-14-

941 105 2
                                        

_______________________________

×

×

×
_______________________________

"

selamat datang Nona Ameera, mari ikut saya acara akan segera dimulai." Begitu Ameera tiba di menara sihir dia disambut oleh asisten penyihir agung, dan dibawa ke sebuah ruangan.

Saat pintu ruangan dibuka banyak pasang mata melirik Ameera penasaran. 'Jika tau akan begini lebih baik aku datang lebih cepat, hih.' Batin Ameera kesal. Dia paling tidak suka menjadi pusat perhatian.

"Karena semua orang sudah datang, saya akan memulai. Dimohon untuk tidak berisik." Ucap penyihir agung Raven. "Karena kita memiliki anggota baru, saya akan membacakan ulang jadwal bulan ini."

"Mulai besok para calon penyihir akan memasuki jenjang lebih tinggi, pengajar tiap kelas akan dibagi rata, setiap kelas hanya diisi kurang dari sepuluh murid jadi, hanya ada satu pengajar. Tidak boleh ada yang bermalas-malasan karena selama ada di wilayah ini kalian akan diawasi oleh makhluk sihir." Lanjut Raven tegas.

'Selamat tinggal kasurku akan merindukanmu...' Batin Ameera sedih, dia mengepalkan tangannya di bawah meja, walaupun wajahnya tidak menunjukkan ekspresi apapun.

"Nona Ameera anda akan memegang kelas Clod, berjumlah enam orang. Saya harap anda bisa memegang tanggung jawab selama satu tahun kedepan." Kata Raven ramah. "Saya janji akan bertanggung jawab hingga kelas Clod lulus dengan bakat paling unggul." Jawab Ameera tenang dan menekankan kata unggul.

"Ck, jangan berlanggak, anak baru." Gumam penyihir yang duduk tepat disamping Ameera. Ameera mengabaikannya karena jika, dia menjawab apapun kata-katanya pasti dia yang nantinya akan diremehkan oleh penyihir-penyihir gila kekuasaan disekelilingnya.

Berbeda dengan penyihir agung Raven yang sedari tadi tersenyum lebar tanpa ada satupun yang menyadari. 'Dia berbeda.'

"Selanjutnya-" Penyihir agung Raven meneruskan pembagian kelas dengan cepat. Setelah semua selesai, mereka semua berkeliling ke setiap sudut menara.

***

"Nona ada seseorang yang ingin menemui mu, dia ada diruang tamu utama." Kata Bill, kepala pelayan di mansion.

"Baiklah, tunggu sebentar." Jawab Ameera tanpa berbalik, dia cepat-cepat membereskan berkas-berkas di meja kerjanya.

× × ×

"Leah?"

"Hai Ameera, aku datang berkunjung sebentar hehe." Kata Leah ceria, dia diberikan libur kerja selama satu pekan jadi, dia memutuskan untuk berkunjung ke mansion Ameera.

"Kamu libur?" Ameera memerintahkan pelayan untuk membawakan kudapan ringan dan teh panas. "Ya, selama satu pekan."

"Tinggal disini saja." Jawab Ameera senang, walaupun sepekan kedepan ia sibuk mengajar murid barunya. "Tapi, kamu sibuk kan?"

"Tak apa kamu bisa bergaul dengan orang-orang disini atau belajar memanah, impianmu menjadi pemanah bukan?" Goda Ameera, Leah tersenyum lebar mendengar itu. "Kamu memang teman yang pengertian, Ameera. Aku sangat beruntung." Leah memeluk Ameera erat.

"Ukh, kamu berat Leah!"

"Ups, maaf.."

Hingga malam tiba dua orang itu saling bercerita tentang kegiatan sehari-hari.

+ + +

"Meera kamu bisa telat." Ucap Jayden sambil memercikkan air ke muka Ameera yang masih tidur pulas. "Berisik Jayden."

"Bangun, mandi, makanan ku taruh di meja dekat balkon aku akan keluar."

"Wah, kamu sangat cocok menjadi pelayan Jayden!"

"Terserah."

Ameera bangun dan makan tanpa berniat untuk mandi. Toh, tidak mandi pun aku tetap wangi, begitu katanya.

Ameera POV.

Aku langsung turun saat kusir bilang sudah sampai di menara sihir. Suasana disini agak berbeda karena banyak calon penyihir yang berlalu lalang di sekitar.

Sampai didepan pintu ruang Clod aku merasa agak takut, jika nanti aku melakukan kesalahan pasti anak-anak ini akan mempermalukan ku, bukan? Ukhh, aku jadi malu sendiri.

"Guru, kenapa tidak masuk?" Aduh mengagetkan saja anak ini. Ternyata aku sudah mempermalukan diriku sendiri sebelum kelas dimulai, haha.

"Ah, aku hanya sedang mengingat jadwal untuk satu Minggu ke depan. Mari masuk kelas akan langsung ku mulai setelah ini." Bakat berbohong ku meningkatkan ternyata.

"Kelas hari ini adalah membuat ramuan bius jadi, kalian akan ke lab dalam waktu tiga menit, jika telat akan ada hukuman yang menanti sekian." Yah, aku memang tanpa ampun sih..

Anehnya anak-anak ini malah berwajah cerah. Hei dulu saat disuruh pergi ke lab aku malah bersembunyi di bilik kamar mandi, aku sangat benci pelajaran ini dulu tapi sekarang tidak. Tolong jangan ditiru.

Aku berteleportasi ke lab tanpa memedulikan mereka lagi. Agak kaget sih saat melihat dia sudah sampai, dia laki-laki tinggi wajahnya datar dan terlihat malas. Hahh, kuharap dia tidak nakal.

"Guru, Jen terlambat." Anak perempuan dipojok ruangan itu menunjuk laki-laki yang baru saja masuk melalui pintu dengan mengendap-endap, yah walaupun aku sudah tau dari sebelum dia membuka pintu sih.

"Guru, aku hanya terlambat sebentar jadi, jangan berikan hukuman berat." Ck, cara bicaranya mirip anak nakal.

"Selama satu minggu ini kalian akan sering masuk ke lab ini dan setiap selesai, Jen yang akan membersihkan sisanya. Setuju?"

"Setuju!!" Kompak sekali mereka, ku lihat Jen sebal karena hukuman ini. "Kamu akan ditemani dia untuk membersihkan lab." Aku menunjuk seseorang yang baru saja memasuki lab, dia adalah bayangan ku. Aku membuatnya agar tidak ada yang menyadari jika dia adalah bayangan dari sihir hitam.

Bisa gawat jika ada mata-mata kuil yang tahu. "Panggil saja dia Arche. Dia juga akan menjadi pengganti ku jika ada suatu hal mendesak yang perlu ku urus." Jelas ku pada enam anak yang menyandang gelar murid ku. Aku tidak menyangka bisa menjadi guru penyihir begini.

Impianku saat kecil adalah menjadi murid di Hogwarts, dan yah ini mirip-mirip lah.

Aku mengajari mereka mulai dari dasarnya, untungnya mereka sangat cepat mengerti jadi kelas hari ini selesai awal. Selama seminggu mereka belajar mantra, pertahanan, penyembuhan darurat, senjata, dan lainnya. Beruntung sekali aku mendapat murid seperti mereka, sangat cepat mengerti dan selalu patuh. Jika aku menyuruh mereka untuk memakan tanah mungkin juga akan dilakukan.

Jen, dia agak nakal dan sering menganggu pekerjaan temannya, sialnya aku tidak bisa memarahi Jen karena dia pintar! Walaupun lebih pintar Sylan anak laki-laki berwajah datar itu. Aku menyukai kepribadiannya yang sopan.

---

"Laporan untuk istana belum kamu buat Ameera." Sial, Jayden kenapa kamu menambah beban pikiran saat aku baru saja akan tidur! Aku memelototi Jayden tapi, tidak di pedulikan sama sekali.

"Tidur saja, biar aku yang mengerjakan dengan Arche, aku tau kamu kelelahan."

"-Oh ya tadi Ash datang memberikan kotak, ku taruh di meja nakas. Buka besok saja sekarang tidur lah."

Heh, Ash datang? Gila aku tidak akan bisa tidur jika belum membuka kotaknya! Tapi, Jayden mengawasi disini haha, sangat menyedihkan..

×
×
×
×
⭐🙆🏻‍♀️

Who Said She is The Evil MaidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang