-1-

4.5K 504 10
                                    

Gelap itulah yang kulihat setelah dengan tidak elitnya tertusuk pisau. Ku pandangi tempat ini dan secara tiba-tiba cahaya kuning pudar menghalangi membuatku terpaksa menutup mata kembali.

Setelah dirasa sudah tidak ada yang mengganggu penglihatan, aku mulai membuka mata dan melihat sekeliling.

"Harusnya sekarang aku dirumah sakit, tapi kenapa malah ada ditempat kotor seperti ini elah!"

"Jangan bilang aku diculik"

"Eh tapi kenapa aku memakai baju pelayan seperti dikomik isekai?"

"Apa aku sedang memerankan drama?"

"Tapi mana pemain yang lainnya"

Setelah mengoceh tidak jelas aku duduk di kasur tempat ku terbangun dan mencoba mengingat sesuatu yang mungkin saja kulupakan.

Tiba-tiba saja sebuah bukan sederet ingatan masuk secara acak membuat kepalaku pusing.
_ _ _

Aku tak percaya dengan ingatan yang dengan seenak jidat masuk ini. Aku sedang berada di tubuh orang dimensi lain, dan menjadi kepala pelayan yang ditugaskan menjaga putri terbuang di menara yang jauh dari istana utama.

Tubuh yang kutempati ini sangat tidak berperikemanusiaan dan selalu mementingkan diri sendiri. Melalaikan tugasnya sebagai kepala pelayan. Juga membiarkan pelayan lain menindas putri Alleta yang masih berumur 9 tahun.

Tapi kenapa aku harus terjebak disini, ditubuh pelayan bernama Ameera ini? Kalau dinovel isekai yang sering ku baca biasanya orang yang masuk ke dimensi lain menjadi pemeran utama yang dulunya dibenci pemeran utama pria tapi karena suatu hal pemeran utama pria malah jatuh cinta kepada pemeran yang dibenci.

Hahh, karena sudah terlanjur begini aku akan menjadi pelayan yang baik hati dan tidak sombong untuk putri Alleta.

Tok tok tok

Lah siapa tu yang ketuk pintu nakut-nakutin ae. Tapi aku tetap harus membukanya kan.

Cklek

"Eh a-anu i-itu putri Alleta demam tinggi ka-karena sedari kemarin belum makan sama sekali" kata pelayan yang wajahnya seperti orang yang eum mudah tertindas ups.

"Apa pelayan bagian dapur tidak memasak?" Aku bertanya dengan wajah yang bisa dibilang tidak peduli, sengaja.

"Mereka memasak tapi untuk dimakan sendiri sa-saat ku tanya makanan untuk putri mereka bilang itu bukan urusannya" oh ayolah pelayan ini bicara dengan menunduk padahal aku tidak akan memakan atau menghukumnya, mungkin.

"Hah, baiklah sekarang kau buat bubur dan segelas susu hangat kalau sudah selesai panggil aku disini" perintahku dan segera pelayan itu menjalankannya.

Sebenarnya bisa saja aku langsung kekamar putri Alleta tapi aku tidak tau jalannya hehe.

Normal pov.

Terlihat dua orang pelayan sedang berjalan menuju ruangan tempat putri Alleta berada.

Tok tok tok

"Putri kami membawa sarapan anda, boleh saya masuk?" Salah satu pelayan dengan hati-hati bertanya.

"Iya" samar-samar putri menjawab, dengan segera dua pelayan itu masuk.

Melihat pelayan yang selalu baik padanya-walaupun harus dengan sembunyi-sembunyi- putri tersenyum kecil, tapi saat melihat kepala pelayan berada diambang pintu membuat putri ketakutan mengingat dulu dia sering ditindas dan dikurung di loteng kotor dan dingin selama tiga hari tanpa makanan ataupun minuman.

Ameera tau putri ketakutan saat melihatnya. Menghela napas kecil Ameera tersenyum lebar tapi malah membuat putri Alleta semakin ketakutan.

Apa yang kau lakukan jiwa Ameera yang dulu, jahat sekali kau dengan putri kecil manis ini batin Ameera marah.

Menepuk pelan pelayan yang datang bersama Ameera dan merebut paksa bubur yang dibawanya.

"Oh ya siapa namamu?" Dengan wajah polos-minta tampol-Ameera bertanya kepada pelayan tadi.

"Nama saya Leah" dengan senyum kecil Leah menjawab pertanyaan Ameera.

"Oke, Leah tolong ambilkan baju bersih untuk putri sekarang!" Perintah Ameera halus.

Dengan segera Ameera mendekat ketempat putri berbaring lalu duduk di kursi usang yang ada.

"Saya tidak akan melukai putri jadi anda bisa tenang dan makanlah bubur ini selagi masih hangat agar anda bisa cepat sembuh" dengan senyum tulus Ameera memberikan nampan berisi bubur yang diterima dengan pelan oleh putri.

Setelah lima menit Leah datang membawa air hangat dan gaun tidur sederhana berwarna biru pastel. Putri Alleta pun sudah memakan bubur sampai habis. Segera Leah mengganti baju putri dengan yang dibawanya.

"Silahkan beristirahat, jika ada yang anda butuhkan bisa beritahu saya memakai lonceng putri" Leah berkata dengan senyum tulusnya.

_ _ _

"Hei jangan membuat pekerjaanku bertambah!"

"Ma-maaf aku tidak sengaja"

"Huh, dasar putri jelek"

Berisik sekali mereka, batin Ameera dari dalam kamarnya. Dia segera mengganti baju tidurnya dengan baju pelayan, lalu kaluar untuk melihat kebisingan yang mengganggu tidur nyenyaknya.

Brak

Dengan marah Ameera membuka pintu dengan kencang sampai menimbulkan suara keras. Semua orang yang ada didekat sana menoleh kearahnya dengan pandangan takut.

Ameera pov.

Setelah membuka pintu dengan kencang terlihatlah pemandangan yang menggangu tidurku. Didepan ku ada tiga pelayan songong berdiri didepan putri dan Leah yang terduduk dengan takut, apalagi setelah melihat ku bertampang datar seperti akan marah.

"Kenapa kalian ribut-ribut didepan kamarku?" Dengan suara yang ku datar-datar kan-untuk menakuti mereka-dan alis kiri terangkat kusapukan pandangan kepada mereka semua yang ada di sana.

"Kepala pelayan, putri yang jelek ini menambah pekerjaanku dengan menumpahkan cucian yang sudah susah payah kami kerjakan" salah satu dari tiga gerombolan mengadu dan mengata ngatai putri dengan sebutan jelek, asem sekali mereka.

"Bukankah pekerjaan kalian adalah seorang pelayan, dan putri adalah majikan kalian selama disini bukan?" Heh,mereka salah mencari lawan begini-begini dulu sering mengatakan hal pedas seperti salah satu idolaku.

Dan yah mereka terdiam sambil menunduk. "Ta-tapi, kepala pelayan" masih bisa membalas juga mereka.

"Hei, cucian itu apakah salah satunya ada yang milik putri Alleta?" Mweheheh akan kuserang terus kalian.

"Em, tidak" waw suaranya langsung menciut guys.

"Karena kalian membuat putri Alleta sampai terduduk dibawah aku beri kalian bertiga hukuman membersihkan seluruh menara dari atas sampai bawah dan waktu kalian hanya satu pekan, jika satu pekan belum selesai maka aku akan menambahkan hukuman kalian. Mengerti?!"

"Ka-kami mengerti" dengan kepala yang menunduk dalam mereka menjawab. Mampus batinku.

"Leah, bawa putri kekamarnya lalu kau keperpustakaan pinjamkan beberapa buku sejarah dan taruh dikamarku"

"Baik ke_" sebelum menyelesaikan kalimatnya sudah kupotong dulu. "Panggil saja aku Ameera jangan kepala pelayan"

"Baik, Ameera"

_ _ _

Who Said She is The Evil MaidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang