Mala tengah bersantai di Rumah mewahnya yang ada Maldives, dia sejenak ingin menenangkan diri dan tak ingin perduli dengan urusan Ilam.
Mala mematikan ponselnya dan membiarkan semua pekerjaan ditangani Ruta. Betapa tenangnya hidup seperti ini.
Ia meriah gelas berisi jerus segarnya, kemudian meminumnya perlahan. "Nona, therapi anda sebentar lagi akan dimulai." Mala menoleh sekilas, dia mengangguk.
Lagu Happier milik Olivia Rodrigo sangat menyesuaikan dengan kondisi Mala saat ini. Matanya memejam menikmati semilir angin yang menerpanya.
Bayang-bayang manis mulai mendatanginya.
"Mala? Udah aku bilang jangan pergi tanpa persetujuanku!"
"Tapi, aku cuma ke kantin.."
"Apapun itu, harus izin sama aku dulu."
"Okey"
"Uuh, manisnya pacar akuuu."
Masa-masa yang tak akan terulang kembali.
Shee looks kind~
She probably gives you, butterflies~
I hope, you're haaappyy~
But not, like here you were with me~
I'm selfish, i know~
I can't let you go~
So find someone great, but don't find no one better.
I hope you're haaappyy.
I wish you all the best really~
Say you love her baby..
Just not like you loved me
And think of me fondly
When your hands are on her
I hope your happy....but dont be happier..
Tes..tes..
Mala menutup wajahnya dengan sebelah tangan, kenapa lagu ini sangat menyakitkan hatinya. Sial sekali, Mala tak ingin seperti ini.
Dia ingin kembali ke masa dia dan Ilam saling menyayangi tanpa sepihak seperti ini. Sakit sekali, Mala merasa dia bisa mati dengan cepat.
"Hiks..sakit Ilam..sakit sekali..hiks..kamu..jahat..hiks..dulu kamu yang ngejer dan buat aku jatuh cinta..sekarang..hiks..MALAH KAMU YANG HANCURIN HATI AKU ILAM!"
Prang!
Mala menjerit histeris sembari melempar gelas ditangannya, dia meremat rambutnya kuat dan menangis terisak.
Dadanya seakan tersayat habis, kenapa bisa menjadi seburuk ini. Dulu mereka tak seperti ini, dulu mereka sangat harmonis.
Tapi..kenapa..
"KENAPA ILAM!? KENAPA KAMU LAKUIN HAL GILA INI SAMA AKU!! KENAPAA!!!" histerisnya, kakinya lemas.
Mala jatuh terduduk dan menangis terisak. Siapapun, tolong bantu Mala agar keluar dari Zona gila ini, dia gak sanggup sungguh.
"Huaaaaaaaaaaa..hiks..ukh..hiks..huhuuuu kenapaaa Ilam..hiks..KENAPAAAA!!!"
Pelayan tak ada yang berani mendekati Mala, nona muda mereka kembali terpuruk. Seperti kejadian 7 tahun silam..
Kejadian yang merenggut segalanya darinya, kejadian buruk yang membuatnya hilang arah dan kehidupan.
Kematian orang tuanya, kecelakaan Ilam, kehilangan harapan hidup satu-satunya..
Dan semua keburukan yang menjadi awal mula dikehidupannya.
"Huaaaaa..hiks..BUNDAAA BAWA MALA PERGI BUNDAAAAA..hiks..AYAAAHHH MALA MAU IKUT KALIAAAN!!..hiks..HUAAAAAAAAA MALA GAK SANGGUP!!"
Segini sulitnya beban hidupnya, dia hanya punya Ilam sebagai alasan dia semangat menjalankan hidup. Tapi kini alasan itu malah tak mau berada disisinya.
Mala ingin menyerah, tapi dia gak bisa.
Grep.
Ruta datang, dia memeluk Mala dengan erat dan menenangkannya "Nona, jika anda pergi. Lantas bagaimana dengan saya?" lirih Ruta bergetar.
Mala adalah alasan Ruta hidup, jika Mala pergi. Maka Ruta tak tau harus bagaimana lagi, dia menyerah jika Mala juga menyerah.
Mala memeluk Ruta dan menangis terisak didadanya.
Menyakitkan sekali.
MALA—
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possesive Girl. [END]
Roman d'amourDia terlalu mengekangku, aku tak suka. Tapi saat dia mulai memberikanku kebebasan, aku makin tak suka. Dia mulai tak acuh padaku, mulai membiarkanku pergi tanpa dikekangnya lagi. Harusnya aku senang, tapi apa? Hatiku justru meronta ingin dikekang ke...