Ilam dan Mala.

59.5K 3.7K 168
                                    

Remaja itu berdiri didepan gadis yang hanya sibuk bermain dengan ponselnya, mengabaikannya sedari tadi. Biasanya tak begini, gadis itu pasti akan merecokinya jika melihatnya begini.

Seperti bertanya. "Mau kemana?"

"Pergi bareng siapa?"

"Disana nanti ada siapa aja?"

"Aku ikut."

"Jangan kemaleman."

Dan segala peraturan dan pertanyaan lainnya. Membuatnya muak sekaligus bosan sekali. Dia hanya ingin diberi kelonggaran, bukan tidak diperdulikan.

"Mala.." panggilnya santai, sebenarnya berusaha untuk tetap santai sih.

Gadis itu berdehem sebagai jawaban. "Aku, keluar bentar ya sama Anita. Ntar sore pulang." ucapnya.

Dia berharap gadis itu marah dan melarangnya pergi, pasti gadis itu akan marah padanya. Tak apa, itu lebih baik ketimbang diabaikan seperti ini.

"Oke, Ilam. Hati-hati, i love you" sahutnya santai dengan mata yang masih terpaku pada ponselnya.

Remaja itu terdiam, gadisnya tak melarangnya ataupun marah. Dia jadi ragu, dia berjalan mendekati pintu Apartemen, tapi kembali berbalik.

"Kamu gak tanya, Anita itu siapa?" tanya nya.

Gadis tadi menggeleng. "Enggak." jawabnya singkat.

Semakin membuat remaja itu ketar-ketir sendiri, dia memutar-mutar kunci mobilnya kemudian bertanya lagi. "Kita mau kemana, kamu gak tanya?"

"Enggak. Nikmati aja, semoga menyenangkan."

"Eum, iya."

Remaja tadi membuka pintu apartemen, kemudian hendak melangkah keluar. Namun dia masuk kembali lalu bertanya lagi "Kamu gak tanya, disana nanti aku sama siapa aja?" tanya nya.

Keringat dingin sudah melipir di dahinya. "Enggak Ilam." jawabnya kalem.

"Kalau, semisalnya aku dan Anita cuma berdua doang gimana?"

"Ya, gak papa."

"Anita, dia cewek loh." Remaja tadi semakin gencar bertanya.

Ayolah, larang aku. Marahi aku, bilang padaku agar aku jangan dekat-dekat cewek lain.

"Terus kenapa? Kamu kan boleh punya temen cewek. Udah ah sana, ganggu aja sih." gadis tadi melanjutkan aktivitasnya.

"Kamu gak pernah liat Anita lho."

Gadis tadi mendesah kuat, dia mematikan ponselnya lalu menatap nyalang remaja tadi. "Terus kenapa!?" ketusnya kesal.

Ganggu aja sih, pergi ya tinggal pergi tapi nanya-nanya mulu.

Remaja tadi diam, bibirnya melengkung kebawah dengan air mata yang menggenang. "Yauda deh, gajadi pergi." ucapnya pelan seraya masuk ke dalam kembali.

Dia menutup pintu lalu berjalan cepat menuju kamar. "Loh? Kok jadi pergi Ilam?" tanya nya heran.

Brak!

Remaja tadi membanting kuat pintu kamarnya, lalu berteriak.

"KAMU UDA GAK PERDULI LAGI MALA! KAMU GAK CINTA ILAM LAGI! MALA JAHAT! MALA GAK LARANG ILAM! MALA CUEKIN ILAM! MALA UDA GAK PERDULI SAMA ILAM LAGI!!"

Mala mencerna ucapan Ilam, kemudian tersenyum tipis. "Bukannya, kemarin dia yang minta aku supaya berhenti larang-larang dia?" monolognya sendiri.

Kemudian melanjutkan permainannya di ponsel.






















Tbc

Dah pernah buat possesive girl belum sih aku?

My Possesive Girl. [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang