05. Masalah besar.

28.2K 2.3K 96
                                    

Mala tengah sibuk dengan berkas yang ada dimeja kerjanya saat ini, dia ingin sekali menelepon Ilam dan bertanya perihal kegiatan Ilam saat ini.

Jam sudah menunjukan pukul 9 malam, siang tadi dia diacuhkan Ilam karena masalah di Ice skater, dan Mala ingin meminta maaf sebenarnya.

Ketukan singkat dimeja yang dia buat mengisi keheningannya saat ini.  Sebenarnya dia tak mau memantau kegiatan Ilam, tapi dia gelisah sekali.

Jadi, dia memilih untuk meraih ponselnya dan melihat posisi Ilam saat ini.

Titik merah yang ada diponselnya, menunjukan posisi di sebuah pusat perbelanjaan. Mala menaikan sebelah alisnya, sedang apa Ilam ke sebuah Club malam.

"Sama siapa, dia." desis Mala menahan emosi. Dia mulai membuka whatssap dan menekan ruang obrolan paling atas dan di pinnya.

Dia langsung mengetikan pesan.

Kamu dimana?✔️✔️

Ah, di Club. Kenapa?

Pulang sekarang!✔️✔️

Apa!? Tapi aku baru sampai!

Atau perlu aku susul kesana? Dan mencakar wajah gadis yang berada disebelahmu?✔️✔️

Ilam terdiam, bagaimana Mala tau jika saat ini dia bersama teman perempuannya. Tapi, Ilam tak perduli, dia mengabaikan pesan itu.

Namun tak lama, telepon masuk dari Mala yang membuatnya harus mengangkatnya sekarang. "Halo-"

"Pulang."

Ilam mencibir tak suka, "Aku gak mau pulang." ketusnya sebal, dia bertopang dagu sembari memberikan senyum tipisnya pada gadis didepannya.

Sebuah cocktail dengan kadar alkohol tinggi sudah tinggal setengah gelas, rasanya nikmat sekali. Wajah Ilam sendiri sudah memerah padam dan hawa napas yang berat.

Mala disana sudah menggeram emosi, wajahnya memerah menahan emosi yang bergemuruh didadanya. "Pulang." titahnya dingin dan tak terbantahkan.

Ilam mendesah berat. "Aku gamau! Bisa gak jangan larang aku! Jangan ganggu aku! Jangan urusi hidup aku lagi Mala! Aku gak suka!" bentaknya kuat.

Mala tersentak, dadanya terasa ngilu dan tersayat. Tanpa sadar air mata mulai menggenang dikedua manik hitamnya.

Tangannya yang memegang ponsel sudah gemetaran. Gelenyar penuh rasa sakit terasa dihatinya. Belum sampai disitu, Ilam kembali memarahi Mala.

"Kamu tau!? Aku bosen tau pacaran sama kamu, tiba-tiba nge klaim aku sebagai pacar. Terus mulai ngurusin hidup aku, orang tua aku aja bebasin aku, kenapa malah kamu yang atur-atur aku."

Ilam sudah mabuk berat, dia sampai mengelurkan isi hatinya. Mala lemas mendengar ucapan Ilam, apa Ilam merasa seperti itu selama ini.

"Tapi..Ilam-"

"DIAM KAU CEWEK PENGATUR! AKU GAMAU LAGI BERURUSAN SAMA CEWEK SEPERTIMU! KITA PUTUS!"

Mala menggeleng kuat "Enggak Ilam, aku gamau.." mohonnya.

"Murahan banget sih, sampai melas gitu."

My Possesive Girl. [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang