30. Kabar buruk.

8.3K 841 56
                                    

Napas Mala amat tak teratur, dia baru mendapat kabar buruk perihal Bintang dan Ruta. Langkah kaki yang bisa dibilang sebagai larian itu terus terdengar.

Bahkan Mala sudah tak ingat perihal kehamilannya, dia berlari tanpa menyadari jika perutnya amat sakit saat ini.

Setibanya di lantai 3, Mala mencari ruangan yang ditempati Bintang dan Ruta.

Brak!

"RUTA! PAPI!?" serunya panik begitu masuk ke dalam kamar. Seorang Dokter dan Perawat memandangnya sendu "Keluarga dari Pak Bintang?" tanya Dokter tersebut.

Mala mengangguk kaku, dia mendekati 2 orang yang ada diranjang terpisah. Mata Mala memanas melihat kondisi keduanya, dia sampai membekap mulutnya agar tak mengeluarkan isakan.

"A-apa..yang terjadi.." tanya nya parau.

Dokter ber nama Alex itu menunduk, helaan napas kasar terdengar dari sela bibirnya. "Pak Bintang dan Pak Ruta mengalami kecelakaan diLift rumah sakit. Ada orang asing yang menyerang mereka." ujarnya menyesal.

Mala tak percaya, dia menyentuh lengan kurus Bintang. "L-lalu?" tanya nya bergetar.

Helaan napas kembali Dokter itu berikan. "Pak Bintang mengalami kerusakan pada tenggorokan beliau, dipastikan beliau tak akan bisa lagi berbicara karena pita suaranya putus." bagai disambar petir.

Mala menangis, dia menggenggam erat tangan Bintang. "Hiks..Papi.." isaknya pilu.

"Dan untuk Pak Ruta, beliau mengalami kebutaan total. Mata kanannya ditusuk benda tajam sampai memecahkan kornea matanya. Sementara mata kirinya memang buta."

Kaki Mala lemas, dia merosot dan terduduk dilantai yang dingin. "Hiks..huhuuu...hiks..Papi..hiks..Ruta..hiks..lalu apa yang harus saya lakukan.." ujarnya menyayat hati.

Dokter Alex menggeleng pelan.

"Untuk Pak Bintang, saya tak bisa menjamin beliau akan berumur panjang, selain kerusakan dilehernya, beliau juga mendapat tusukan 5 kali di dada beliau, beruntung belum menyentuh jantungnya. Hanya saja..beliau kehilangan banyak darah."

Mala hancur, dia tak tau harus menanggapi bagaimana lagi "Huaaaaa Papiiiiiiiii!!..hiks.." dengan siapa lagi Mala harus bersandar.

Cklek.

"Mala?"

Mala menoleh dengan cepat, dia berdiri dan berlari kearah suara tersebut. "Huaaaaa Mami Lattaaaa.." Mala menurunkan harga dirinya, dia yang melarikan diri dari anak Alatta.

Tapi kini dia malah memeluk mertuanya itu. Mau bagaimana lagi, Mala tak tau harus bersandar pada siapa lagi.

"Ssh, tenang ya. Masih ada Mami dan Ilam. Mami bakal lupain masalah kamu yang melarikan diri dari Ilam, terlebih saat ini,"

Mala mendongak, isakan masih tersisah. "Kenapa..hiks..Mami.." lirih Mala.

Alatta memejamkan matanya "Ilam..mengalami kecelakaan, jadi..pikirannya..terganggu..dia tidak..hiks..ingat siapapun..hiks..tingkahnya bahkan seperti anak kecil..hiks.."

Mata Mala membelalak tak percaya, apa yang terjadi pada Ilam.

Dan sekarang, Mala menyesal sudah meninggalkan Ilam dan menjadi penyebab semua ini terjadi. "Mala..hiks..bakalan balik sama Ilam lagi..." lirih Mala.

Alatta tersenyum senang, dia memeluk Mala semakin erat "Makasih..hiks..Mala.." lirih Alatta.

Tanpa Mala sadari, seringai penuh kemenangan terukir jelas diwajah Alatta.

Aku, menang. Batinnya puas.

See, Alatta bisa lakukan apa saja demi Putra tersayangnya.






















..UDALAH GILA UDALAH..

My Possesive Girl. [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang