanya tak kunjung diam, Ameera mengambil langkah, "jika kalian bertengkar lagi, api ini akan kuarahkan ke bawah kalian loh." Dua bersaudara itu melihat api di jari Ameera yang semakin dilihat jadi semakin besar. Mereka menelan ludah, wajah tampanku tidak boleh sampai terluka! Batin mereka berdua.

"Nah, coba katakan siapa nama kalian." Melihat keduanya menunduk ketakutan, Ameera tersenyum puas, dia berhasil membuat anak kecil ini takut kepadanya!

"Lyden, Lydon apa lagi yang kalian perbuat kali ini?!"

"Tidak! Ayah datang!" Lydon berteriak dan bersembunyi di balik Ameera.

Baron Berbeum mendekat dengan langkah tegas, di tangannya terdapat dua pedang kayu milik si kembar.

"Kalian bolos kelas berpedang dan menggangu orang lain?!"

"Huaaa, aku hanya jalan-jalan sebentar!"

"Benar 'kan kakak?" Si kembar dengan tak tau malunya memegangi kedua tangan Ameera. Jangan lupakan juga mata yang sangat menunjukkan niatnya. Bantu kami menghadapi ayah, kata-kata tersebut seakan muncul di mata mereka.

Ameera tersenyum miring, "Tolong jangan marahi mereka Tuan, mereka hanya tidak sengaja melemparkan batu ke arah saya dan sekarang sudah meminta maaf." Mata Ameera menyipit.

"Kalian! Kembali ke lapangan dan latihan hingga sore!"

"Baik ayah ..."

'MAMPUS!' Batin Ameera puas.

"Nona, tolong maafkan mereka." Baron Berbeum menunduk, meminta maaf. "Tidak apa, toh, aku juga senang."

"Terima kasih Nona Ameera." Mata Ameera terbelalak, dia tidak menyangka Baron Berbeum mengenalinya.

"Ada sepuluh orang tak bersalah yang telah terbunuh hari ini."

"Hahh, kita harus bergegas."

꒷ ͝͝͝ ꒦ ͝ ꒷ ͝͝꒷
꒷ ͝͝͝ ꒦ ͝ ꒷ ͝͝꒷
꒷ ͝͝͝ ꒦ ͝ ꒷ ͝͝꒷
꒷ ͝͝͝ ꒦ ͝ ꒷ ͝͝꒷⭐😾

Who Said She is The Evil MaidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang