Sorak gemai para penonton bergemuruh, mereka nampak bergembira karena idola mereka berhasil memenangkan lomba ice skating tingkat Internasional ini.
"The winner, of skater in this year is. RADERA ILAM HAKSUN!" semuanya berdiri dan memberikan tepuk tangan yang amat meriah.
Seorang pria bertubuh langsing dan berwajah diatas rata-rata, naik ke atas dan menerima piala serta karangan bunga. Begitu juga dengan piagam yang dikalungkan ke lehernya.
Senyum lebarnya yang manis, membuat gigi kelincinya terlihat begitu mempesona. Dia membungkuk berulang kali untuk berterima kasih.
"Congratulation."
"Thank you, so much."
Pria itu mengusap sudut matanya, dia bahagia. Hari yang dinantinya sudah tiba, dia berhasil memenangkan ajang kejuaraan ini.
Dia memberikan senyum terbaiknya saat rekan lawannya mulai berkerumun dan melakukan perpisahan. Mereka berfoto bersama.
"Selamat, kamu pantas menang." ujar seorang wanita yang tadi menjadi lawannya tadi.
Dia mengangguk. "Terima kasih." balasnya lembut.
Perawakannya yang tak terlalu tinggi, tubuhnya yang langsing, bokongnya yang bulat sempurna karena terlalu sering memakai celana ketat khusus latihannya.
Kulit putih, wajah tampan yang akan terlihat semakin menawan saat dia meliukan tubuhnya di lapangan es nya.
Namanya adalah Radera Ilam Haksun, seorang atlet Ice skating pria yang masih berusia 24 tahun. Terkenal dikalangan para atlet.
Namanya Ilam, dan dia sudah punya pawang sendiri.
Pawang, yang akan melindungi tubuh dan hati Ilam hanya untuknya.
"TUAN ILAM, NONA MEMINTA ANDA UNTUK KEMBALI!"
Ilam tersenyum kikuk, semua orang memandangnya. Dia mengangguk cepat lalu bergerak mendekati bodyguard tadi.
Semua barang miliknya diambil alih, "Nona mengatakan, Tuan Ilam jangan terlalu dekat dengan wanita manapun." Ilam merengut.
"Kenapa, dia possesive sekali?"
Bodyguard itu tersenyum tipis. "Karena, hanya Tuan yang berhasil menarik Nona dari kegelapannya." bisik Bodyguard yang tak Ilam dengar.
Ilam, hanya ingin bebas.
Sebebas dirinya saat menari di lapangan es dan meliukan tubuh indahnya disana. Dan menjadi tontonan banyak orang.
Sedangkan kekasihnya, tak suka hal itu terjadi. Mau bagaimanapun, Ilam hanya untuk dirinya seorang, tak boleh ada yang melihat tubuh Ilam lebih jelas.
Jika berani, maka kepala akan hilang dari tempatnya.
Lihatlah, bagaimana kekasihnya tidak possesive, Ilam sangat menggoda iman siapapun yang melihatnya.
ILAM—
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possesive Girl. [END]
Roman d'amourDia terlalu mengekangku, aku tak suka. Tapi saat dia mulai memberikanku kebebasan, aku makin tak suka. Dia mulai tak acuh padaku, mulai membiarkanku pergi tanpa dikekangnya lagi. Harusnya aku senang, tapi apa? Hatiku justru meronta ingin dikekang ke...